Kalih : Penghuni Langit

Ada yang tahu nggak nih, kali ini Cassell mau bahas apa?
Langsung aja deh, yuk kita simak artikel hari ini!  ˊ▽ˋ

Siapa sih Penghuni Langit yang dimaksud pada judul di atas? Yap, tidak lain dan tidak bukan adalah Uwais al-Qarni.

Siapa dia? Kenapa dia bisa mendapat sebutan Penghuni Langit? Apakah dia salah satu dari sahabat Nabi?

Uwais al-Qarni adalah seorang pemuda yang hidup pada zaman Nabi, tetapi ia tidak sempat bertemu Nabi di dunia. Nama al-Qarni yang disematkan padanya memiliki arti penghuni langit.

Uwais al-Qarni berasal dari negeri Yaman, dari lahir ia menderita penyakit sopak (penyakit kulit berupa bercak-bercak putih). Namun, walaupun ia cacat, ia tergolong pemuda yang saleh dan sangat berbakti pada ibunya.

Pada suatu ketika, ibunya memiliki permintaan yang sulit dikabulkan oleh Uwais, yaitu permintaan untuk diberangkatkan haji.

Uwais memikirkan banyak cara agar ia bisa memberangkatkan haji ibunya, dan akhirnya ia pun membeli sebuah anak domba, yang akan digunakannya untuk melatih ototnya.

Setiap hari, Uwais menggendong anak domba itu naik-turun bukit. Ia mengabaikan semua ejekan orang-orang yang ada di sekitarnya, yang ada di pikirannya saat itu hanyalah bagaimana ia bisa membawa ibunya untuk berangkat haji.

Hingga bertambahnya hari, anak domba itu semakin membesar, begitu pun tenaga yang dibutuhkan Uwais untuk menggendongnya. Namun karena sudah terbiasa, beban anak domba itu sudah tidak terasa lagi baginya.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah ia pada musim haji, dan ia berkata kepada ibunya bahwa ia siap mengantarkan ibunya ke Mekkah dengan berjalan kaki. Ya berjalan kaki! Bayangkan saja, dari Yaman ke Mekkah berjalan kaki menggendong ibunya, masyaallah.

Sewaktu ia dan ibunya berdoa di Baitullah. Uwais berkata, "Ya Allah, ampuni dosa ibuku." Ibunya pun heran dan bertanya pada Uwais, "Bagaimana dengan dosamu?" Uwais menjawab, "Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari ibu yang akan membawa aku ke surga."

Suatu hari, ia juga berdo'a agar disembuhkan dari penyakit sopaknya, namun ia meminta agar disisakan penyakitnya sebesar satu dirham di tubuhnya supaya ia menjadi orang yang pandai bersyukur.

Ketika Nabi Muhammad SAW masih hidup beliau bersabda, "Nanti akan datang seseorang bernama Uwais bin 'Amir bersama serombongan pasukan dari Yaman. Ia berasal dari Murad kemudian dari Qarn. Ia memiliki penyakit kulit kemudian sembuh darinya kecuali bagian satu dirham. Ia punya seorang ibu dan sangat berbakti padanya. Seandainya ia mau bersumpah pada Allah, maka akan diperkenankan yang ia pinta. Jika engkau mampu, agar ia meminta pada Allah supaya engkau diampuni, mintalah padanya."

Pada saat Umar bin Khattab dan orang-orang meminta untuk dido'akan, ia lebih memilih untuk mengasingkan diri menjauh dari manusia. Uwais berkata, "Saya lebih senang menjadi orang yang miskin." Dia berkata seperti itu, karena ia tidak mau dikenal oleh banyak orang, yang bisa saja membuatnya lupa beribadah pada Allah.

Sebenarnya, Uwais hanyalah orang fakir yang hidupnya serba berkekurangan, ayahnya sudah meninggal, ia hanya tinggal bersama dengan ibunya. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, ia pun berdagang dan menggembala ternak orang lain. Bahkan, ketika ia hidup, hanya sedikit orang saja yang mengenal Uwais al-Qarni.

Akan tetapi, karena baktinya yang begitu besar pada ibunya, ia menjadi seseorang yang sangat terkenal di kalangan penghuni langit.

Uwais sendiri adalah seorang 'tabi'in' bukan seorang 'sahabat' Nabi. Hal ini dikarenakan memang Uwais belum pernah bertemu dengan Rasulullah, meskipun ia hidup di zaman kepemimpinan Rasulullah.

Suatu hari, Uwais berangkat ke Madinah untuk bertemu Nabi, dan ia sudah mendapatkan izin dari ibunya. Namun ia tidak bisa bertemu dengan Nabi dikarenakan beliau sedang berada di medan pertempuran.

Ia bingung, apakah ia akan menunggu kedatangan Nabi? ataukah ia memilih untuk pulang kembali ke rumah? Karena ketika ia berangkat, ibunya berpesan agar ia segera pulang dari Madinah.

Pada akhirnya, ia terpaksa memilih pulang kembali ke Yaman dan hanya menitipkan salamnya kepada Aisyah untuk disampaikan kepada Nabi.

Dari Umar bin Al Khattab, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya tabi'in yang terbaik adalah seorang pria yang bernama Uwais. Ia memiliki seorang ibu dan dulunya berpenyakit kulit. Perintahkanlah padanya untuk meminta ampun untuk kalian." (HR. Muslim no. 2542).

Kisah yang tidak kalah menarik dari seorang Uwais al-Qarni yaitu pada saat ia wafat.

Pada saat Uwais wafat, sangat banyak orang-orang tak dikenal yang datang untuk mengurus jenazahnya. Ketika ia akan dimandikan, banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Ketika ia akan dikafani, banyak orang yang juga sudah menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya, di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai.

Kejadian aneh ketika meninggalnya Uwais itu telah menggemparkan seluruh masyarakat di Kota Yaman. Banyak orang bertanya-tanya, "Siapakah engkau wahai Uwais? Bukankah Uwais yang kita kenal hanyalah seorang fakir, yang tidak memiliki apa-apa? Tetapi, ketika wafatmu, engkau menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia yang tidak kami kenal."

Sebenarnya, mereka adalah malaikat-malaikat yang diutus oleh Allah untuk mengurus jenazah dan pemakaman Uwais al-Qarni.

Sesaat setelah berita meninggalnya Uwais sudah tersebar di mana-mana. Barulah saat itu juga penduduk Yaman mengetahui, siapa sebenarnya Uwais al-Qarni, orang yang tidak terkenal di bumi, namun terkenal di seluruh kalangan penghuni langit.

Itulah sedikit kisah dari seorang Uwais al-Qarni. Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah tersebut, yakni :

1. Uwais adalah orang yang menyembunyikan keadaan dirinya. Rahasia yang ia miliki cukup dirinya dan Allah yang mengetahuinya. Tidak sedikit pun, ia menampakkan kebaikannya agar ia dikenal oleh orang lain.

2. Jangan pernah sekali-kali merendahkan orang lain. Kalian tidak akan pernah tahu, bahwa orang yang kalian rendahkan itu, mungkin saja lebih mulia di mata Allah SWT.

3. Menjadi orang yang tidak terkenal itu lebih utama dan lebih baik di mata Allah.

4. Berbaktilah pada kedua orang tuamu terutama ibu, seperti pada hadist yang menyatakan, "Ibumu, ibumu, ibumu, kemudian ayahmu."

5. Jangan pernah bersifat sombong, "Tidak masuk surga, orang yang dalam hatinya ada kesombongan seberat biji zarrah."

Sekian artikel tentang Penghuni Langit kali ini.

REFERENSI :
●https://islampedia.id
●https://m.detik.com
●https://kisahmuslim.com
●https://rumaysho.com
●https://id.m.wikipedia.org
●https://www.hadits.id
●https://markumi.id
●https://youtu.be/CvxehIeHDJM
●https://youtu.be/VWN_orU1-TQ
●https://youtu.be/gg2QB5Deiyo

💙💙💙

Hallo, bagaimana menurut kalian artikel kali ini? Setelah membaca kisah Uwais di atas kalian iri nggak sih sama sikap Uwais pada ibunya? Kalau Cassell sendiri sih iri banget, Cassell sama ibu aja masih sering ngambek, masih sering nggak mau disuruh ini itu :(

Sekarang, yuk jangan pernah lagi bikin orang tua kita sakit hati, jangan pernah kecewain orang tua kita, dan buat mereka bangga sama kita, Okay?!

Baiklah, terima kasih sudah membaca artikel yang Cassell tulis. Jangan lupa tinggalkan kritik dan saran kalian ya! Sampai jumpa di artikel selanjutnya~

Pauscassiopella_
15 Maret 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top