It is Beautiful : 47

Tubuhku terasa lemah tak bertenaga. Berusaha keras aku membuka mata agar aku bisa cepat sadar. Tapi ada sesuatu yang membuatku sulit untuk bangun, seakan aku telah diberikan sebuah obat yang membuat tubuhku tidak bisa merespon otak dengan baik. Tanganku mulai bergerak dan merasakan kalau kedua tanganku telah diikat dengan tali yang kurasa sangat tebal. Begitu juga dengan kakiku ketika aku berusaha untuk menggerakkan anggota tubuh yang lain.

Aku perlahan bisa membuka mataku. Merespon cahaya dan mulai bisa melihat. Ini tempat yang asing. Dinding putih yang kokoh dan beberapa cahaya dari lilin di ruangan sepi yang kutempati sekarang. Seperti tidak ada orang selain diriku, tapi aku rasa orang yang menculikku akan segera kembali. Aku harus secepatnya melepaskan tali ini dan keluar dari sini.

Kucoba mengeluarkan sihir petirku. Tanganku mulai mengeluarkan arus listrik dan tali yang mengikat tanganku berhasil hangus. Setelah tanganku bebas, aku mengarahkan sihirku kepada tali yang mengikat kedua kakiku. Begitu sudah lepas, aku beranjak dari tempatku diletakkan dan mencari jalan untuk keluar dari sini.

"Ada pintu." Aku berjalan cepat menuju satu-satunya pintu di ruangan yang cukup luas ini. Saat aku mencoba membukanya, ternyata pintunya terkunci. Aku berdecak kesal dan berusaha mencari jalan yang lain.

Sebenarnya aku bisa mendobrak pintu itu dengan kakiku, seperti aku pernah mendobrak pintu kamar Ades sampai pintunya hancur. Tapi jika aku melakukannya, aku rasa orang yang akan menculikku akan tahu kalau aku sedang berusaha ingin kabur dan mencegahku pergi.

Rasa penasaranku muncul, tentang siapa sebenarnya yang menculikku. Aku bingung sekarang sudah hari esok atau masih malam. Ruangan ini tidak memiliki jendela. Hanya ada sebuah pintu, beberapa kursi, meja, dan tirai besar dan lebar yang ada di lantai atas sana.

Tunggu. Lantai atas? Aku baru sadar ruangan ini ada lantai atas. Aku harus mengeceknya segera. Kalau saja ada jendela di sana, aku bisa melompat turun dari jendela. Tapi, tirai besar berwarna merah itu cukup mencurigakan. Aku harus berhati-hati.

Aku berjalan menuju anak tangga. Tapi, baru satu langkah aku mengambil langkah ke tangga, tiba-tiba saja aku dikejutkan dengan seekor kupu-kupu seukuranku terbang dari dalam tirai merah itu. Kupu-kupu itu berwarna ungu yang didominasi dengan warna hitam. Dia terbang mengelilingi atas atap ruangan, lalu melesat terbang ke arahku.

Hei, aku baru sadar itu bukanlah kupu-kupu biasa, melainkan sebuah sihir dari seseorang. Orang yang menculikku ada di sini. Dia sengaja menungguku sadar. Sial, seharusnya aku dobrak saja tadi pintunya.

"Kya!! Kupu-kupu aneh! Apa yang kau lakukan!" teriakku ketika kupu-kupu itu mendekat terbang dan menyodokku dengan sayapnya dan tidak tahunya aku sudah ada di atasnya membawaku terbang.

Kupu-kupu raksasa itu berhenti berkeliling dan tetap terbang. Dia berhenti tepat tak jauh dari depan tirai merah misterius itu. Sebenarnya, ada apa di balik tirai itu?

Mataku tertuju ke arah tirai merah yang mulai terbuka otomatis. Pasti sihir yang melakukannya. Ternyata disitu bukan hanya tirai saja. Ada sebuah panggung yang menghadap ke lantai bawah. Aku melihat sesuatu di panggung itu. Seorang pria berjas berwarna putih dengan surai hitam yang alami. Dirinya dikelilingi oleh banyak ekor kupu-kupu berukuran biasa. Ah, ternyata ini orang yang menculikku.

"Hai, wanita cantik. Selamat malam dan selamat datang di acara yang aku persembahkan. Duduklah di sana dengan santai dan nikmati saja sulap spektakuler yang aku peragakan hanya untukmu. Sambil minum teh juga tidak apa-apa," ucap pria bermata ungu pekat itu kepadaku. Aku menatapnya datar. Apa dia sedang bercanda denganku?

"Kau tidak menyajikan teh. Siapa kau? Kenapa kau menculikku?" tanyaku kepada pria asing aneh itu. "Kau harus membawaku pulang. Atau tidak, kau akan habis di tanganku."

Pria itu menyeringai. Senyumannya mengerikan seperti hantu. Tapi tidak menakutkan. Hanya saja aku bingung sihir apa yang dia kuasai. Aku harus tetap berhati-hati padanya, karena bisa saja dia menyerang secara mendadak. Bahkan aku juga waspada dengan kupu-kupu yang masih membawaku sekarang.

"Wanita yang menarik. Aku tak pernah bertemu dengan wanita berani sepertimu sebelumnya. Tenang saja aku tidak akan menyakitimu. Sekarang, aku ingin kau menonton sulapku sampai habis dan setelah sulapku selesai, kau boleh berkomentar tentang sulapku," ucapnya menyuruhku menonton atraksinya.

Aku bingung dan berusaha mencari maksud dari suruhannya. Tapi tidak ada sesuatu yang menyangkut di pikiranku. Ini seperti teka-teki. Jika aku bertanya padanya, kemungkinan dia akan tetap merahasiakannya sampai sulapnya selesai.

Ah! Tiba-tiba saja aku teringat akan ucapan Kanta mengenai penculikan seorang wanita dan tidak pernah kembali meski sudah dicari. Apa orang ini penculiknya?

"... Baiklah," balasku pada akhirnya dan memilih duduk di atas kupu-kupunya. Aku melipat tanganku di depan dada. Sambil itu, aku akan berpikir cara aku bisa keluar dari sini.

Pria itu tampak tersenyum berseri-seri. Dia membungkuk hormat kepadaku yang menontonnya, seperti layaknya memberi hormat kepada banyak penonton. Sepertinya atraksi sulap dari orang menjengkelkan ini akan segera dimulai.

Dia memperlihatkan tangannya yang kosong. Setelah itu dia menutup tangannya dengan kepalan kemudian membukanya kembali ke atas. Beberapa ekor kupu-kupu berwarna ungu keluar dari tangannya sebagai sulap pertamanya. Begitu juga dengan tangan yang satunya. Kemudian dia menggerakkan jemarinya untuk mengeluarkan sulap berikutnya. Dia membungkuk dan perlahan muncul sebuah sayap kupu-kupu ungu dari punggungnya. Pria itu terbang dengan sayap yang dia keluarkan. Mengelilingi ruangan yang membuatku pusing melihatnya.

"Hei, apa kau tidak pusing terbang berkeliling begitu?" tanyaku mulai kesal karena dia tidak berhenti terbang.

Pria itu melihat ke arahku dan terbang mendekatiku. Dia menarik tanganku hingga kakiku tidak berada di atas kupu-kupu raksasa itu lagi. Aku melihat ke arah bawah dan melihat lantai yang jauh dari tempatku. Sontak perasaan takutku membuat diriku memejamkan mataku kuat. Sebenarnya aku takut ketinggian. Kupu-kupu raksasa tadi sudah dihilangkan olehnya.

"A-apa yang kau lakukan?? Kau akan menjatuhkanku dari sini, hah??" pekikku panik tanpa membuka mataku sama sekali. Aku tak berani membuka mata kecuali aku sudah ada di dasar lantai. "Turunkan aku!"

Pria itu masih memegang tanganku. Dia tertawa kecil. "Jangan takut. Selagi aku memegangmu, kau akan tetap seimbang terbang denganku dan tidak akan bisa jatuh," ujarnya memberitahu. Dia menarikku dan sepertinya membawaku terbang ke bawah dasar.

Merasakan kakiku perlahan kembali menyentuh permukaan lantai, aku membuka mataku dan melihat pria itu berdiri di depanku dengan tangan yang masih memegang tanganku. Sayap kupu-kupu itu masih ada di punggungnya. Pria ini kelihatannya identik dengan warna ungu.

"Apa pendapatmu tentang sulapku tadi, penonton spesialku?" tanyanya.

"Oh. Bagus," jawabku datar.

"Terima kasih. Acara sulapku sebenarnya belum selesai. Tapi karena sudah lewat tengah malam, aku rasa kau harus tidur untuk istirahat. Matamu bisa berkantung kalau kau ingin terus menontonku sampai pagi," ucap pria itu dengan senyuman yang lembut, tidak menyeringai seperti sebelumnya. Apa pria ini punya kepribadian ganda?

"Oh, berarti aku boleh pulang?" tanyaku. Aku risih dengan tanganku yang masih dipegang olehnya. "Bisakah kau lepaskan tanganku sekarang?"

"Sekarang ini rumahmu. Jadi, kau sudah pulang," jawab pria itu dengan aura bunga-bunga bermekaran. Oh tidak, pria ini tidak mengizinkanku pergi dari tempatnya. "Mulai sekarang, kau akan menjadi penontonku selamanya dan menghabiskan waktu selamanya dengan menonton sulap-sulapku."

Aku ingin membalas ucapannya tidak terima tinggal di sini dan menjadi penonton seumur hidup untuk acara sulap membosankannya. Tapi aku rasa ada yang tidak beres dengannya. Biasanya seseorang yang dia culik dengan cepat akan dibunuh atau dijual kepada orang lain. Ini kasus penculikan yang aneh. Bahkan aku yang di sini sebagai korban dari penculikan merasa bingung dengan yang dia lakukan sekarang. Apa mungkin ini bagian dari permainannya sebelum dia ingin membunuhku? Itu bisa saja.

Sepertinya aku harus mencari tahu apa alasan dirinya menculik gadis-gadis di kota ini. Aku yakin dia melakukan itu bukan hanya untuk atraksi sulapnya dilihat orang lain. Pasti ada alasan yang lebih masuk akal. Aku belum melihat gadis lain yang pernah dia culik. Pasti ada di suatu tempat. Sambil mencari tahu alasan jelasnya, aku akan mencari korban yang lain dan membebaskan mereka.

"Hmm ... apa aku akan dibayar?" tanyaku lagi kepadanya.

"Tentu saja," jawabnya yang seketika membuat mataku berbinar. "Bayarannya adalah makan, mandi, dan tidur."

Langsung saja ekspresiku berubah datar untuk terakhir kalinya. Ini mengerikan. Bisa-bisa aku jadi gila hanya karena merasa selalu emosi bicara dengannya. Rasanya ingin sekali aku menebasnya dengan pedang petirku. Hanya saja untuk sekarang aku harus sabar menghadapi manusia maniak kupu-kupu menyebalkan ini. Aku menghela napas.

"Aku lapar. Aku belum makan malam. Apa kau punya makanan yang bisa dimakan?" Aku tidak bisa tidur jika keadaan perutku kosong.

Pria itu tersenyum ceria. "Mari ikut aku menuju ruang makanku," ajaknya. Dia menghilangkan sayap kupu-kupu pada punggungnya dan dirinya pun kembali berdiri memijak lantai hitam ruangannya.

Untuk sekarang, aku akan mengikuti semua perkataannya dulu. Begitu nanti aku sudah tahu alasannya menjadi seorang penculik, aku akan mencoba membuatnya beralih menuruti perkataanku dan keluar dari sini.

Aku teringat teman-temanku di penginapan. Juga Gabriel dan Kanta yang pasti sangat panik dengan hilangnya diriku. Padahal sebelumnya kami masih berjalan bersama saat di pasar malam. Ini semua gara-gara aku ingin membeli es krim. Jika saja aku tidak ceroboh dan mendengarkan Kanta untuk tidak ikut keluar bersama mereka berdua, aku tidak akan diculik seperti ini.

Ah, menyesal tidak akan membuat perubahan. Aku sekarang diculik dan sedang bersama sang penculik tak dikenal. Dia berjalan membelakangiku untuk mengantarkanku ke ruang makan. Aku tutup mulut saja dan berjalan mengikutinya.

Aku yang membuat masalah, jadi akulah yang harus menyelesaikannya dan pulang dengan selamat. Ini tidak sulit. Anggap saja ini bonus misi pengalaman sebagai detektif dadakan.

Teman-teman, tunggu aku.

To be continue ⚡

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top