BAB 29
Yok bisa yok 300 votes dulu.
Vote sebelum baca, yaaa.
....................
BAGIAN 29
"Anda harus minum obat, Nyonya."
Ibu Madiya Virani langsung melemparkan gelas berisi air putih yang diberikan oleh asisten beliau. Lalu, dibuang botol-botol kaca obat hingga pecah di lantai.
Tak cukup mengamuk dengan cara seperti itu, Ibu Madiya Virani juga menarik tiga buah guci pajangan di sekitar beliau.
Semua hancur berkeping-keping tentunya.
"Apa yang kamu lakukan, Madiya?"
Kekacauan dilakukan oleh wanita paruh baya itu, langsung mendapatkan perhatian dari sang suami, Bragas Dewantara.
Bukannya mencoba untuk mengendalikan kemarahan, sang nyonya utama keluarga Syalendra itu malah berteriak-teriak keras dengan segenap kebencian membakar.
Benar, pada sosok Sarasa Dermawan, yang menjadi alasan utama kemarahannya.
Hati Madiya Virani amat panas, hingga ke otaknya menjalar dan membuatnya ingin meledakkan semua emosi dalam dirinya.
Jika perlu, akan dihancurkan semua benda di sekelilingnya. Memukul siapa pun juga berada di sekitarnya, tak pandang bulu.
Walau sebenarnya sangat ingin membunuh si pelacur murahan, jika wanita itu berada di sekitarnya saat ini. Ia tentu akan merasa begitu puas jika bisa melakukannya.
Sumber
Harusnya diperintahkan preman itu untuk sekalian saja menghilangkan nyawa Sarasa Dermawan, agar benar-benar lenyap.
Dengan begitu, masalah ini akan selesai tanpa terus membuatnya merasa stres.
Karena terlalu berhati-hati menyingkirkan jalang itu agar tak ketahuan publik, justru ia harus menanggung kembali kekalahan.
Tidak!
Bukanlah pelacur itu yang akan menang dalam peperangan harga diri ini.
Seorang anak koruptor tidak akan pernah bisa menjadi anggota keluarga Syalendra, apalagi menyandang status menantunya.
"Jalangggg!"
Setelah berteriak kembali, Madiya Virani merusak lagi barang-barang di sekitarnya.
Semua berserakan dan pecah ke lantai.
"Madiyaaaa!"
Full versi part ini, bisa dibeli di karyakarsa.
Link ada di bio.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top