BAB 27

Yok bisa yok 300 votes dulu.

.......................................................

BAGIAN 27

"Kondisi aman, Pak. Anda bisa ke sana."

Adhyaksa mengangguk kecil dalam beri respons atas hasil laporan Raga Surya.

Lantas, dilangkahkan kakinya tanpa ragu menuju pintu keluar dari tangga darurat rumah sakit. Mulai disusuri lorong.

Koridor yang dilalui cukup panjang untuk dapat mencapai tempat dituju, kamar inap dimana Sarasa Dermawan berada.

Setiap pergerakan dilakukan, matanya pun mengantisipasi. Tetap bersikap waspada.

Tidak boleh ada satu pun orang yang tahu atau pun mengenali siapa dirinya.

Situasi sekarang sedang kurang bagus, tak akan menguntungkan diri dan posisinya jika ketahuan datang kemari diam-diam.

Jaket besarnya menutup hingga leher. Lalu topi, masker, dan kacamata yang dipakai dapat menyamarkan identitasnya.

Dan semoga tak ada yang mengenali.

Langkah kaki pun semakin dipercepatnya saat tinggal semeter dengan tempat tujuan.

Dalam hitungan detik, dapat dicapai pintu ruangan inap VIP Sarasa Dermawan yang telah dijaga dua pengawal sewaannya.

Mereka kompak memberi hormat.

"Selamat malam, Pak Adhyaksa."

Hanya lewat dehaman pelan ditunjukkan balasan, tidak mengeluarkan sepatah kata pun untuk menanyakan apa-apa.

Jika ada informasi penting yang harus ia ketahui, mereka pasti akan mengatakan.

Lantad, salah satu ajudan bayarannya itu memberi akses guna masuk ke ruangan.

Tentu langsung dilangkahkan kakinya ke dalam, dengan mata yang siaga. Siapa tahu ia akan berjumpa seseorang nanti.

Sudah diberitahukan pada sang sekretaris untuk mengosongkan kamar inap Sarasa Dermawan, yang artinya siapa pun tengah menemani sang istri, akan disuruh pergi, selama dirinya mengunjungi wanita itu.

Kenneth Smith lah orangnya.

Atas bantuan dari sang politisi membantu Sarasa dalam kasus penusukan, Adhyaksa sangat berterima kasih dan merasa banyak berhutang budi. Akan dibalasnya kelak. Ia tak pernah lupa kebaikan siapa pun.

Namun, ia tetap tidak akan suka melihat Kenneth Smith berada dalam satu tempat yang sama dengan sang istri.

Hanyalah akan menciptakan kecemburuan membara di dalam dada. Dan ia tak ingin tambah mengacaukan keadaan.

Tujuannya datang ke rumah sakit bukanlah membuat masalah baru di antara mereka, namun karena ingin melihat istrinya.

Memastikan langsung kondisi wanita itu.

"Sarasa ...,"

Dilihat dengan cukup jelas sosok Sarasa berbaring di atas kasur. Lampu di sebelah ranjang hidup, hingga bisa disaksikan jelas kondisi tak berdaya wanita itu.

Perasaan bergolak kembali.

Full versi part ini, bisa dibeli di karyakarsa.

Link ada di bio.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top