BAB 22

Yok bisa yok 200 votes dulu.

.......................

BAGIAN 22

Selama berjalan menuju ke ruangan kerja sang ketua umum, Sarasa selalu melihat sekitar, terutama pada beberapa staf yang melintas di koridor secara bersamaan.

Harus mengantisipasi pandangan aneh dari mereka menyaksikan dirinya digandeng oleh Adhyaksa Syalendra. Tak mau saja menimbulkan masalah tambahan.

Situasi akan semakin sulit dikendalikan.

Berita kehamilannya yang telah menyebar ke seluruh lapisan pegawai saja belum bisa untuk diatasi. Jadi, lebih baik tak ciptakan prakara yang lebih rumit dari ini.

Namun, realita tangannya digenggam erat oleh sang ketua umum, sudah pasti dapat mengembangkan spekulasi yang aneh.

Apalagi, seorang Adhyaksa Syalendra tak pernah bersikap seperti ini sebelumnya pada staf wanita di kantor sekretariat.

Sudah pasti akan timbul tanda tanya besar.

Setelah skandalnya serta Kenneth Smith beredar luas di lingkungan kantor, tentu saja dengan tindakan sang suami rahasia ini, akan menambah gosip tentangnya.

Sarasa tak suka jadi pusat omongan para staf. Ia pasti akan lebih banyak diberitakan dengan konotasi-konotasi yang negatif.

Belum lagi, status sebagai anak koruptor kelas kakap masih melekat keras padanya.

Jika tambah masalah lagi, citranya tambah jelek dan mudah mereka permainan.

Sarasa benci harga dirinya direndahkan. Ia dipandang manusia hina yang penuh akan dosa dan juga begitu problematik.

Padahal, mereka yang suka membicarakan dirinya, tidak lebih baik. Punya aib yang juga busuk, hanya saja bisa ditutupi.

Mereka tak lebih dari sampah. Jadi, tidak pantas menggosipkan orang lain.

Namun begitulah lingkungan sosial yang beracun, cenderung lupa diri. Lebih fokus mengurusi manusia lain yang dibenci.

"Duduk."

Full versi part ini, bisa dibeli di karyakarsa.

Link ada di bio.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top