BAB 18

Hayok vote sebelum baca yoook.

Bisa yok 200 votes dulu buat part selanjutnya.

.................................

Part 18

"Cukup enak," gumam Sarasa memberi penilaian pada nasi goreng buatannya.

Pas di lidah. Untung tidak asin.

Sarasa sejak awal malah tak yakin jika ia akan menghasilkan makanan cukup lezat karena lupa cara membuat nasi goreng.

Sudah tiga bulan terakhir pula tak pernah memasak. Ia setiap hari selalu memesan di katering atau memilih pergi ke resto.

Tak mau repot-repot berkutat lama-lama di dapur dalam meracik makanan sendiri.

Namun karena pagi ini ada penghuni lain di apartemennya, maka ia mencoba untuk menyajikan sarapan dengan tangannya.

Salah satu cara memikat hati seorang pria, bukankah lewat masakan? Ia tentu merasa tertantang membuktikan trik ini.

Merayu kaum adam di ranjang saja tidak cukup, harus disertai dengan pemberian perhatian dengan cara seperti ini.

Cklek.

Saat mendengar suara pintu dibuka, Sarasa pun bergegas meninggalkan dapur.

Tentu akan menyambut tamu pentingnya, dan ternyata sudah bangun lebih awal dari perkiraan yang dibuatnya sendiri.

Untung sarapan telah siap. Jadi, ia dapat menawarkan makanan ke sang suami.

"Selamat pagi, Pak Adhyaksa." Sarasa pun menyapa sebagaimana sering dilakukan.

Nadanya sarat akan hormat.

Badan pun sedikit dibungkukkan. Sikap santun yang wajib ditunjukkan ke atasan.

Sedangkan, Adhyaksa Syalendra berjalan mendekat ke arahnya, tanpa mengeluarkan sepatab kata pun sebagai balasan.

Mata mereka saling bersitatap, saat dirinya telah menegakkan kembali kepala. Atensi langsung tertuju ke netra suaminya.

Tak berselang lama, setelah sosok pria itu berdiri di hadapannya, ia menerima sebuah pelukan yang erat dan terkesan posesif.

Walau masih belum percaya dengan apa yang dilakukan Adhyaksa Syalendra, ia tak memberontak. Justru balik mendekap.

Oh tentu tujuannya masih sama. Jika ada kesempatan untuk semakin memikat hati suami rahasianya, maka akan dilakukan.

Kian cepat pria itu bertekuk lutut dan juga memercayai dirinya secara penuh, maka ia akan tambah cepat mencapai tujuan.

"Apa tidur Bapak nyenyak?" Sarasa pun memulai sesi percakapan dengan bertanya.

"Maaf jika kasur saya tidak sebagus atau semahal ranjang di mansion Bapak."

Full versi part ini, bisa dibeli di karyakarsa.

Link ada di bio.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top