BAB 17
Yok sudah up nih.
Bisa nggak yah tembus 200 votes. Yok vote sebelum baca.
.......................................
PART 17
"Apa saya tidak boleh masuk?"
Pertanyaan Adhyaksa Syalendra tentu saja terdengar oleh kedua telinga Sarasa.
Segera berusaha dihilangkannya rasa kejut karena kehadiran sang suami di apartemen secara tiba-tiba, tanpa pemberitahuan.
Sungguh masih tidak disangka Adhyaksa akan menemuinya, larut malam pula.
Ada apa gerangan? Apakah ada masalah penting yang harus mereka selesaikan?
Namun, rasanya beberapa hari belakangan, ia belum menciptakan tindakan provokasi apa pun pada suami rahasianya itu.
Bahkan, bertemu pun tidak di sekretariat.
"Saya ingin masuk."
Ketegangan ekspresi Adhyaksa, lalu juga tatapan yang tajam padanya, tentu saja ia dapat jadikan indikasi jika pria itu tengah marah. Dan apa yang menyebabkan?
Sarasa ingin memperoleh jawaban yang pasti. Tentu, ia harus menanyakannya pada Adhyaksa Syalendra secara langsung.
"Kenapa Bapak kemari?"
Cukup lewat tiga patah kata saja, namun penekanan yang kuat dan nada dingin, bisa dijadikan acuan ia tidak menerima dengan terbuka kunjungan suami rahasianya.
"Apa saya tidak boleh datang?"
"Siapa yang akan kamu izinkan datang ke sini? Hanya Kenneth Smith, Sarasa?"
Sanistya berdecak sinis.
"Saya heran Bapak kemari larut malam?"
"Bapak terlalu cemburu dengan Pak Ken? Sampai-sampai Bapak rela datang?"
Adhyaksa Syalendra tampak lebih marah, terdengar dari intonasi suara meninggi.
Lalu, pria itu memegangi kedua bahunya.
Mendorong dalam gerakan cepat, namun tak kasar, sehingga posisinya menjauh dari pintu apartemen dengan refleks.
Tenaganya kalah jauh dari sang suami.
Dan tak terasa, ia pun lantas tersudut ke dinding dan dikukung oleh pria itu dengan kedua tangan kokoh. Ruang gerak sempit.
"Apa yang Bapak mau, hah?" Sarasa yang geram, ikut mengencangkan volume suara.
Full versi part ini, bisa dibeli di karyakarsa.
Link ada di bio.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top