9

Pagi ini Hera sudah berada di ruangannya. Ia terdiam dan duduk menatap tak fokus ke hadapan dinding yang berada di depannya. Masih memikirkan tentang bagaimana Yuji menolak untuk memperpanjang kontrak dan tentu saja itu menimbulkan kecurigaan untuknya. Hera bertekad untuk membuat pria itu mau menandatangani kontrak kembali memperpanjang masa pernikahan mereka.

Hera bukan wanita yang akan tinggal diam jika ia tak mendapatkan keinginannya. Ia akan melakukan banyak cara untuk mengikat Yuji dan mendapatkan waktu lebih lama bisa bersama dengan Yuji. Karena dulu saat mendapatkan Yuji juga bukan hal perkara mudah.

Pernikahan Hera dan Yuji sendiri sudah berlangsung lebih dari 5 tahun. Hanya saja saat itu, memang Hera memiliki kekasih yang tak direstui oleh kedua orang tuanya. Lalu ia bertemu dengan Yuji, kebetulan pria itu tengah menghadapi masalah yang cukup berat dalam hidupnya. Kemudian Hera membantu Yuji dengan syarat agar pria itu mau menikahinya. Kemudian Hera masih tetap bisa berhubungan dengan kekasihnya saat itu. Pernikahan keduanya memang hanya tameng yang dilakukan agar tetap bisa menjadi hubungan dengan kekasih Hera.

Lalu kemudian hal yang tak diinginkan terjadi. Kekasih Hera yang tak lain adalah saudara kembar dari Yuji itu meninggal dunia karena overdosis. Dan kini Yuji yang harus terkena sial akibat dari kelakuan Kakak kembarnya, Yudha. Dulu Yu ji dan Yudha memang terpisah karena kedua orang tua mereka yang bercerai.

Hera kemudian mengambil ponsel miliknya dan menghubungi seseorang. Tak lama sampai panggilan itu diterima. "Halo, Rolan. Saya mau minta tolong ke kamu, tolong kamu cari tahu waktu Pak Yuji ke Indonesia dia ke mana saja, siapa aja yang ditemuinya dan tolong kirim semua data ke saya."

"Baik bu saya akan segera cari tahu apa yang Ibu minta."

"Pastikan kamu nggak ketahuan sama intan dan Angga. Kamu tahu kan kalau dia itu orang kepercayaannya Pak Yuji?"

'Baik bu saya akan melaksanakan semua sesuai dengan perintah ibu."

Roland adalah salah satu orang yang sering dimintai oleh Hera mencari tahu mengenai Apa yang dilakukan Yuji di Indonesia. Jelas saja bukan hal yang sulit untuk wanita seperti Hera membayar sejumlah uang untuk orang memata-matai suami kontraknya itu.

'Oke kalau gitu aku akan tunggu datanya, tolong jangan terlalu lama."

"Baik bu, saya akan melakukan dengan secepatnya."

Hera kemudian mematikan panggilannya, lalu segera bangkit berdiri untuk berjalan menuju kantor Yuji yang berada satu gedung dengan kantor miliknya. Heran naik menuju lantai 14. Sepanjang jalan banyak karyawan yang menyapa.

Hera dan juga Yuji adalah idaman bagi semua karyawan. Mereka merasa kalau keduanya benar-benar pasangan yang cocok. Bukan hanya cantik dan tampan, tetapi juga memiliki kepintaran dan kekayaan yang cukup besar. Tentu saja hal itu menobatkan keduanya sebagai pasangan tersukses.

Ya begitulah, yang bisa orang lain lihat tanpa mengetahui Sebenarnya apa yang terjadi di dalam keluarga mereka. Apalagi setiap mereka bersama selalu terlihat bahagia. Sesuai dengan perjanjian di dalam salah satu pasal di dalam kontrak, bahwa Yuji harus memperlihatkan sisi romantis dan perhatiannya saat mereka berada di luar dan ketika mereka bertemu dengan orang banyak. Itu adalah hal yang Yuji lakukan bukan berdasarkan perasaan, tetapi karena ia mematuhi poin dalam kontrak yang sudah ia tanda tangani.

Hera kemudian masuk ke dalam ruangan Yuji tanpa mengetuk pintu. Melihat suaminya itu baru saja mematikan ponsel dan berniat kembali untuk meneguk minuman yang ia pesan.

Hera berjalan mendekat kemudian duduk di kursi yang berhadapan dengan Yuji. "Tumben kamu nggak makan di kantin?"

"Jadi kamu mulai ingin ngatur makan siang saya juga?" Tanya Yuji dan kini tiba-tiba saja ia kehilangan selera makannya.

"Aku kan cuman tanya. Kenapa mendadak kamu jadi sensi banget sih?"

Yuji menatap ke arah Hera pria itu tahu kalau kedatangan Hera ke sini tentu dengan alasan khusus. Karena tak mungkin wanita itu datang ke sini tanpa tujuan.

"Mau ngomong apa kamu, sampai datang ke sini?" Yuji bertanya to the point, Ia tak ingin berbasa-basi.

Hera menggelengkan kepalanya, lalu melipat tangan di depan dada dan bersandar pada kursinya. "Kamu ketus banget sih, emangnya aku nggak boleh datang ke sini? Kalau tanpa alasan?"

"Masalahnya setiap kamu datang ke sini selalu punya alasan khusus. Jadi  hal yang enggak mungkin aja, kalau kamu datang ke sini tanpa alasan dan tiba-tiba aja duduk depan aku."

"Gimana proyek pabrik kamu itu, udah mau selesai?" Hera bertanya dengan tiba-tiba. Tersenyum di sudut bibirnya, licik.

Sejujurnya Yuji terkejut karena memang orang yang ia percayai untuk menangani perusahaannya di Indonesia tak mungkin memberitahu itu pada Hera.

"Kamu tahu dari mana?"

"Ya aku tahu lah. Aku tahu kamu mau bikin perusahaan makanan di Indonesia pakai uang--"

"Saya biuat itu semua pakai uang saya pribadi ya. Uang bayaran dari kamu selama ini, yang buat sata berpura-pura jadi suami kamu dan juga bayaran saya sebagai CEO perusahaan ini." Yuji memotong ucapan Hera. Ia tak ingin dikira melakukan korupsi dalam pembangunan perusahaannya itu.

Hera tersenyum di sudut bibirnya, Yuji terlihat merasa bersalah meskipun itu bukan kesalahan yang ia lakukan. "Kenapa sih kamu malah terlihat seperti berdosa gitu? Santai aja sih. Kamu akan aman kalau kamu bisa ngikutin kemauan aku."

Yuji menggerakkan kepalanya kesal, karena Hera terus saja mengancamnya seperti ini. "Kamu tahu dari mana tentang perusahaan itu?" Yuji bertanya lagi, karena ia yakin sekali dalam timnya tak ada penghianat

Lagi-lagi Hera hanya tertawa mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir si pucat.  "Apa sih yang nggak bisa aku cari tahu? Semua bisa aku cari tahu dengan mudah." Kata-kata Hera ini jelas bukan hanya sebuah perkataan biasa. Ada sebuah ancaman di sana agar Yuji tak bersikap macam-macam padanya.

Sementara kini Yuji menjadi takut. Dalam hal kekuasaan dan uang memang Hera di atas nya. Yang ia takutkan adalah heran mengganggu keberadaan Resha. Bisa saja istrinya itu dijadikan cara bagi Hera untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Kamu mau apa lagi sih? Selama ini kita udah perpanjangan kontrak dan kamu mau perpanjang lagi?" Yuji bertanya. Dirinya benar-benar frustrasi menghadapi Hera.

"Aku akan melakukan apapun demi kebahagiaan raja. Bagaimanapun dia itu keponakan kamu masa kamu nggak bisa mikirin perasaan dia sedikit aja sih?" Hera bertanya.

Yuji benar-benar kesal dengan kelakuan Hera. Dan Jujur saja ia menyesal karena telah masuk ke dalam masalah yang dibuat oleh saudara kembarnya dan kini membuatnya menjadi seperti ini.

"Apalagi sih? Saya  juga mau punya kehidupan. Saya benar-benar ingin bahagia sama keputusan dan pilihan saya sendiri." Yuji menekankan.

"Silahkan kamu berhubungan sama perempuan itu. Tapi kamu harus tetap stay sama Raja, lagipula sebentar lagi kita juga akan pindah ke Indonesia. Kamu bisa ketemu dia sebulan sekali." Hera berkata.

Sementara bagi Yuji sebulan sekali itu sangat kurang. Ia ingin waktu yang lebih lama bersama Res. Yuji ingin benar-benar menghabiskan waktu bersama dengan istrinya yang ia cintai itu. Yuji ingin menjalani kehidupan yang normal bersama Res. Dan kali ini Hera benar-benar membuatnya gila Jangan semua permintaan dan keinginannya yang benar-benar egois.

"Sebulan sekali?"

"Sebulan sekali kamu masih ngerasa itu kurang? Daripada kamu nggak bisa ketemu sama dia selamanya?"

"Hera!" teriak Yuji kesal.

Hera bangkit lalu menggebrak meja. "Ingat apa pun yang aku lakukan, semua demi Raja. Aku nggak akan biarin anak aku nangis karena nyariin kamu lagi. jadi ingat, tetap stay di sini sampai aku bolehin kamu pergi. Catat itu Yuji!" Hera mengancam kemudian ia berjalan dengan cepat ke luar dari ruangan itu.

Impian Yuji untuk tetap bersama dengan Res nampaknya akan sedikit tertunda. Apalagi dengan kemauan Hera yang seperti itu. Karena tentu akan sulit untuk membuat Raja bisa mengerti jika ditinggalkan terlalu lama. Yuji berpikir kalau impiannya untuk bisa bersama dengan Resha akan terkabul sebentar lagi. Tapi kenyataannya, ia belum bisa mewujudkan keinginannya.

Setelah pembicaraan tadi membuat Yuji benar-benar jadi pusing sendiri. Tentu saja karena ia harus memikirkan tentang sang istri yang kini berada jauh darinya. Yuji takut kalau Hera mungkin saja melakukan hal yang buruk kepada Res.

Hal yang pertama ia lakukan adalah menghubungi Intan dan Angga. Yuji segera menghubungi Intan tak lama sampai panggilan itu diterima

"Ya pak?"

"Selama ini ibu Hera hubungin kamu?" Yuji bertanya kepada kaki tangannya itu.

"Enggak pak," jawab intan singkat.

"Apa dia Coba hubungin Angga?"

"Nggak juga pak. Memang ada apa pak?"

"Mulai saat ini tolong kamu benar-benar hati-hati. Jangan bicarakan apapun selain dengan Angga. Apapun, semua yang ditanyakan orang mengenai saya tolong jangan kamu jawab. Apalagi kalau dia sampai minta alamat atau cari tahu tentang Res. Ngerti?"

"Siap mengerti pak."

"Kalau sampai dengan waktu 1 bulan saya nggak balik ke Indonesia, tolong kamu lihat gimana keadaan istri saya. Karena saya akan minta dia untuk ke  kota, setelah saya minta. Pastikan gak ada orang yang tahu selain kamu dan Angga saya minta tolong sekali."

"Saya akan benar-benar berhati-hati Pak." Intan berjanji kepada Yuji.

"Oke kalau gitu Saya matikan panggilannya."

Yuji dibuat benar-benar berpikir keras dengan kelakuan Hera tadi. Kali ini dirinya harus benar-benar berhati-hati melakukan apapun. Hera benar-benar di luar nalar Jika ia menginginkan sesuatu. Dan itu memang seringkali membuat Yuji sakit kepala.

Yang ingin ia lakukan hanyalah meyakinkan diri kalau Res baik-baik saja. Berarti harus ada rencana yang dirubah jika kontrak pernikahannya ditambah.

Termasuk kemungkinan akan memboyong Resha ke Singapura atau Malaysia. Di Malaysia ada kantor yang lain, dan Yuji juga sering kali ke sana untuk sekedar melakukan pengecekan. Dan tentu saja ia bisa menjadikan itu alasan untuk bertemu dengan Res lebih banyak.

Setelah pulang kerja Yuji melakukan kegiatan seperti biasa ia menemani Raja untuk belajar dan mengerjakan tugas sekolahnya. Tugasnya cenderung mudah karena memang usia raja yang masih dini.

"Ini bagus papi?" Raja bertanya seraya menunjukkan gambar yang ia warnai.

"Wah dinosaurusnya bagus banget warna biru. Good job boy!" Yuji memuji seraya mengacak rambut anak itu.

"Papi apa akan pergi jauh lagi? Mau pergi jauh Raja boleh ikut?" Raja bertanya kemudian berjalan dan duduk di pangkuan Yuji.

Pria itu membelai rambut putra tirinya. "Papi kan urusan kerjaan sayang. Jadi nggak boleh ada anak kecil yang ikut. Kalau papi pergi Raja ngerti ya? Papi kan pergi untuk kerjaan dan cari uang oke?" Yuji mencoba memberikan pemahaman kepada raja agar ia bisa pergi tanpa harus diganggu oleh Hera.

Anak laki-laki itu pendiam terlihat enggan memikirkan Jika ia harus ditinggalkan ayahnya lagi. "Memangnya Raja nggak boleh ikut sama papi?"

"Iya, karena Papi kan sibuk sama kerjaan. Raja kan sudah besar nanti kalau misalnya pulang, Papi akan ajak aja jalan-jalan." Yuji masih berkata hal-hal lain untuk membujuk anak itu agar bisa ditinggal pergi.

Raja Sebenarnya bukan tak mengerti biasanya anak itu mudah sekali untuk dibujuk. Tapi kali ini anak itu enggan untuk ditinggal, Raja masih takut ditinggalkan oleh Yuji terlalu lama yang menyebabkan ia rindu sekali. Apalagi kemarin Yuji meninggalkan Raja tanpa berpamitan tentu saja hal itu membuat Raja jadi sakit tiba-tiba karena terlalu rindu kepada sang Papi.

"Kalau gitu, Raja Mau Papi tinggal asal, papi nanti ajak aku jalan-jalan ya? Raja bertanya seraya menatap ke arah Yuji lalu menunjukkan kelingkingnya.

Yuji mengaitkan kelingkingnya ke kelingking kecil putra dirinya itu. Sebagai janji kalau iya akan mengajak Raja berjalan-jalan saat pulang nanti.

"Jadi nanti kalau Papi pergi kamu nggak boleh cari-cari sampai sakit ya?" Yuji bertanya lagi mencoba meyakinkan kalau Raja akan baik-baik saja saat ia tinggal nanti.

Anak itu menganggukkan kepalanya dengan yakin. Ketika Raja sudah berjanji ia tak akan pernah mengingkari janjinya itu. Dan hal itu juga yang diajarkan oleh Yuji tertanam sampai saat ini.

"Ya udah kalau gitu sekarang kamu bobo ya," ucap Yuji.

Pria itu kemudian membantu Raja untuk berjalan ke kasur dan segera merebahkan dirinya untuk tidur. Yucita melakukan apapun Ia hanya menyelimuti Raja, kemudian berjalan ke luar kamar, dengan sebelumnya mematikan lampu, juga menutup pintu.

Lalu di kamar masih ada Hera yang baru saja selesai mandi. Setelah mandi wanita itu sibuk mempercantik dirinya dengan menggunakan Skin care malam.

Tentu saja wajah cantik glowing shimmering seperti itu tak ia dapatkan bermodal dengan wudu saja. Hera jelas memakai Skin care produk luar yang harganya cukup mahal. Dan itu sudah Hera gunakan cukup lama dan menjadi produk favoritnya.

Hera menatap dirinya dari pantulan cermin sementara di hadapannya ada ponsel Yuji yang tak sengaja dan tertinggal di kamar. Sejujurnya Hera penasaran ingin membuka pesan dan melihat chat dari ponsel milik suami kontraknya itu. Lalu saat itu ponsel milik Yuji berdering. 

Hera mencoba untuk acuh tak mau melihat ponsel atau isinya. Namun agaknya rasa penasaran mengusik diri. Hera mengambil ponsel milik Yuji yang kemudian menatap pada layar di sana tertulis nama 'My Love '. Yuji bahkan sama sekali  tak mengganti nama Res dengan sebutan lain. Yuji dengan terang-terangan menuliskan bahwa itu adalah orang yang ia sayangi.

'Mas kamu udah tidur belum? Kalau mau tidur jangan lupa diminum dulu vitaminnya. Love you.'

Hera terdiam tak ada reaksi berarti yang ia tunjukkan. Wanita itu kemudian meletakkan kembali ponsel milik Yuji di tempatnya.  Hera menghela nafas lalu ia kembali melanjutkan kegiatan Skin care malamnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top