8

Pagi ini yuji sudah terbangun. Ia tidur terpisah dengan Hera setelah bangun segera membersihkan diri, segera berganti pakaian dan berjalan ke luar kamar utuk membangunkan Raja. Meskipun hubungannya dengan Hera tak baik, tapi hubungannya dengan anak itu terjalin dnegan sangat baik.

Yuji melangkahkan kakinya berjalan turun ke lantai bawah, segera menuju kamar anak itu. Membuka pintu kamar, ia lalu berjalan masuk dan menyalakan lampu kamar. Raja masih terlelap memeluk selimut kesayangannya.

Yuji berjalan mendekat lalu membuka selimut putranya itu. Ia mencium dan memeluk Raja. "Hei bangun Boy!"

Tak ada jawaban, anak itu masih terlelap dengan. Yuji berusaha membangunkan Raja, dan masih tak ada pergerakan.

"Ayo bangun, hari ini papi masak nasi goreng kalau kamu bangun dan siap- siap sekolah faster and early," kata Yuji lagi.

Raja berusaha duduk setelah dnegar kata 'nasi goreng'. Anak itu berusaha membuka mata dan bangun. Suka sekali nasi goreng buatan sang ayah tiri, dan selalu jadi favoritnya. jarang sekali kan, Yuji membuatkan sarapan. Itu yang membuat Raja bersemangat.

"Papi You left for work today?"

"Iyas, papi kerja hari ini, jadi go go weaky boy. Papi tunggu di ruang makan. Nanti siap-siap sama Mbak Ani okay?" kata Yuji lagi.

Tentu saja Raja masih harus dibantu orang lain untuk menyiapkan segala kebutuhannya. Anak seusianya masih belum bisa melakukan semua sendiri. Hanya saja Yuji memang meminta Raja berusaha melakukan apapun yang ia bisa sendiri agar tak terlalu mengandalkan orang lain.

"Papi, Raja malas ke sekolah."

Langkah Yuji terhenti lalu melangkah mendekat pada putranya itu. "Kenapa?" tanya Yuji kemudian duduk lagi di samping Raja.

"Temen Raja naughty semua." Anaknya itu berkata sambil melipat tangannya di depan dada dan mengerucutkan bibirnya.

Yuji tersenyum lalu mencubit pipi Taja. "Kamu boleh balas temen kamu kalau dia nakal ke kamu. Tapi Raja nggak boleh marah kalau nanti kamu nakal ke mereka dan mereka balas ke kamu." Seperti biasanya Yuji memang selalu memberikan pemahaman kepada putra tirinya itu. Meskipun tak memiliki hubungan darah sama sekali uji cukup menyayangi Raja.

Raja terdiam kemudian menatap kepada sang Papi. Ia bingung dengan perkataan Yuji. "Kenapa kayak gitu? Kenapa raja nggak boleh balas kalau di nakalin?"

"Kalau raja dinakalin balas, teman kamu pasti kalau kamu nakal juga akan balas.  Ya karena Raja ngebales waktu di nakalin. Tapi nggak apa-apa, asal nanti baikan lagi. Kalau Raja nggak mau dinakalin dan nggak mau dibales mendingan bilang sama Miss."

Raja anggukan kepala. "Kalau gitu nanti Raja bilang sama Miss aja."

"Ya udah kalau kayak gitu, sekarang Kamu buruan ke kamar mandi nanti Papi panggil Mbak Ani." Yuji memerintahkan kemudian ia segera berjalan keluar untuk segera ke dapur dan membuat nasi goreng untuk putranya itu.

Seperti biasa Ia membuat nasi goreng dengan potongan sayur beku, ditambah dengan potongan sosis dan juga telur dadar. Dibuat dengan potongan bawang putih, bawang bombay, ditambah dengan sedikit kecap ikan. Dengan bumbu yang sangat biasa itu membuat nasi goreng kesukaan raja.

Setelah menyiapkan sarapan dan juga mengisi perutnya sendiri dengan roti panggang yang ia makan dengan krim keju, Yuji segera berangkat ke kantor. Hari ini jadwalnya padat setelah beberapa hari kemarin tak masuk ke kantor. Mengerjakan segala keperluan juga mengurus mengenai pembuatan pabrik di Indonesia.

Pagi ini dimulai dengan rapat, kemudian ada rapat lanjutan dan juga pertemuan dengan beberapa tim keuangan. Perusahaan ini adalah perusahaan milik Ayah Hera dan Yuji hanya sebagai CEO yang ditunjuk oleh keluarga Hera. Pria itu digaji secara profesional sebagai seorang CEO. Dan tentu saja bayaran yang lain adalah jabatannya sebagai suami kontrak Hera.

"Jadi untuk pembangunan pabrik kita di Cikarang saya minta tolong dipercepat. Kalau bisa selama 3 bulan ini kita harus sudah mulai jalan. Karena saya tahu kalau pembangunan gedung pabrik sudah selesai 95%. Untuk pengiriman alat-alat dari Cina saya sudah minta untuk dipercepat." Yuji memberikan instruksi kepada semua tim yang berada di ruangan. Kebanyakan dari mereka adalah orang Melayu dan Indonesia yang sengaja diajak bekerja di sana.

Perusahaan milik orang tua Hera bekerja di beberapa bidang salah satunya adalah bidang komunikasi dan juga minyak sawit. Dan Yuji membangun perusahaannya sendiri di bidang makanan instan di Indonesia yang akan segera menjadi perusahaan miliknya. Semua itu ia bangun dari uang miliknya sendiri.

Sebenarnya sedikit melakukan korupsi karena ia mengandalkan orang dalam perusahaan di luar bidangnya. Tapi Yuji juga membayar mereka secara profesional di luar dari pekerjaan di kantor.

Setelah selesai dengan semua rapatnya, siang hari di waktu jam makan siang ia memutuskan untuk memesan makanan saja. Tenaganya seperti sudah terkuras.

Pria itu duduk di kursi, sementara makanan tersaji di meja kerjanya. Tadi ia sudah memesan lalu diantarkan oleh sekretarisnya ke dalam. Yuji memutuskan untuk menghubungi Res, karena kesini seharian tadi tak bisa menghubungi istrinya itu karena kesibukannya.

Tak lama sampai panggilan diterima. "Assalamualaikum Mas?"

Yuji tersenyum senang sekali bisa mendengar suara sapa manis dari Res. "Waalaikumsalam kamu lagi apa Sayang?"

"Aku baru aja pulang, tadi makan mie ayam juga sama Indah. Kamu udah makan atau belum?"

"Aku baru mau makan. Agak telat sih Soalnya dari tadi aku sibuk banget ngurusin beberapa rapat yang tertunda kemarin," keluh Yuji.

"Yang semangat ya Mas, aku cuman bisa doain dari sini aja." Res memberikan semangat untuk sang suami yang berada jauh darinya.

Mendengar kata-kata semangat itu saja sudah membuat Yuji bahagia sekali dan dia berharap rencananya untuk membangun perusahaan di Indonesia bisa berjalan lancar. Tentu saja Yuji berharap bisa membangun rumah tangga sepenuhnya bersama Res.

"Aku berharap supaya semua urusan di sini cepat beres. Sayang, Kamu kapan jadi mau pindah ke kota?" Yuji bertanya.

"Sebulan lagi ya Mas? Aku harus ngajuin surat pengunduran diri sebulan sebelum benar-benar berhenti. Karena ibu kepala sekolah kan harus cari penggantinya," jelas Resha.

Yuji menganggukkan kepalanya mengerti seraya mulai menyantap puding miliknya. "Aku nanti minta Intan buat jemput kamu aja ya? Aku nggak mau kamu ke kota sendirian."

"Aku bisa sendirian kok jangan ngerepotin orang lain."

"Nggak bakal repot lah. Mungkin nanti kalau nggak Intan, ada yang lain beberapa pegawai aku yang ada di sana." Yuji berkata. "Kalau kamu udah ada di kota kabarin aku. Supaya aku bisa ancang-ancang buat balik ke Indonesia. Baru sebentar aku sampai di sini aja udah kangen banget sama kamu Res."

"Hmm, gombal kamu." Res berkata.

Yuji terkekeh mendengar sang istri yang tak ingin digombali olehnya. "Kamu sehat-sehat di sana ya."

"Iya, kamu juga Mas." Res menjawab kemudian ia terdiam sesaat. "Mas," panggil Reres.

"Ya?" tanya Yuji.

Tak ada kata-kata yang keluar dari bibir wanita itu hanya diam beberapa saat. Dan tentu saja hal itu membuat Yuji menjadi penasaran sekali.

"Kamu mau ngomong apa sayang?" tanya pria itu.

"Nggak jadi deh Mas, nggak jadi." Res memutuskan untuk bertanya mengenai apa yang dikatakan oleh Indah tadi. Res saat ini tangan duduk di kamarnya baru saja selesai salat dan ia ingin istirahat sebentar. Ia duduk di meja rias seraya menatap ada cermin.

"Beneran nggak  ada yang mau kamu omongin?" Yuji bertanya.

"Nggak ada Mas. Kamu makan siang dulu sana. Aku mau tidur siang sebentar Kepala aku sakit."

"Beneran nggak ada apa apa? Kalau ada apa-apa kabarin aku ya, hmm." Yuji meminta kepada sang istri Karena ia merasa khawatir dengan keadaan Res.

"Nggak ada apa-apa kok Mas. Aku cuman kemarin kurang tidur aja. Ya udah ya mas, kamu makan dulu, nanti kalau aku udah bangun tidur aku hubungin kamu lagi."

"Ya udah kamu istirahat ya, love you."

"Love you too mas."

Res kemudian mematikan panggilannya Ia lalu memilih berjalan ke tempat tidur dan merebahkan tubuhnya. Selama ini Yuji selalu memberitahu apa sebenarnya terjadi. Jadi jika yang bertanya, Res  yakin sekali kalau Yuji akan menjawab yang sebenarnya. Wanita itu lalu memilih untuk memejamkan matanya dan beristirahat.

****

Tes tes apa terupdate?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top