TIDAK PEDULI ORANG LAIN
Felic POV
Huh! Aku kesal hari ini. Gara-gara Kak Andrian dan Kak Bella tiba-tiba datang, rencanaku bersama pangeran burung besiku menjadi berantakan. Usia kandunganku sekarang memasuki bulan keempat. Al selalu menjagaku dan dia selalu menuruti semua yang aku mau. Saat dia menerbangkan burung besi ke negara-negara belahan dunia, tidak pernah absen membawakan buah tangan untukku dan bayi yang ada dalam kandunganku. Apalagi dulu aku sempat ngidam keripik apel, dia belain bertukar tugas dengan teman pilot untuk menjalankan pesawat ke Surabaya. Kalau sama Kak Andrian dan Kak Bella, aku nggak pernah pengin apa-apa. Mereka saja sampai heran, kenapa aku nggak ngidam seperti wanita-wanita hamil yang lainnya. Padahal mereka tidak tahu, bagaimana kelakuanku kalau mereka di Indonesia.
"Ily, kok susunya nggak diminum sih?" tanya Kak Andrian duduk di sampingku sambil mengelus-elus rambutku.
Emang aku kucing, dielus-elus Segala? Beda tahu dielus Kak Andrian sama Al. Kalau Al yang elus-elus, aku langsung melendotan di dadanya, kalau Kak Andrian malah bikin aku gimana gitu rasanya. Feel-nya nggak dapet. Tapi cukup nyaman juga, bikin mata ngantuk.
"Entar deh Kak, baru juga selesai makan. Masih kenyang," jawabku melirik Kak Bella yang duduk di sebelah kiriku sedang membaca majalah fashion.
Aku duduk di tengah-tengah Kak Bella dan Kak Andrian. Suasana di ruang tengah menjadi canggung dan aku merasakan semakin tidak nyaman. Kak Bella menutup majalahnya kasar lalu berdiri begitu saja. Sebelum dia pergi, aku mencegah tangannya.
"Kakak, mau ke mana?" tanyaku mengenadahkan wajah menatap Kak Bella bingung.
Kak Bella menoleh, raut wajahnya tidak seperti biasanya. Kusut terlihat marah dan menahan emosi.
"Cape! Mau istirahat!" jawabnya ketus dan melepaskan tanganku paksa, berlalu begitu saja meninggalkan aku dan Kak Andrian berdua menonton televisi.
Aku melirik Kak Andrian sedang menekan-nekan pelipisnya. Apa mereka sedang ada masalah? Entahlah! Aku juga tidak tahu.
"Kak, aku masuk ke kamar dulu ya? Habis makan ngantuk, bawaannya mau tidur mulu," alasanku agar bisa ke kamar dan menelepon pangeran burung besiku.
Kak Andrian hanya mengangguk lalu aku masuk ke kamar. Ketika aku masuk kamar, Mbak Wita sedang mengganti sprei sambil bernyanyi dangdut dan pantat bergeyal-geyol. Membuatku tersenyum dan menggelengkan kepala. Aku berjalan ke arah nakas dan mengambil ponselku, lantas menelepon pangeran burung besiku. Sekitar dua menit aku menunggu akhirnya teleponku dijawab.
"Hallo. Ada apa, Sayang?" Aku mendengar dari ujung ponselku, di tempat Al saat ini terdengar berisik.
"Kamu di mana?" tanyaku manja menghempaskan tubuh di tempat tidur yang selesai Mbak Wita ganti sprei.
Aku sudah sangat merindukannya, beberapa hari kami tidak bertemu lantaran Al dinas dan selalu mendapatkan jatah rest periode di kota-kota Indonesia.
"Masih di bandara. Ada apa? Udah kangen ya?" Dia terkekeh mengejekku dari seberang sana.
"Lagi bad mood. Kak Andrian sama Kak Bella dateng. Jadi kita nggak bisa jalan-jalan," ujarku sebal mengerucutkan bibir dan memukul-mukul guling kesal.
"Ya sudah, lain kali saja ya kita jalan-jalannya?"
"Aaaa... aku mau jalan-jalan," rengekku memaksanya.
"Ish kok begitu sih? Manjanya kurangin dong, Sayang. Mau jadi bunda juga, masih manja aja," tegur Al.
"Aaaaaa... terus gimana titipan aku?" tanyaku mengalihkan pembicaraan. Aku sedang malas mendengarkan omelannya.
"Ini udah dapet. Entar Mbak Wita suruh ambil ya?" katanya. Padahal aku pengin banget ketemu sama dia.
"Tapi aku kangen," rajukku berharap dia memiliki ide agar dapat membawaku ke luar dari apartemen ini.
"Sabar, Sayang. Kan Andrian sama Bella di situ, bagaimana bisa kamu ke luar menemuiku? Belum memungkinkan. Udah ah mau cari taksi dulu."
"Iya, yaaa. Cium dulu," pintaku.
"Ummmmuuaaaaah."
Aku membayangkan, pasti Al mencium ponselnya. Lucu!
"Kok nggak kerasa sih!" godaku lalu terkikih kecil.
"Yaiyalah, orang yang aku cium Iphone-ku bukan kamu. Kamu tuh aneh-aneh aja! Udah matiin!" sungutnya kesal.
Aku sangat merindukan dia, apalagi jika membayangkan wajahnya sekarang pasti sedang sebal dan kesal. Rasanya pengin aku gemas.
"Iya, ya. I love you."
"I love you more."
Telepon pun putuskan.
Bahagianya aku! Pangeranku kembali lagi seperti dulu. Semenjak Al kembali, hidupku terasa berwarna lagi. Senyum selalu aku tebar di mana-mana.
Ketika aku sedang tersenyum-senyum sendiri memeluk guling dan ponsel, tiba-tiba dari luar kamar terdengar samar-samar suara Kak Bella menangis dan suara Kak Andrian keras. Ada apa dengan mereka? Apa mereka sedang ribut? Apa yang mereka ributkan?
Author POV
Setelah Felic masuk ke dalam kamar, Andrian menyusul Bella ke kamar mereka. Dilihat Bella sedang tengkurap di ranjang, Andrian melihat bahu Bella terguncang.
"Bell, kamu kenapa?" tanya Andrian halus menghampiri Bella berdiri di samping ranjang.
Bella tidak menjawab, Andrian duduk di tepi ranjang mencoba membalikan badan Bella.
"He, kamu kenapa sih?" Andrian masih mencoba membalikan tubuh Bella, namun Bella tetap bergeming.
Andrian tidak mengerti dengan perubahan sikap Bella beberapa hari belakang ini. Bella sering uring-uringan, apalagi jika melihat Andrian menjamu teman bisnis wanita. Bella terlihat tidak suka.
"Bel, Kamu kenapa sih? Aku punya salah apa sama kamu? Dari kemarin sepulang dari pesta pernikahan temanku, kamu diemin aku? Nggak biasanya kamu seperti itu." Andrian heran dan meninggikan suaranya.
Bella membalikan badan dengan wajah yang sudah basah air mata. Bella duduk bersila menghadap Andrian.
"Aku nggak tahu Dri, kenapa aku jadi seperti ini. Aku nggak suka melihat kamu dekat dengan wanita lain. Hatiku sakit, Dri," ucap Bella terisak.
"Tapi apa alasan kamu seperti itu? Dulu kamu juga tidak masalah, aku dekat dengan wanita mana pun. Kamu juga dekat dengan lelaki sana sini. Emang kamu pikir aku nyaman melihat istriku dicium atau dipeluk pria lain?!" sergah Andrian meluapkan emosi yang selama ini ia tahan ketika merasa cemburu melihat Bella bersama teman prianya.
"Itu beda Dri, itu temen-temen aku suting dan teman-teman manajemen. Kamu juga udah kenal kan sama mereka?" Bella membela diri.
Kepala Andrian merasa pusing dan tidak ingin berdebat, lantas beranjak ingin keluar dari kamar, namun dengan cepat Bella mengejarnya.
"Tunggu, Dri!" Bella mencoba menggapai tangan Andrian namun terburu Andrian menepisnya.
"Apa lagi!?" tanya Andrian dengan kesal menatap Bella jengah.
"Aku nggak suka kamu lebih perhatian sama Ily," ucap Bella dengan kepala tertunduk dan rasa takut.
"Hah!? Apa??! Kamu itu harusnya mengerti keadaan dong, Bel! Ily juga istriku!" sentak Andrian melototkan matanya dan menunjuk dadanya sendiri.
"Iya, dia cuma istri sirih kamu. Tapi aku yang istri sah kamu!" sahut Bella cepat yang justru semakin membuat Andrian geram dan marah.
"Bella!!!" teriak Andrian tepat di depan wajah Bella.
"Apa?! Kamu nggak suka?! Nggak terima aku bicara begitu? Hah?!!" tanya Bella menantang dan menatap ke dalam manik mata Andrian.
Tatapan keduanya beradu, jantung mereka berdetak lebih cepat, entah siapa yang lebih dulu mengawali. Andrian meraba leher Bella lembut hingga ke tengkuknya, Bella memejamkan mata indahnya. Deru napas Andrian menyapu wajah Bella. Andrian menekan tengkuk Bella hingga bibir keduanya saling menempel.
Andrian mulai melumat bibir Bella, dia membalas lumatan Andrian. Di balik tembok ruang tengah, Felic dan Wita mengintip dan terkekeh kecil. Mereka saling memandang dan sepertinya ide jahil Felic tiba-tiba memenuhi otaknya. Felic mengajak Wita mengendap-endap keluar dari dalam apartemen. Sebelum keluar, Felic menurunkan pusat aliran listrik di apartemen itu.
Tidak hanya itu, Felic juga mengganti passwort pintu apartemen. Tanpa berisik mereka ke luar apartemen. Ketika sudah di depan pintu apartemen, Felic dan Wita tertawa puas. Dengan perasaan puas dan bahagia Felic sedikit berlari ke arah lift. Ke mana lagi kalau bukan ke kamar apartemen pangeran burung besinya.
Sedangkan di dalam apartemen, Andrian dan Bella terseret dalam suasana. Andrian menikmati setiap sentuhan Bella, begitupun Bella. Dengan penerangan dari lampu luar apartemen yang menembus kaca, Andrian mengangkat tubuh Bella masuk ke kamar tanpa melepas ciumannya. Ini adalah malam pertama yang akan dilakukan mereka tanpa menyadari Felic pergi dari apartemen.
Felic dengan langkah cepat menuju ke apartemen Al, diikuti Wita yang menggerutu tidak jelas di belakangnya lantaran ditinggal Felic berlari. Sesampainya di depan pintu kamar apartemen Al, dia memasukan password dan terbukalah kebahagiaannya.
"Sayaaaaang!!" teriak Felic dari ambang pintu.
Al yang tadinya sedang minum terkejut dan tersedak.
"Uhuk, uhuk, uhuk." Al batuk sambil memegangi dadanya.
"Sayang kamu kenapa?" Felic dengan wajah cemas menghampiri Al dan mengusap-usap punggungnya.
Wita langsung membersihkan meja makan karena terkena cipratan air yang disembur Al.
"Yang, bisa nggak sih jangan teriak-teriak? Semenjak kamu hamil suka banget sih teriak-teriak," omel Al mengibas-ngibaskan bajunya yang basah karena ulahnya sendiri.
"Maaf, Say. Soalnya aku nggak sabar mau ketemu kamu. Aku kangen!" Felic bergelayut di lengan kekar Al.
"Iya aku juga kangen sama kamu. Eh, tapi kenapa kamu bisa kabur ke sini? Memang Andrian dan Bella ke mana?" tanya Al heran.
Felic dan Wita saling menatap dengan senyum penuh arti. Al yang melihat mereka mengerutkan dahinya penasaran.
"Mereka aku kunciin di apartemen. Lagi main kuda-kudaan mungkin sekarang," jawab Felic asal.
Al yang sudah mengerti kejahilan Felic hanya tersenyum dan menggelengkan kepala
"Dasar kamu!" Al menonyor kepala Felic pelan. "Mbak Wita, Felic sudah makan?" tanya Al.
"Sudah Mas, tapi belum minum susu."
"Tolong buatin ya, Mbak? Saya tunggu di kamar," pinta Al sopan.
Wita segera melaksanakan perintah Al. Sedangkan Al menggendong Felic masuk ke kamar. Sesampainya di kamar, Al membaringkan Felic di atas ranjang.
"Sayang," panggil Felic lirih.
"Hmmm." Al bergumam menatap Felic lembut.
"Bobok sini." Felic menepuk kasur sebelahnya yang kosong. "Elus-elus," pintanya manja.
Al tersenyum dan berbaring di samping Felic. Dia menyelusupkan tangan kanannya ke dalam piyama Felic, tangannya mengelus lembut perut Felic, sedangkan tangan kirinya sebagai bantalan kepalanya.
"Say, kita lagi nggak selingkuh kan? Aku kan nggak cinta sama Kak Andrian."
"Sssssttt, udah bobo saja. Jangan bahas orang lain kalau kita sedang berdua." Al mengalihkan topik pembicaraan.
Dia tidak mau membahas hal lain kecuali tentang hubungannya dan Felic. Al tidak mau lagi dipusingkan masalah yang mengancam hubungannya dan Felic.
Felic pun terdiam menikmati elusan tangan Al di perutnya. Pintu kamar terketuk, Al sudah tahu jika itu Wita.
"Masuk Mbak Wit, nggak dikunci." Al sedikit berteriak agar Wita dapat mendengarnya.
Wita membuka pintu membawa segelas susu coklat.
"Ini Mbak, diminum dulu." Wita menyodorkan gelas susu coklat khusus ibu hamil pada Felic.
Al membantu Felic duduk bersandar di kepala ranjang. Saat bersama Al, Felic diperlakukan bak seorang putri kerajaan. Dia selalu melayaninya dengan baik. Felic meminum habis susu itu. Al yang melihat gelas Felic sudah kosong tersenyum dan mengacak rambutnya pelan.
"Pinter! Kalau begini kan, anak ayah jadi cepat berkembang dan bundanya juga sehat," ucap Al mengelus perut Felic yang sudah terlihat mulai membuncit.
Wita yang melihat kebersamaan dan kebahagiaan mereka ikut tersenyum dan bahagia.
"Ya sudah Mbak, Mas, saya permisi dulu ya?" pamit Wita sungkan melihat Al dan Felic bermesraan di depannya.
"Mbak Wita tidur di kamar yang satunya ya? Jangan tidur di ruang tamu," perintah Al tak terbantahkan.
"Iya Mas. Terima kasih. Saya permisi."
Wita keluar dari kamar, meninggalkan Felic yang sudah mulai sayup di pelukan Al. Al tersenyum menatap wajah cantik bidadari burung besinya itu. Dia tarik bed cover menutupi tubuh mereka. Al memperbaiki posisi tidur Felic agar tidur wanitanya nyaman. Dia mendekap tubuh Felic memberi kenyamanan dan kehangatan.
"I love you," ucap Al pelan tepat di telinga Felic.
Felic mengeratkan pelukan di pinggang Al. Akhirnya mereka pun tertidur lelap sambil berpelukan.
###########
Eaaaakkkk siapa yang senyum-senyum nggak jelas?
Hujan-hujan updatenya beginian jadi terasa hangat. Wkwkwkkk
Makasih ya vote dan komentarnya?
Semoga bisa menjadi penghantar tidur malam ini.
Love you all....
Muuuuaaaccchhh
Cium jauh dari aku
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top