Chapter 4

Pagi harinya, Ali kembali mengatakan akan membawa Prilly kembali mengililingi Jepang, sama seperti kemarin Ali sama sekali tidak memberi tahu kemana tujuan mereka sebenarnya.

"Kita kemana lagi Li? Kemarin aja masih berbekas loh rasanya." tanya Prilly penasaran.

Bukannya menjawab Ali malah senyum-senyum sendiri, Prilly sudah hafal tabiat suaminya yang jika mempunyai rencan dan di tanya pasti akan senyum-senyum sendiri.

"Mulai deh senyum-senyum gak jelas gitu."

"Bawelnya istri kesayangan aku ini, udah ikut aja sayang, ayo." Ali menggenggam tangan Prilly untuk segera ikut dengannya.

Kali ini Ali akan membawa Prilly untuk melihat bunga sakura yang memang sedang berguguran. Orang Jepang biasa menyebutnya Hanami yaitu duduk-duduk di bawah pohon sambil menikmati bunga-bunga sakura yang sedang bermekaran itu.

Pada musim semi tempai ini akan ramai di kunjungi wisatawan-wisatawan dari dalam maupun luar negeri, karena moment ini hanya terjadi satu kali dalam setahun.

"Wah Li ini indah sekali." Prilly mengagumi puluhan pohon sakura yang sedang bermekaran.

Ali berjalan ke belakang mobil. Mengambil tikar dan beberapa makanan yang memang sudah dia sediakan tanpa sepengetahuan Prilly.

"Kamu dapet dari mana Li?" Prilly melihat bungkusan yang di bawa Ali.

"Aku bawa dong sayang, ayo kita cari tempat, semakin siang semakin ramai." Ali memegang tangan Prilly untuk mengikutinya.

Ali mencari tempat yang longgar, karena tempat ini sudah cukup ramai pengunjung, jadi mereka harus lebih teliti mencari tempat.

"Tuh di sana kosong." Prilly menunjung satu celah kosong tepat di bawah pohon sakura.

"Ya udah di sana aja." Ali mendahului langkah Prilly, melebarkan tikar yang di bawanya untuk mereka duduk.

Prilly asik memandangi sekitar, nuansa musim semi cukup terasa di sana. Prilly menoleh kebelakang ada Ali yang sedang merebahkan tubuhnya dengan lengan sebagai bantalannya.

"Sayang kok tiduran begitu sih," ucap Prilly.

"Ini namanya aku lagi menikmati alam sayang," ucap Ali tanpa membuka matanya.

"Sini bobo sini aja." Prilly mengangkat kepala Ali dan di letakkan di pangkuannya.

"Nah ini jauh lebih nyaman," ucap Ali dengan senyuman yang merekah.

Prilly mengelus rambut Ali dengan lembut, Ali memejamkan matanya menikmati elusan lembut istrinya. Sesekali Prilly tak ingin mengabaikan momen indah mereka, Prilly mengambil beberapa gambar pohon sakura. Senyum Prilly merekah kala melihat hasil jepretannya, Ali ikut tersenyum masih berbaring di pangkuan Prilly.

"Ali sumpah ini indah banget Li." Mata Prilly nampak berbinar kala melihat hembusan angin sepoy-sepoy yang membuat bunga-bunga banyak berjatuhan.

"Tak ada yang lebih indah selain melihat kamu bahagia sayang." Ali mengelus pipi Prilly.

Prilly tersenyum tersipu mendengar perkataan Ali yang membuat hatinya berbunga-bunga. Ali pasti akan mengabulkan segala impian Prilly tanpa diminta. Meski ada orang yang menganggap mereka berlebihan, orang itu salah. Karna cinta memang harus memiliki kelebihan yang besar untuk membahagiakan pasangannya.

***

Cukup lama Ali dan Prilly duduk bersantai di bawah pohon sakura, kini lagi-lagi Ali berkata akan mengajak Prilly ke suatu tempat. Hal itu membuat rasa penasaran Prilly kembali bangkit. Setelah di suguhkan dengan pemandangan gugurnya bunga sakura kini Prilly harus bersiap hati untuk menanti kejutan apa lagi yang akan di berikan oleh Ali.

"Kita kemana lagi Li?" Tanya Prilly masih mencoba membujuk Ali untuk memberi tahu kemana tujuan mereka selanjutnya.

"Pokoknya ini lebih indah dari tempat yang tadi." jelas Ali terdengar santai namun berbeda dengan Prilly yang semakin penasaran.

Lama perjalanan yang ditempuh hingga hari yang sudah berhanti menjadi gelap namun belum juga sampai di tujuan, Prilly yang mulai merasa lelah memilih bersandar di bahu Ali.

"Masih lama lagi gak sih Li?" Tanya Prilly lirih, sebenarnya Prilly mulai merasa ngantuk karna seharian berjalan-jalan membuat seluruh otot-ototnya pegal.

"Sebentar lagi sampai sayang."Ali mengelus kepala Prilly yang berada di bahunya.

"Wow..." lirih Prilly setelah lama perjalanan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.

"Ini namanya sungai Meguro," jelas Ali mengajak Prilly berjalan-jalan.

Sungai Meguro adalah sungai yang dimana terdapat 800 pohon sakura yang berada di pinggir sungai Meguro, pohon-pohon sakura ini terlihat indah pada malam hari karna dihiasi dengan lampu-lampu kecil.

"Li aku mau naik itu." Tunjuk Prilly pada sanpan kecil yang terletak dipinggir sungai. Sanpan itu memang sudah di sediakan untuk pengunjung, agar kita dapat menikmati indahkan pohon-pohon sakura ini dengan menggunakan sanpan.

"Terimakasih Li, aku gak tahu lagi bagaimana aku bisa membalas apa yang kamu lakukan sama aku. Sumpah ini hampir menjadi mimpi aku di sepanjang hidup." Prilly menggenggam tangan Ali menatap tepat di manik mata hitam milik Ali dalam.

"Cukup dengan kamu berikan seluruh cinta kamu pada aku, dan aku akan memberikan semua yang kumiliki untukmu." Ali tersenyum mengecup lembut bibir tipis Prilly.

"Terima kasih ya suami ku sayang."

"Sama-sama istri ku sayang. Kita pulang ya udah malam nih." Ali mendayung sanpan menepi ke sungai Meguro yang cukup tenang airnya.

***

Mereka sampai di penginapan dan Prilly tertidur pulas di dalam mobil. Ali tidak tega membangunkannya, jadi dia putuskan untuk menggendong Prilly masuk ke dalam.

Di rebahkannya tubuh Prilly di atas ranjang, di lepaskannya heals yang Prilly kenakan dan di selimuti sampai batas dada.

"Terima kasih untuk cinta yang masih kamu simpan sampai saat ini sayang."

Ali mencium kening Prilly cukup lama, beralih ke kedua pipinya dan terakhir mendarat di bibir Prilly.

Bibir itu bagai candu untuk Ali, rasanya ingin lagi dan lagi. Cukup lama Ali tertahan di sana sampai sebuah tangan melingkar di lehernya, menekan tengkuk Ali seakan meminta untuk lebih dalam memberikan sensasi yang luar biasa itu.

"Terima kasih juga sudah bersabar menunggu ku sayang," ucap Prilly saat melepas pagutannya.

"Kamu belum tidur?" Tanya Ali.

"Gimana aku mau tidur kalau ada bibir yang nakal cium-cium muka aku. Kalau mau itu pas orangnya sadar, jangan pas lagi tidur gitu." Prilly menarik sebelah alisnya.

"Baiklah akan aku lakukan saat orangnya sadar."

Setelah mengucapkan itu Ali mencumbu istrinya dari atas sampai bawah wajahnya, beralih ke leher Prilly yang putih mulus itu. Menyisakan tanda-tanda kepemilikan di sana. Suara kenikmatan akhirnya lolos juga dari bibir Prilly.

"Aaassshhh Ali."

"Sebut nama ku sayang, aku suka itu."

Ali melanjutkan aksinya, setelah puas dengan leher Prilly, beralihlah dia ke dada sintal milik Prilly, beberapa kali di pandangi tetap saja tak berubah, tetap saja mengguh gairah yang Ali miliki. Tanpa ampun Ali menjamah setiap lekuk tubuh milik Prilly.

Mereka bersembunyi di balik selimut, mereka lakukan itu semua karena mereka tak ingin ada yang mengintip mereka sekalipun mereka itu pembaca setia ISTRI DADDYKU.

***

Jalan-jalan ke Jepang mulu, sekalu lagi maaf kalau info yang kami berikan salah, semua ini karena keterbatasan kami yang hanya bisa mencarinya di mbah google. Sekali lagi jika ada yang salah tolong beritahu kami, agar kamu bisa memperbaikinya.

Jujur kita berdua sedih dengan coment yang ada, coment yang berisikan 'NEXT' pliss deh tanpa diminta kita juga nakal lanjut ini cerita. Karna memang tujuan kita buat cerita itu buat ngehibur kalian jadi pliss budayakan menghargai karya orang lain dengan tidak hanya mengatakan kata 'NEXT' :). Untuk chap ini kalau masih ada kata next kagak lanjut :b dan untuk chap" seterusnya :b

Salam sedeng

Biie

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top