Chapter 3

Pagi ini Prilly ingin menagih janji Ali yang akan mengajaknya jalan-jalan.

"Sayang bangun dong, katanya mau jalan-jalan." Prilly masih setia dengan posisinya dalam dekapan Ali.

Tangan Prilly tak henti memainkan bulu mata lentik melebihi bulu mata anti badainya Syahrini. Dengan senyum yang tak berhenti mengembang dari tiap sudut bibirnya.

Ali menggeliat kecil merasakan sentuhan nakal Prilly di matanya, perlahan Ali mengerjap-ngerjapkan matanya menyesuaikan mata dengan sinar matahari.

"Akhirnya bangunnn...." Prilly tersenyum memeluk Ali begitu manja.

Ali hanya tersenyum mengusap rambut Prilly yang masih memeluknya erat.

"Morning sayang..." Ali mengecup singkat bibir Prilly dengan senyum manisnya.

Prilly malah mengerucutkan bibirnya menatap Ali dengan wajah memohon.

"Kenapa sih istri aku ini natapnya gitu amat..." tanya Ali mengusap pipi Prilly.

"Jalan-jalan...." rengek Prilly manja yang hanya mendapat kekehan geli Ali melihat tingkah istrinya.

Bukannya menjawab Ali malah menarik selimut kembali dan mendekap Prilly di dadanya.

"5 menit lagi sayang..." goda Ali yang hanya ingin bercanda.

Hal itu malah mendapat prilaku serius dari Prilly, alhasil Prilly ngambek. Memutar balik tubuhnya membelakangi Ali.

Ali tersenyum mengamati punggung Prilly, tanpa menyerah Ali tetap menggapai tubuh Prilly dan memeluknya dari belakang.

"Aku bercanda sayang, yuk siap-siap kita jalan-jalan..." bisik Ali di telinga Prilly.

Masih dengan posisinya yang membelakangi Ali, senyum Prilly merekah bahagia, tapi karena rasa gengsinya, Prilly masih tetap saja tak mau menoleh ke belakang.

"Kan udah mau jalan-jalan kok masih ngambek aja." Ali makin mengeratkan pelukannya.

"Jangan senyum-senyum begitu, aku tahu loh kalau kamu senyum-senyum." Prilly mengernyitkan dahinya merasa bingung, dari mana Ali tahu.

"Gak usah bingung, cermin di depan kamu cukup besar loh sayang." Reflek Prilly langsung mumutar tubuhnya dan memukul pelan dada Ali.

"Terus aja godain aku sampai kamu sukses." Bibir Prilly mengerucut lucu.

"Baiklah kamu akan terus ku goda, kalau aku sukses kan kamu juga yang bangga."

"ALIIIIII"

"Iya sayang."

"Sebel ah sama kamu, awas tangannya aku mau mandi aja." Prilly menyingkirkan tangan Ali yang masih melingkar di perutnya itu.

***

Ali sudah bersiap dengan pakaian santainya, Prilly juga sama, dia sangat antusias sekali saat Ali mengatakan akan mengajaknya ke Fujiko F Fujio Museum.

"Yukkk..." Prilly menggandeng tangan Ali dengan wajah yang dari tadi tak henti-hentinya tersenyum.

Ali menggigit bibir bawahnya gemas melihat wajah Prilly yang pada saat itu sangat cantik, walau dengan pakaian sederhana bagi Ali, Prilly adalah bidadri terindah dalam hidupnya.

"Silahkan masuk tuan putri..." Ali membukakan pintu mobil untuk Prilly.

Prilly jadi senyum-senyum sendiri di perlakukan semanis itu oleh Ali, sepanjang perjalanan Prilly tak henti-hentinya menatap keluar jendela. Pemandangan kota Jepang menjadi daya tarik sendiri baginya. Tak lepas senyum merekah di setiap sudut bibirnya dan Ali juga terlihat tak kalah bahagia melihat istrinya itu bahagia.

Lama perjalanan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, Prilly dengan tidak sabar menarik-narik Ali agar segera masuk kedalam museum berisikan banyak pernak pernik doraemon. Prilly memang sangat menyukai Doraemon jadi jangan heran jika dia terlihat seceria itu saat Ali mengajaknya ke Jepang.

Ali langsung antri untuk membeli tiket masuk, walaupun hari biasa tempat ini tetap ramai di kunjungi wisatawan yang memang cinta dengan Doraemon.

"Yuk, udah dapet nih tiketnya." Ali menunjukan dua tiket pada Prilly.

"Kita kemana lagi Li?"

"Kita naik bus itu." Ali menunjuk bus yang melintas, lagi-lagi mereka harus mengantri untuk dapat giliran masuk bus. Jika tidak dapat tempat, biasanya orang akan menunggu bus yanng berikutnya.

Ali dan Prilly sampai di depan museum, di sana mereka di beri pengarahan terlebebih dahulu sebelum menjelajahi isi museum. Di museum ini di larang mengambil gambar yang ada di dalamnya, katanya sih agar blitz kamera tak merusak warna atau sketsa gambar yang ada.

"Li sumpah ini keren banget." Prilly menatap takjub setiap melihat karekter Doraemon dan teman-temannya dengan berbagai gaya.

"Kamu suka sayang?"

"Suka banget Li, makasih ya udah ajak aku ke sini." Prilly memeluk Ali dari samping.

"Ayo kita jalan lagi ke depan." Ali tak melepas genggaman tangannya pada Prilly, dia tak ingin istri mungilnya ini hilang di kerumunan orang yang banyak.

Mereka sangat puas mengelilingi isi museum itu, dari ujung depan sampai ujung belakang tak ada satu pun yang terlewatkan oleh mereka. Prilly ingin sekali mengambil gambar, tapi sayang itu tidak di perbolehkan. Mereka sempat juga menonton film Doraemon yang memang diputar di dalam teater.

"Udah puas kan lihat-lihatnya, sekarang kita makan, udah mau sore juga."

Ali membawa Prilly ke cafe yang tak jauh dari museum itu, cafe Doraemon. Cafe ini menyediakan makanan yang sangat di gemari Doreaemon apa lagi kalau bukan kue dorayaki. Kue ini satu ukuran hanya saja berbagai bentuk gambar doraemon yang lucu-lucu menjadi toping di atasnya.

Prilly tak langsung memakannya tapi malah asik memandangi dan mengabadikan gambar dorayaki itu.

"Sayang di makan dulu, malah foto-foto." tegur Ali.

"Nanti dulu, aku foto dulu, ini lucu sayang." Prilly memutar ponselnya ke kanan dan ke kiri mencari posisi yang tepat.

"Dasar kamu ya." Ali mengacak rambut Prilly gemas.

"Aku seneng banget Li, makasih ya."

"Iya, sampai kapan sih kamu mau bilang makasih mulu."

"Sampai aku mati."

"Huss, kalau ngomong kok sembarangan gitu sih. Udah di makan abis itu kita ke taman bermain Doraemon, di sana nanti kamu bisa foto-foto sepuas kamu deh."

"Ada juga tamannya ya."

"Ada dong, makanya buruan di habisin biar kita gak ke sorean kesananya." Prilly langsung meletakkan ponselnya dan meraih kue dorayaki yang masih utuh di atas piring.

"Li, kok kamu bisa tahu semua sih yang ada di sini, bukannya ini baru pertama kali ya buat kita datang ke Jepang?" tanya Prilly dengan mulut penuh kue.

"Kan aku cari dulu di internet biar gak kelihatan bodoh banget, hihihi."

"Ih kirain aku kamu pernah ke sini." Prilly memukul pelan lengan Ali.

Makanan mereka habis, sesuai janji Ali akan membawanya ke taman bermain Doraemon. Prilly tak mau kalah dengan orang-orang yang ada di sana, berbagai gaya dan pose dia abadikan bersama Alli suaminya. Dari mulai latar belakang pintu kemana saja sampai taman dengan pipa yang biasa di jadikan Nobita berkumpul bersama teman-temannya.

Hari ini cukup melelahkan tapi cukup terbayar dengan pemandangan dan kesenangan yang di rasakan mereka berdua.

"Kita pulang lagi ya..." ajak Ali merangkul Prilly masuk kedalam mobil.

Di sepanjang perjalanan pulang Prilly juga masih tidak puas melihat-lihat pemandangan kota jepang di malam hari, lampu-lampu yang di pasang di tiap-tiap pohon menjadi daya tarik yang indah.

Setelah sampai, Prilly tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih pada Ali, bahagia rasanya memiliki suami seperti Ali. Suami yang sudah seperti doraemon, mengikuti kemauan tanpa dikatakan.

***

Wah Prilly sama Ali jalan-jalan ke Jepang ketemu doraemon deh. Maaf kalau part ini agak menyimpang, ini juga mesti cari di mbah google kaya apa Jepang itu. Kalau ada yang tidak sesuai tolong beri tahu dan akan kami perbaiki lagi.

Love

Ira

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top