#35 - Life Turning Into Grey

I'm gonna pack my things and leave you behind

This feeling's old and I know that I've made up my mind

I hope you feel what I felt when you shattered my soul

'Cause you were cruel and I'm a fool

So please let me go

But I love you so

(The Walters - I Love You So)

*** 

Obrolan semalam memang tidak berakhir baik untuk Ayu apalagi dirinya. Permintaan istrinya seperti eksekusi mati, berpisah, tapi tanpa harus mengurus surat ke pengadilan. Jujur, Juang tidak ikhlas. Meski begitu, pria itu juga tidak tega memaksa Ayu tinggal di saat emosi istrinya itu sedang tidak bagus seperti sekarang.

Pagi-pagi sekali, Ayu sudah sibuk sendiri memasukan pakaian-pakaiannya ke koper. Juang yang sudah lelah berdebat pun menurut, bahkan pria itu juga membantu memasukan koper ke mobil.

Hanya saja saat Yulia memerogi, ada sedikit harapan bahwa mamanya itu berhasil menahan Ayu untuk tinggal. Namun, entah apa yang dua wanita itu obrolkan selama nyaris setengah jam itu karena tahu-tahu saja mamanya membiarkan menantu kesayangannya itu untuk pulang ke rumah Ayahnya.

"Kamu yakin ke rumah Ayah, Yu?" tanya Juang untuk kesekian kalinya. Pria itu bahkan dengan sengaja mengemudikan mobil lambat-lambat. Jarak tempuh yang seharusnya hanya 45 menit, tapi hampir satu jam belum juga sampai ke rumah mertuanya. "Kita bisa putar balik dan nggak perlu ke rumah Ayah."

Terdengar suara helaan napas panjang. "Mas, kita sudah sepakat bahwa kamu menuruti saya masalah pisah sejenak ini."

Buru-buru Juang menggeleng. Dengan tegas dia berkata, "Saya nggak bilang apa-apa saat kamu usulin ini. Semua murni kamu yang memutuskan, Lembayung."

"Tapi kamu tetap mengantar saya ke rumah Ayah, kan? Artinya, kamu setuju dengan usulan saya semalam."

Seketika Juang mengerang kesal. Merasa di pojokan, padahal alasan dia bukan seperti itu. Akhirnya, pria itu membela diri, "Ayu, alasan saya mengantar kamu ke rumah Ayah karena saya nggak tega kamu pergi sendirian bawa koper sebesar itu. Kalau kamu maksa minggat, fine! Saya mencoba mengerti, tapi biarkan saya antar kamu sampai rumah Ayah. At least, saya nggak semakin gila karena khawatirin kamu."

Respons Ayu hanyalah anggukan kepala. Ekspresinya tampak bosan. Keheningan pun kembali menyelimuti seantero mobil. Satu-satunya yang Juang lakukan hanyalah menyalakan radio, lalu menaikan volume beberapa nomor dari biasanya agar suasana sedikit mencair.

Sayangnya, sekeras apa pun Juang memutar-mutar jalan, melambat-lambatkan laju kendaraan, pada akhirnya mereka sampai juga di rumah Danu. Juang tak punya pilihan selain menghentikan mobil di depan pagar.

Baca lanjutkan BAB ini hanya di KaryaKarsa. Link tersedia di beranda Wattpad ya.

***

Surabaya, 23 Februari 2022

Terima kasih untuk kamu yang sudah setia membaca kisah Ayu dan Juang ini! Memang ... tidak selamanya hidup itu manis, begitu pula dengan kisah Ayu dan Juang. Saya tahu, part ini menyesakkan, bahkan saya pun menulisnya dengan sedih. Sayangnya, memang pernikahan nggak selalu indah, bukan?

Selamat membaca! Semoga cerita ini segera berakhir ya;)

Love,

Desy Miladiana

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top