#30 - Crying in Our Room
Here's my dilemma
One half of me wants ya
And the other half wants to forget
(Selena Gomez & The Scene - My Dilemma)
***
Lagi dan lagi air mata Ayu menitik. Untuk sekali lagi wanita itu menghapusnya air matanya seorang diri. Rasanya, di tengah-tengah keramaian taman depan perpustakaan, dia merasa sangat sendirian. Merana juga karena hatinya baru saja remuk redam.
Kejadian pernyataan cinta terburuk itu sudah berlalu berjam-jam yang lalu, tapi sampai sudah selesai bekerja pun perasaan menyedihkan ini belum juga hilang. Seharusnya, Ayu sadar bahwa Juang belum mencintainya. Suaminya itu baru selesai dengan masa lalunya, jadi tidak mungkin jatuh hati padanya secepat itu. Maka dari itu, kata cinta yang diucapkan dan hanya dibalas terima kasih tentu adalah hal yang wajar.
Sayangnya, berkali-kali dia mencoba untuk mengenyahkan rasa pedih itu, berkali-kali itu pula gelombang kesedihan datang menghadang. Ayu sadar, dia mulai serakah. Dia tak lagi menginginkan raga Juang saja, tapi seluruh hatinya.
"Aku ... harus gimana?" bisiknya sendu. Air matanya kembali menitik. Badan dan suaranya bergetar, tapi mati-matian untuk tidak terisak di tengah-tengah lautan manusia yang berlalu lalang.
"Ayu."
Suara yang sangat Ayu kenal tahu-tahu saja menyapa. Buru-buru dihapusnya sisa air mata di wajahnya. Menarik napas dalam-dalam, kemudian memasang senyum. Bersikap seperti seseorang yang baik-baik saja, sekalipun hati porak-poranda.
Perlahan Ayu menoleh. Tangannya melambai singkat, "Rizky."
Rizky yang berdiri beberapa meter di sisi kirinya berjalan mendekat. Kening pria itu berkerut. "Mata kamu kok merah, Yu? Habis nangis?"
"Enggak kok," dustanya. Berpura-pura untuk mengucek kedua matanya, lalu beralasan, "Banyak angin di sini, Ky, jadi kelilipan."
"Bener juga," balas pria itu sambil menyunggingkan senyum.
Tanpa peringatan apalagi izin, tahu-tahu saja Rizky menduduki bangku di sisi Ayu. Refleks, wanita itu memperluas jarak di antara mereka. Meski telah dikecewakan Juang, tapi pria itu tetap suaminya. Dan sebagai istri, tugasnya adalah menjaga jarak aman dari pria lain terlebih pria yang menyukainya.
"Kamu ngapain di sini sendirian, Yu? Dari kejauhan saya perhatikan kamu ngelamun terus."
"Nggak ngelamun kok, mungkin kelihatannya aja melamun," kilah Ayu. "Aku lagi nunggu jemputan, Ky."
Rizky manggut-manggut. Meski terlihat tidak percaya, pria itu tampak tak mau bertanya lebih jauh. Segera saja Ayu mengubah topik pembicaraan, "Kamu sendiri, ngapain di sini, Ky?"
"Suntuk karena banyak kerjaan, Yu." Rizky meringis. "Niatnya sih ke perpustakan sebentar, kali aja ketemu kamu biar aku bisa kembali recharge energi. Terus gara-gara insiden ban bocor, lalu macet, pas sampai perpustakaan udah tutup. Nggak tahunya, aku beruntung, kan? Pas keliling taman malah ketemu kamu."
Baca lanjutkan kisah BAB ini hanya di KaryaKarsa ya.
***
Surabaya, 12 Februari 2022
Maaf untuk keterlambatan uploadnya ya! Sepertinya agak mendekati ending nih hahaha :p
Jadi, ditunggu yaaa.
Love,
Desy Miladiana.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top