IHB : DUA PULUH SATU
Setelah selesai makan malam , Aera mengambil keputusan untuk mengambil udara di luar. Angin malam yang dingin menampar lembut pipinya.
Matanya dipejam rapat.
mungkin sudah tiba masanya untuk aku memaafkan.
Hati kecilnya berbicara. Tiba masanya untuk dia melupakan segalanya walaupun perkara itu menyakitkan. Cinta tidak semestinya memiliki. Perkahwinan tidak semestinya hanya diselitkan dengan kebahagiaan. Mestilah ada pahitnya, kan?
" buat apa tu ? " terkejut Aera saat satu suara menegurnya. mujurlah dia tidak bertindak jauh kalau tidak mungkin lebam Jungkook dia kerjakan.
Aera tidak menyahut malah hanya menggeleng. Matanya kini dialihkan ke depan untuk melihat pelbagai hiasan bunga yang dihiasi oleh ibunya. Cantik.
" nak tanya boleh? " soal Jungkook , kedua belah tangannya dimasukkan ke dalam poket jaket tebalnya. Sejuk.
Aera mengangguk.
" lelaki yang dekat supermarket tadi yang buat kau menangis? " soal Jungkook acuh tak acuh. Takut terguris hati isterinya.
Aera terdiam.
" maaf kalau kau rasa tak selesa , aku tak akan tanya-- "
" sorry "
perkataan itu keluar daripada mulut Aera. entah kenapa hari ini mulutnya tiba-tiba ringan untuk melafazkan perkataan maaf itu pada Jungkook ; suami yang pernah menyakitinya.
Jungkook pula bertambah hairan , keningnya dikerutkan.
" untuk? "
" untuk semuanya... "
" aku layan kau teruk , aku tak dengar cakap kau , aku keluar dengan lelaki lain , aku bercinta dengan lelaki lain sedangkan aku masih ada suami. " semua yang terpendam di hati sekaligus meniti keluar dari bibirnya. Sungguhpun lama dia menyimpan perasaan sebenar namun tiba masanya untuk dia runtuhkan tembok egonya yang setinggi gunung.
" aku cuma... tak suka bila kau bercakap dengan perempuan tu. hati aku sakit. "
" Raena? " tebak Jungkook dan Aera mengangguk perlahan. Dia tersenyum sedikit, ternyata masih ada lagi perasaan sayang isterinya pada dia.
" aku masih manusia Jungkook , masih ada perasaan, masih boleh terluka, masih boleh rapuh, masih ada perasaan simpati. aku tidak kejam, cuma pengalaman yang mengejamkan aku. "
" aku penat. penat asyik dipermainkan. hati aku penat. sudah berapa kali aku dipijak? mana nilai aku? " tatkala mulutnya mengeluarkan ayat sebegitu , matanya mulai berair. Namun ditahan sekuat mungkin.
" kalau mama tahu anak dia selama ini sebenarnya menderita , apa dia rasa? sungguhpun macam mana hubungan kita Jungkook , sumpah aku tidak pernah meluah dengan mama , papa , namjoon. entah kenapa Namjoon boleh tahu keadaan kita. "
Jungkook terdiam. Namun dia memberanikan diri menarik Aera ke dakapannya. Dipeluknya erat tubuh isterinya.
" sayang , aku janji. aku tak akan sakitkan kau lagi. aku silap. aku tak nampak orang yang betul-betul cintakan aku. " katanya perlahan sambil mengusap rambut isterinya dengan lembut.
Air mata Aera mula menitis. Urgh crybaby ; getus hati Aera. Sungguh dia benci , kenapa kebelakangan ini air matanya dia murah. Selalu gugur.
" aku percayakan kau Jungkook, pegang janji kau tu " Dahi Aera diciumnya singkat dengan satu senyuman terukir dibibirnya.
Kini pelukan dileraikan, Aera menunduk lalu mengelap air matanya dengan hujung bajunya.
" sejak kebelakangan ni , aku kerap mimpikan kau. pelik " kata Aera dan dahinya berkerut. Menunjuk reaksi kehairanan.
" handsome tak? " tanya Jungkook sambil tertawa kecil. Bergurau ke?
" masih handsome cuma kenapa kau suka pakai baju putih dalam mimpi aku? "
" macam nilah , kau cium dahi aku lepastu kau lari. e " rungut Aera membuatkan Jungkook ketawa.
" manalah aku tahu , tu kan mimpi kau. mungkin kau rindukan aku ? gila-gila rindukan aku? " usik Jungkook
" perasan. dahlah , baik aku tidur " Aera terus melangkah pergi meninggalkan Jungkook.
" tunggulah sayang! "
Sedang mereka bergelak tawa , sepasang mata yang penuh kebencian memerhatikan mereka dari jauh.
" s*al " mulutnya mengeluarkan kata kesat sambil stereng kereta dihentak kasar. Melepaskan perasaan geram.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top