Tag and 6 : Ayaru in 18 Years

Photo : Ayaru in 18 years

Sebelumnya saya mau ngerjain tag dari ZahraSyaharani dulu :v maaf ya tagnya udah lumutan keknya :"V yang mau lansung baca silakan skip.

1. Jika kalian diberikan 1 permintaan, apa yang kalian minta?

Kalau permintaannya bisa yang mustahil terjadi di dunia ini, ga pake basa-basi lagi : masuk ke dunia anime. Tapi kalau yang masih bisa terjadi di dunia ini, mungkin... ah ga tau. Aku bingung. Mungkin diberi semua video anime yang kuincar full eps.

2. Tuliskan pengalaman kalian yang susah dilupakan! Harus dijawab, kalau enggak, besok mati.

Pengalaman ya? Mungkin pengalaman waktu
cara perpisahan kelas 6 SD. Terlalu susah jika mau dilupakan karena banyak kenangan indah di sana. Terutama waktu satu angkatan waktu itu nyanyi lagu bareng (tidak termasuk perencanaan, lho. Tiba-tiba aja ada salah satu temenku ikut nyanyi terus akhirnya satu angkatan nyanyi bareng deh

3. Apa yang kalian lakukan jika bertemu idola kalian?

Minta foto bareng + bilang kalau aku penggemar beratnya + minta tanda tangan di buku yang pernah dia tulis yang kupunya.

4. Perlihatkan foto kesayangan kalian minimal 3!

Gatau dari mana ... yang jelas saya sangat suka 😍

Kawaii ~ 😍😍

Gambar ketiga kagak masuk-masuk :"( maaf ya, Zahra-san. Yang jelas itu gambar pemuda berambut ungu yang rambutnya menutupi mata sedang tersenyum manis. Ia adalah Sakia dari otome game Yume100 IND (~^○^)~ love you, Sakia <3

Tag done (~°w°)~

Let's go to the story~

Isogai's Family

By fallyndanella04

Happy reading!

Normal Point of View (PoV)

Di saat Ayaru-chan berumur 18 tahun ...

Tahun ini adalah tahun terakhir Ayaru dan Hiyuro di SMA mereka.

Kepintaran Ayaru membuatnya berhasil menjadi wakil ketua OSIS di SMA itu. Oh, dan Hiyuro yang menjadi bendahara OSIS (kegalakan Hiyuro itu mampu menandingi penagih hutang asli lho).

Sebagai siswi yang dikenal ceria dan ramah dengan rambut sewarna langit dan manik emas yang berbinar, tentu saja membuat Ayaru sangat populer.

Selain wakil ketua OSIS, Ayaru juga merupakan kapten dari klub kendo perempuan. Ayaru mulai mengikuti klub itu setelah melihat Ibunya pulang dengan penuh luka. Katanya, luka tersebut hasil dari pertempuran.

Sama seperti Ayaru, selain menjadi bendahara OSIS, Hiyuro juga memiliki jabatan lain. Yaitu ketua kelas 3-2 dan kapten klub panahan laki-laki.

Sepertinya, Hiyuro mendapatkan ketepatan akurasi dan mata yang tajam dari kedua orangtuanya. Seperti Ayaru yang juga memiliki kemampuan berpedang seperti orangtuanya.

"Ayaru-san."

Sebuah suara memanggil Ayaru yang sedang makan siang bersama Hiyuro di kantin sekolah.

Biasanya Ayaru dan Hiyuro makan siang di atap SMA itu. Sayang, Ayaru lupa membawa bekal karena hampir telat pagi tadi. Jadi, mau tidak mau, mereka makan di kantin sekolah.

Gadis itu tersenyum.

"Ah, Hibari-kun, ada apa?" Tanya Ayaru.

Hibari Kyou. Ketua OSIS. Ketua kelas 3-1. Kapten klub bola basket. Dekat dengan Ayaru karena sering ditugasi oleh para guru secara berpasangan jika ada acara sekolah.

Gosipnya, punya rasa pada Ayaru. Sayang, kepolosan seorang Isogai Ayaru memiliki kekuatan cukup untuk membuatnya tidak tahu soal perasaan Hibari padanya.

Padahal, semua angkatan sudah tahu kalau ketua OSIS SMA Hibarino itu menyukai Isogai Ayaru, termasuk Hiyuro.

Namun, ketidakrelaan Hiyuro kalau Ayaru diambil darinya membuat ia ogah memberitahu soal perasaan Hibari Kyou kepada sahabatnya itu.

Hibari tersenyum sambil menatap Ayaru lembut. Pandangan yang hanya ia gunakan saat melihat Ayaru.

"Kitagawa-sensei meminta kita berdua untuk mendatanginya sepulang sekolah nanti."

"Eh? Memang ada apa?" Tanya Ayaru bingung.

Hibari menggeleng. "Aku juga tidak tahu, Ayaru-san."

"Tunggu." Hiyuro memotong pembicaraan mereka. "Biar aku saja yang menemanimu nanti, Hibari."

Hibari dan Ayaru bersamaan menoleh ke arah Hiyuro dengan wajah bingung.

"Eh, maksudnya?" Tanya Hibari menggaruk pipinya gugup. Ia selalu tidak nyaman jika melihat Hiyuro.

"Ayaru masih ada latihan klub kendo sepulang sekolah nanti," jelas Hiyuro.

Ayaru terdiam sesaat sebelum berbicara dengan wajah tanpa dosa. "Oh, benar juga! Untung saja kau mengingatkan, Hiyuro!"

"Ayaru-senpai! Kantouku memanggil seluruh siswi klub kendo hadir di gymnasium!" Panggil salah satu kouhai Ayaru.

[Kantouku : Pelatih]

[Kouhai : Adik Kelas]

Ayaru berdiri dari tempat duduknya. "Aku duluan ya, Hiyuro! Hibari-kun!" Lalu lansung melesat menyusul siswi adik kelasnya itu.

Setelah Ayaru pergi, Hiyuro lansung menatap tajam Hibari.

Hibari yang menyadari tatapan tajam Hibari merasa gugup. Ia memasang senyum canggung dan memberanikan diri membuka percakapan.

"U-um, ada apa ya, Chiba-kun?" Tanya Hibari. Keringat dingin mulai muncul di keningnya.

Hiyuro berdecih. Ia berdiri sambil mengangkat nampan Ayaru yang ditinggal oleh si empunya.

Hiyuro sendiri tidak pakai nampan karena ia membawa bekal makanan dari rumahnya, berbeda dengan sahabatnya, Ayaru.

Hiyuro tidak pernah terburu-buru sampai lupa membawa bekal makanan.

"Kau. Aku tidak peduli kalau kau ketua OSIS di sini. Yang jelas, kalau kau berani mendekati untuk mengganggu Ayaru...." Hiyuro sengaja memotong perkataannya.

Sorot mata yang dingin dan tajam dari Hiyuro membuat Hibari merinding. "...Aku tidak akan membiarkanmu hidup damai lagi, Hibari Kyou. Ingat itu."

Dan setelah itu Hiyuro pergi meninggalkan Hibari. Sang ketua OSIS mengalami dilema antara tetap ingin terus mendekati Ayaru tetapi takut atas ancaman Hiyuro.

***

Skip
Perjalanan pulang

"Ne, Hiyuro! Kitagawa-sensei tadi berbicara tentang apa?" Tanya Ayaru.

Ayaru dan Hiyuro sedang pulang bersama. Meskipun Ayaru sebelumnya ada latihan klub kendo, tapi Hiyuro masih bersedia menungguinya.

"Proposal festival Halloween tanggal 31 Oktober nanti," jawab Hiyuro datar. Terlihat sekali sorot mata yang menunjukkan kemalasan.

Ayaru mengerjapkan matanya. "Hm? Tahun ini akan diadakan festival itu? Kukira kepala sekolah tidak terlalu tertarik dengan hari seperti itu. Beliau, kan, terlalu serius--itte!"

Ayaru meringis saat Hiyuro mengetuk kepalanya dengan wajah datar. "Uh... kenapa aku dipukul?" Ayaru cemberut.

"Bukankah kau yang sudah memaksa kepala sekolah seminggu penuh untuk mengadakan festival itu?" Tanya Hiyuro yang lebih terdengar seperti sarkas.

Ayaru terdiam sejenak sebelum terkekeh tanpa dosa. "Hehe."

Hiyuro mengetuk kepalanya lagi. Kali ini lebih keras. "Hehe janai."

[Hehe janai : Jangan hehe / Bukan hehe]

Hiyuro sama sekali tidak habis pikir.

Umur gadis di sampingnya kini sudah 18 tahun. Tapi, tetap saja sifat kekanakan gadis itu sama sekali tidak berkurang.

Inilah yang mungkin sering disebut orang bahwa umur tidak selalu menentukan kedewasaan seseorang.

Namun... tidak dipungkiri bahwa Hiyuro juga menyukai sifatnya yang kekanakan seperti itu. Itulah yang membuat Ayaru terlihat sangat manis di matanya.

Hiyuro tahu dan sangat sadar. Ia menyukai seluruh sifatnya. Ia menyukai wajahnya yang manis. Ia menyukai matanya yang berbinar. Ia menyukai rambutnya yang cerah.

Ia menyukai--tidak, ia mencintai seorang Isogai Ayaru.

"Hiyuro, kau melewatkan rumahmu." Ayaru tiba-tiba berceletuk innocent.

Saat itulah, Hiyuro baru sadar kalau ia hampir saja melupakan rumahnya.

Rona merah lantas muncul di wajah Hiyuro, terutama saat ia melihat sosok Ayaru yang mengalihkan kepala dengan tangan yang menutup mulutnya. Menahan tawa.

"Cih. Jangan tertawa." Hiyuro berdecih. Perempatan muncul di wajahnya yang masih memerah.

Ayaru kembali menoleh ke arah Hiyuro. Ia tersenyum geli sambil mengusap matanya yang berair sehabis tertawa. "Ha-haha. Maaf, tidak biasanya seorang Hiyuro melupakan jalan ke rumahnya." Cengiran muncul di sana.

"Jaa, sampai berjumpa besok, Hiyuro!" Ayaru melambaikan tangannya.

Hiyuro mengangguk. "Hn. Sampai jumpa besok."

***

"Jadi... apa ada usul seperti apa seragam pelayan untuk cafe saat festival Halloween nanti?" Tanya Hiyuro sebagai ketua kelas 3-2.

Sesuai yang dikatakan Hiyuro.

Dalam rangka festival Halloween yang akan diadakan nanti, sesuai undian, kelas kedua dari tiap angkatan akan mengambil tema cafe. Lebih tepatnya, kelas 1-2, 2-2, dan 3-2.

Seorang siswi mengangkat tangannya.

"Ya, Kitagawa Haruna-san?"

Kitagawa Haruna, anaknya Kitagawa-sensei sang guru paling sadis di SMA Hibarino.

"Aku punya usul. Bagaimana kalau sebagian besar siswi menggunakan seragam pelayan seperti kelelawar? Jadi mereka menggunakan properti sayap kelelawar dan pakaian terusan gothic yang berenda."

Hiyuro berpikir sejenak sebelum mengangguk. "Lumayan. Para siswi, ada yang keberatan?"

Semua siswi menggeleng. Mereka tidak keberatan.

Lagipula, tidak ada yang berani membantah usul dari Haruna.

Kenapa? Oh, tentu saja para siswa-siswi tidak mau diberi lebih banyak lagi pekerjaan rumah dari Ayah dari Haruna.

"Bagaimana dengan seragam pelayan untuk para siswa?"

Seorang siswa mengangkat tangannya bersemangat. "Aku! Aku ada usul!" Namanya, Ichikawa Haruto, teman dekat Haruna.

"Begini! Jadi untuk para siswa akan menggunakan pakaian lengan panjang dan celana legging berwarna hitam. Untuk aksesoris, aku akan menyiapkan bando berbentuk tanduk iblis dan ekor iblis! Menarik, kan? Kannn?" Usulnya penuh semangat.

Oh ya, Haruto merupakan salah satu siswa paling bawel di kelas 3-2.

Di kelas 3-2, belum di satu angkatan.

Hiyuro berpikir sejenak. "Lumayan, tapi apa kau tidak kesusahan mengumpulkan properti tanduk dan ekor iblis itu?" Tanya Hiyuro.

Haruto menepuk dadanya sambil tersenyum lebar. "Haha! Mochiron! Jangan remehkan seorang Ichikawa Haruto!"

(Mochiron : Tentu Saja)

Hiyuro menutup matanya dan mengangguk. "Baiklah. Semua sudah diputuskan. Aku mengharapkan kerja sama kalian saat acaranya nanti."

"Ha'i, Kaichou~"

[Ha'i, Kaichou : Baik, Ketua]

***

"Hiyuro... tumben sekali kau bersedia mengenakan aksesoris seperti tanduk dan ekor iblis," ujar Ayaru bingung.

Hiyuro dan Ayaru sedang berjalan di lorong sekolah. Keadaan lorong sungguh sepi karena hari sudah sore. Mereka berdua pulang sore karena Ayaru menunggu Hiyuro selesai piket.

Hiyuro mengendikkan bahunya cuek. "Apa itu mengganggumu?"

Ayaru menganggukkan kepalanya semangat. Ia menunjuk wajah Hiyuro. "Tidak. Tapi sangat membingungkan! Bukankah sejak kecil kau tidak suka aksesoris seperti itu? Karena menurutmu itu kekanakan!"

Hiyuro menatap tajam telunjuk yang diacungkan Ayaru ke arahnya dan lansung menyingkirkannya. "Jangan mengacungkan jarimu ke depan wajah orang lain seenaknya," tegurnya dingin.

Ayaru terkekeh. "Hehe, maaf. Jadi? Kenapa?"

Hiyuro terdiam sejenak. "Hm... tidak ada salahnya. Kesediaanku mau mengenakan benda aneh itu karena tidak ada salahnya menggunakan ide itu di hari halloween." Ia memalingkan wajahnya dari Ayaru.

Bohong. Hiyuro bohong.

Rona merah di wajahnya akan lansung terlihat oleh Ayaru jika Hiyuro tidak memalingkan wajahnya.

Alasan sebenarnya adalah, karena Hiyuro sesaat melihat mata Ayaru yang berbinar-binar saat mendengar usulan Haruto.

Hal itu mampu membuat Hiyuro tidak tega menolak usulan Haruto karena sepertinya Ayaru sangat menyukainya.

Padahal... Hiyuro sangat amat tidak menyukai aksesoris yang baginya terlalu kekanakan itu.

'Ya sudahlah....' Hiyuro menghela nafas. 'Sesekali saja aku membuat Ayaru senang,' batinnya.

"Tapi~ syukurlah kau menerimanya, Hiyuro! Karena aku sangat ingin melihat kau mengenakan pakaian seperti itu!" Ayaru tersenyum lebar.

Wajah Hiyuro bersemu. Diam-diam ia tersenyum kecil mendengar celotehan Ayaru setelah itu.

'Ternyata memang tidak ada salahnya aku menerima hal itu.'

***

Hari Festival Halloween
Kelas 3-2

Tepat sebelum festival dibuka, kelas 3-2 sedang ribut memakai kostum mereka.

"Je-jeng! Hiyuro, apa aku manis!?" Tanya Ayaru sambil memperlihatkan dirinya yang memakai kostum gothic lolita berenda dan sayap kelelawar.

Hiyuro terdiam. Matanya melebar terkejut. Rona merah secara spontan menyebar di wajahnya.

"Ma--biasa saja," Hiyuro pura-pura berdehem meskipun ia tidak bisa menyangkal masih ada rona merah di wajahnya.

Ayaru cengir. Ia tahu Hiyuro berbohong, tapi tidak apa-apa. Sikap Hiyuro yang seperti itu sangat manis baginya.

Saat para lelaki yang berganti kostum, Ayaru membayangkan seperti apa Hiyuro dengan kostumnya.

"Pasti Hiyuro jadi manis... sejak dulu aku sangat suka penampilannya saat cosplay entah jadi apa. Ia selalu terlihat manis meski wajahnya laki-laki." Ayaru terkekeh.

Namun, pikiran Ayaru meleset saat melihat Hiyuro yang ke luar dari ruang ganti.

Hiyuro yang mengenakan kostum saat dulu memang manis, tapi kenapa saat dewasanya malah berubah menjadi keren!?

Ayaru lansung merona melihat Hiyuro. Lelaki yang selalu ia anggap kakak yang manis sekarang tumbuh menjadi laki-laki yang selalu mampu membuat kaum hawa menjerit layaknya fangirl.

"Apa yang kau lihat, hah?" Pertanyaan Hiyuro membuyarkan pikiran Ayaru.

Rona merah di wajah Hiyuro cukup membuat semua orang tahu. Ketua kelas 3-2 ini sangat malu memakai kostumnya.

"Daripada kalian semua menatapku seperti itu, lebih baik cepat buka cafe-nya saja!" Bentak Hiyuro malu.

Tidak mau membuat Hiyuro makin marah (meski sekarang ia sangat imut jika marah), semua siswa-siswi di kelas segera membuka cafe mereka yang sudah siap.

Festival Halloween pertama di SMA Hibarino, dimulai dengan penuh keceriaan.

... sepertinya Ayaru mulai menyadari perasaannnya.

To Be Continued
TBC

No Comment. Maaf baru update ya.

Sampai jumpa ke chapter terakhir. Semoga story ini berakhir tidak sampai Februari.

Warning!: Very Slow Update, Minor Romance, dan masih banyak lagi.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top