chap. 1 : terlahir kembali

warning! ada kemungkinan ooc, tidak sesuai dengan alur, typo dan kawan kawannya

.

1st person POV

Aku menatap layar Pad dihadapanku dengan kesal, sembari mengunyah mie samyang kesukaanku.

"Dih bjir, kesal kali aku sama S2nya" dumelku.

Di hadapanku terpampang Season 2 dan Serial Anime yang baru-baru ini ku sukai, Yakusoku no Neverland atau The Promised Neverland, Episode ketika Norman bertemu dengan Emma yang jelas-jelas berbeda di Manganya.

Aku baru mulai menyukai series ini ketika beberapa bulan yang lalu, ada suatu akun di sosial media yang memberikan rekomendasi anime yang seru tapi underrated.

Karena tertarik dengan poster dan sinopsisnya, ku putuskan untuk mencoba menontonnya. Kanena 3 episode pertama berhasil membuatku tertarik, akupun me-marathon series ini dan sangat-sangat terpincut akan segalanya. Dari Opening dan Endingnya, Alur Cerita, Penggambaran dan Penokohan setiap karakter, emosi yang kurasakan saat menonton animenya, plot twistnya, benar-benar membuatku jatuh cinta akan series ini. Sehingga akupun membeli manganya, dan saat itu aku tak tau ingin membeli volume berapa jadi aku iseng saja menuliskan angka. Dan untungnya volume yang ku beli merupakan lanjutan dari season 1 nya sehingga aku tak perlu repot repot mengoleksi dari awal, walau aku belum mengoleksi semuanya karena gaji dari pekerjaan ku gunakan untuk sehari-hari dan mengirim sebagian orangtua.

Kembali lagi ke kejadian tadi, Aku masih tetap bergumam dengan kesal, sambil ber-hah kepedasan karena mie samyangnya.

"Ah, gak mau tau, ni S2 nya jelek kalilah, malas aku nonton sampe akhir"

Akupun beralih aplikasi, dari yang biasa ku gunakan untuk menonton anime ke salah satu sosial media yang ku gunakan, lalu aku mencari tentang " The Promised Neverland Season 2" dan melihat banyaknya fans yang kecewa juga dengan episode yang berbeda.

"Tuh kan! Harusnya waktu mereka ke shelter itu mereka ketemu Yugo waktu dia lagi minum teh! Kok malah jadi shelter kosong!? Belum lagi Emma sama Norman yang ketemunya di kota Iblis, gak ada scene Emma diculik dan diburu sama Iblis Iblis kaya di Goldy Pond!! Trus karakter yang banyak di manga kek Lucas, Hayato, Adam dan kawan kawan jadi dihilangin! Harusnya Emma sama Norman ketemuan pas mereka udah gede!! ini mereka males bikin S2 nya panjang atau kekurangan budget?! Pasti bakal flop trus fans baru jadi kecewa!! Har—UHUK—UHUK!"

Karena terlalu bersemangat mencaci maki Season 2 nya, aku sampe tersedak mie, Sakit woy tenggorokanku!!

Aku terbatuk-batuk, berusaha untuk mengeluarkan mie dan sensasi pedas di tenggorokanku seraya meraba-raba atas meja, mencari segelas air.

Sialnya, airnya sudah habis jadi aku harus mengambilnya di dapur. Sembari berlari kecil, akı bisa merasakan kepalaku mulai pusing karena efek tersedak dan panik. Sesampainya di dapur, aku segera mencari dispenser walau dengan kepala pening. Sial, karena kekurangan oksigen pandanganku mulai berkunang-kunang walau aku berhasil mengambil segelas air dan meminumnya.

Karena efek panik yang kurasakan, aku juga tersedak oleh air yang ku minum, berusaha menepuk-nepuk dadaku. Karena sudah terlalu lemas, aku perlahan bisa merasakan rasa kantuk dan seolah nyawaku melayang.

Apakah ini azab karena menghina Season 2 anime yang kusukai? Apakah aku akan mati? Ah, harusnya aku pesan ayam goreng saja tadi.

———————


"Apakah aku telah mati?"

"Inikah akhir hidupku?"

Tiba-tiba aku tersadar dan menyadari bahwa aku sedang berdiri di hamparan bebungaan berwarna ungu lilac dan putih, di dalam ruangan gelap walau ada cahaya terang yang menyinari dari atas. Baju kemeja putih dan celana yang serasi warnanya terpakai rapih, membungkus tubuhku.

Bingung harus bagaimana, aku memutuskan untuk pergi berjalan jalan, tapi aku merasa sesuatu merekat di bawahku dan menatap cairan lengket berwarna ungu lilac yang menempel di sepatuku, sepertinya itu bunga yang tak sengaja ku injak dan ia jadi lengket.

Akupun berjalan menyusuri ruangan hitam tanpa batas ini, menoleh ke seluruh arah, hanya ada aku, bunga, kekosongan yang rasanya aneh dan cahaya yang seperti mengikuti ku.

"apa aku berada di alam limbo? antara hidup dan mati?" batinku.

Semakin maju, aku menemukan seseorang yang sedang duduk di sebuah kursi sembari membelakangiku. Melihat adanya insan lain di ruangan hitam ini membuatku melambai dan berteriak ke arahnya. Anehnya, di ruangan ini sepertinya aku dimute karena kurasa manusia di hadapanku tak bisa mendengarku dan aku juga seperti tak bisa mendengar suara sendiri.

Daripada hanya melambai tidak jelas, akupun memutuskan untuk sedikit lari kecil ke arahnya, hendak menyapa namun saat aku hampir dekat, kepalaku terasa pusing. Pandanganku sedikit buram dan aku bisa melihat sedikit cahaya berwarna kehijauan sebelum tiba-tiba aku tersadar karena ada sesuatu yang menabrak keras dadaku.

Manusia yang kulihat tadi mendadak menghilang.

"Dih ngeri kali" gumamku kecil.

Tiba-tiba terdengar suara keras menggema, berkata dengan nada terkekeh.

"Kematianmu kocak banget coy." ucapnya.

Lah itu ada suara tapi kok orangnya gak ada??

Aku celingukan lalu terdengar suara misterius itu lagi.

"Karena kocak, ku kasih hadiah deh. Kesempatan kedua untuk hidup, toh ini juga kesalahan Takdir. Tak seharusnya kau mati secepat ini."

Ucapannya menohokku. Jadi aku benar benar sudah mati?

Lalu muncul pop up ala ala game di depan mataku yang bertuliskan,

「 Kau mendapatkan Kesempatan Kedua untuk hidup di dunia lain. Kompensasi atas kesalahan Takdir. Selamat m̸̧̧̖͚̘̽͛̒̉́̀́̐͝ȩ̸̢̩͉̭̎̆͌͗̄͛ň̴͚̞̠̯̠̍̉͑͜j̷̭͔̻͓̦̰͖̻̐̔͊̈́̅̍̃̏͝ả̶̢̨̘̗̱͈̯̭̭͐͗̉̕l̴̗̙̤̩͇͖̞̫̲̒̄͂͑̎͋͆͝͝a̸̛̛̻͈̾̎̿̅̈́ṋ̸̡̜̜̱͈͌̒̊́̆́͂͜i̷̡̛͔̜͓̬̩̣̒̅̌̔̐̍͊͌͜͝ͅ ̸̢͕̩̩͗͌̈k̵̙͔̖̭̥̏e̵̡̮̾̈́̏͆́̾́̇͝ḩ̷̢̥̪̲̮̯̗̀̽́̍͌͛́̒̈͝į̷̼̠̹̯͚̥̪̣̄̍̈́̎̓̈̂͠͝d̵̗̤̽u̵̫͑̔̓̚̚͜ͅp̷̥̮̥̗̭͙̅â̶̛͍̖̲n̶̯͕̎̽͛̚͘͝͝ͅ ̷̡̤͇̦͉̳̐̒b̷̡̢̛̼̞͇̱͙̫̞̞̂̑̈́͠ą̶͎̲̼̈͒͘͝ͅŗ̸̦̭̞̈́̀͛̊̀̅̍̽͝ú̶̮̪͕̦̈́͑̈̍m̴̻̅̐̄̔ư̵̥͇̙̠̌̆̈́

Jujur saja teks terakhirnya sedikit membuatku curiga karena sedikit nge-glitch dan berwarna merah campur hijau.

Tiba-tiba terdengar suara lain yang mengagetkanku dari arah belakang.

"Hey!"

Aku menoleh ke arah suara itu dan melihat ke arah sosok yang sedang duduk dan bertutupkan topeng?

Kalau ditilik, sepertinya dia lebih tinggi dariku, dengan wajahnya yang tertutupi seperti topeng hitam yang glitching dan dua bulatan oval berwarna hijau  yang menandakan matanya?

Setelah mengamati sosok ini cukup lama, aku memutuskan untuk buka suara.

"Kamu siapa?"

"Aku? Aku hanyalah sebuah ketidaksengajaan yang seharusnya tiada, sama sepertmu."

Ia tersenyum, terlihat dua bulatan tadi menjadi emoji "^^" dengan segaris yang menandakan senyuman. Ia melanjutkan perkataannya,

"Takdir mempermainkanku sehingga aku terjebak di ruangan ini, Infinity Black Room, selama aku bisa mengingatnya. Tetapi Ia memberiku satu kesempatan."

Aku melihat ke arah sosok itu yang sedang menyilangkan satu kakinya dan menatap ke arahku dengan seringainya, tangannya bertengger di dagunya, seolah menungguku bersuara.

"Kesempatan apa?" tanyaku akhirnya.

"Kesempatan untuk menuntunmu, My Dear."

Aku merasa geli saat ia menyebutku "My Dear".

"Kesempatan kedua merupakan kesempatan yang tak mungkin dilewatkan, bukan? Kau pasti butuh seseorang atau sesuatu untuk menuntunmu dan Takdir mempertemukan kita. Well, bukan semuanya takdir kita sih. Karena seharusnya kita tak begini" Ia menghela nafas dengan malas, aku menduga dia sedang memutar kedua bola matanya dengan kesal. "Tapi setidaknya aku merasa terhormat karena bisa menolong mu. Jadi mari kita saling memperkenalkan diri, walau aku sudah mengetahui semua tentangmu saat kau memasuki ruangan ini." Aku bergidik mendengar kata-kata akhirnya, dan hal itu terkekeh melihat sikapku.

"Kenapa? kok bergidik gitu?" aku seolah bisa merasakan senyumnya yang sedang geli menatapku.

"Yah... Serem aja. Jadi, kamu siapa?" tanyaku to the point.

"Panggil saja aku Nothingness."

Nothingness? Panggilan yang cukup unik.

"Jadi, bagaimana kau akan menuntunku? Kesempatan kedua apa yang dimaksud?"

"Yah, mungkin saja aku akan mengirimimu surat, atau langsung turun tangan membantu mu nanti."

Nothingness bangkit dari duduknya dan menghampiriku. Ia berdiri di hadapanku dan mendekatkan wajahnya be arah bibirku dan berbisik, "Sedangkan untuk kesempatan kedua, kau lihat saja sebentar lagi."

Perlahan, rasa kantuk dan pusing yang sangat menyiksa datang menyerang dan membuatku memejamkan mata, merasa ragaku terjatuh kedalam pelukan seseorang dengan seringai Nothingness sebagai pemandangan terakhir sebelum aku kehilangan kesadaran.

———————

3rd person POV

Seorang wanita berjalan kearah ruangan penuh dengan ranjang untuk bayi seraya menggendong salah satunya yang sedang terlelap.

"[Name], kode 02194. Selamat datang di Grace Field" Wanita itu meletakkan bayi bersurai [Hair Color] di salah satu ranjang kosong, tersenyum menatap insan yang sedang terlelap itu lalu pergi.

***

Author's Note beta ver :

maaf jlek. saya lagi sakit waktu nulis ini (+ kelas fiqih)

-ahxlgonstream
2.57 pm, 9 september 2024

Author's note released ver :

saya bakal banyak ambil referensi dari mv, lirik lagu dan hal lain dari TOMORROW X TOGETHER. tentu segala hal yang saya gunakan itu hak ciptanya masih milik mereka. saya hanya meminjam sebagian dari ciptaan mereka.

also versi release ini jauh beda dari versi OG cuy, this one is long ahh prolog.

saya juga masih sakit jadi maaf kalo kurang maksimal, ini kepala jj mulu.

0:00, 29 september 2024
-ahxlgonstream
1345 words

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top