[6]. Aku adalah Saksi Dunia ini

Kemarin, saat ujian masuk adalah hari Kamis, sedangkan sekarang adalah hari Jumat. Aku tidak mau buang-buang waktu karena alasan pindah rumah, jadi tidak masalah jika hanya menginap satu atau dua malam di net cafe*. Lagipula, aku senang bisa menginap di tempat dengan jaringan internet super lancar. Aku keasikan nonton film, sampai hampir subuh, untungnya aku masih sempat tidur. Hanya saja, pagi ini aku sedikit mengantuk. Semoga tidak ketahuan.

"Selamat pagi! Namaku [Y/N], mohon kerja sama-"

"Dia begadang di hari pertama bekerja. Ah, ya ampun, bagaimana bisa efektif menjadi detektif di sini."

Manusia tidak akan pernah bisa memahami pemikiran satu sama lain. Kalau bisa, hanya akan sampai pada tahap mengerti sifat dan pola pikir dasarnya saja. Aku tidak akan mengerti kejeniusan Ranpo, sementara Ranpo tidak akan memahami cara berpikir orang biasa. Karena apa yang menurut orang lain sulit, seperti sebuah permen untuk dirinya. Begitu pula sebaliknya. Orang yang merasa dirinya tinggi, justru bisa dipandang rendah oleh orang lain. Perspektif itu penting untuk dibagikan, karena segala hal perlu untuk dinilai kelayakannya.

"Bagaimana Kau tahu?"

"Kalau kujelaskan pun Kau tidak akan mengerti."

"Oh, begitu.." Lebih baik diiyakan saja, otakku sudah pasti kalah telak dengannya. Salah-salah, identitasku bisa terbongkar di tangannya.

"Akan kuperkenalkan padamu semua anggota di sini. Itu adalah Ranpo-san, dia anggota pertama Agensi."

Itu terjadi 13 tahun yang lalu, saat Ranpo dan ketua Agensi ini, Fukuzawa Yukichi, mereka bertemu karena suatu kasus pembunuhan di hari yang sangat berangin.

Lalu, Kunikida melanjutkan penjelasannya. "Yang memakai jepit rambut kupu-kupu emas adalah Yosano-sensei, dia dokter Agensi."

The Great War. Kakak laki-laki Tachihara Michizou. Mori Ougai. Lalu berakhir ke Fukuzawa Yukichi. Begitu banyak kematian dan kerusakan yang diakibatkan oleh perang, disaksikan oleh anak yang masih berusia 12 tahun. Sang Malaikat Kematian.

"Kalau Kau sakit, datanglah padaku."

Lebih seperti geraman predator yang membuat mangsa seketika lari terbirit-birit daripada tawaran penuh perhatian untuk si karyawan baru yang langsung bekerja di hari berikutnya. Tidak banyak wanita yang maju ke garis terdepan di Agensi, kecuali dirinya sendiri. Pasti dia senang karena kedatanganku.

"Lalu, itu Tanizaki dan adik-"

"Tanizaki Naomi! Ini, kakak tampan, yang aku cintai di dunia ini atau di akhirat... Selamanya~."

Ini obsesif. Aku tidak ingin membicarakannya sama sekali. Sekali pun ada teori kalau mereka adalah saudara angkat atau Naomi cuma ilusi Sasame Yuki karena Naomi sudah... mati karena suatu hal? Banyak official art buatan Harukawa-sensei yang digunakan sebagai landasan teori ini, tapi aku tidak mau pusing-pusing jadi lebih baik jangan dipikirkan, anggap saja tidak terjadi apa-apa.

"Kunikida-san, biar aku memperkenalkan diriku sendiri."

"... Ya, baiklah."

Sebenarnya, konsep sunshine lebih sesuai untuk disematkan kepadanya. Selain karena mata emas dan rambut pirangnya, apalagi pakaiannya yang berwarna biru. Itu menggambarkan bahwa ia sang mentari di tengah hari yang cerah dan terik yang tergantung pada langit biru nan luas.

Dengan kepolosannya karena ia berasal dari pedesaan, anak berusia 14 tahun itu merupakan matahari emas yang tidak akan terkalahkan oleh hujan. Bunga matahari yang periang, ramah, sifat berterus terang, dan senyuman yang seolah tidak akan pernah bisa runtuh bahkan dengan longsor paling dahsyat sekali pun. Segalanya bisa dia ubah hanya dengan tangan kosong saja. Tidak apa-apa untuk sangat dekat pada matahari, hanya jangan membiarkan sisi mengerikannya itu keluar.

"Aku Miyazawa Kenji. Aku adalah yang termuda di Agensi, semoga kita bisa bekerja bersama-sama dengan baik, sekarang dan seterusnya."

"Terima kasih atas sambutannya. Boleh aku panggil Kenji-kun?"

"Boleh, justru aku hendak memintamu untuk memanggilku begitu."

Posisiku jadi terbalik. Ini, kan, seharusnya situasi yang dialami oleh Atsushi. Apakah merubah takdir sampai sejauh ini tidak apa-apa? Namun, jika itu bisa menjauhkan Agensi dari bencana apa pun, maka kulakukan ini untuk melindungi mereka semua.

Termasuk...

"Lalu, satu orang lagi, ya, dia itu... AKU TIDAK AKAN PEDULI LAGI." Ya, aku tahu, tanpa sebut nama aku sudah tahu dari awal masuk di sini.

Mejaku ada di sebelah meja kiri Kunikida, ini adalah meja Kyouka yang berhadap-hadapan dengan meja yang seharusnya ditempati Atsushi. Di mana ya, anak itu? Dia adalah sebuah kunci perak untuk membuka pintu berlapiskan emas dan berlian. Bagaimana jika suatu saat nanti, Guild sungguhan datang? Siapa yang akan menghentikan Francis? Lalu, kejatuhan Moby Dick? Tidak mungkin hanya Akutagawa sendiri saja, kan?

Buku novel kosong yang gaib itu disegel di kota ini, di Yokohama, tempat kelahiran dan sekaligus akhir kisah dunia ini. Sebenarnya, bakat yang sangat riskan itu milih siapa, sih? Yang dikatakan buku itu tidak bisa dihancurkan, tapi halamannya bisa disobek? Sangat lucu. Tidak mungkin Natsume tidak tahu apa-apa.

"[Y/N]-san, kemarilah." Kenji memanggilku, ia melambai-lambaikan tangannya, isyarat untuk memintaku mendekatkan telingaku ke mulutnya.

Aku bertanya terlebih dahulu. "Ada apa, Kenji? Kenapa Kunikida-san jadi sentimental begitu?"

"Hei, aku bisa mendengarmu."

Nadanya ceria tapi dengan suara yang sangat pelan, seperti sinar mentari yang menyusup dari balik awan setelah hujan di musim panas. "Satu lagi anggota Agensi kami itu adalah..."

Pintu kantor lalu terbuka dengan setengah terdobrak. Aku tidak bisa merasakan emosi yang terpancar dari gerakan pintu yang berdecit. Dari sana muncullah sosok yang menarik keluar rasa memalukan dan kemarahan dari dua orang sekaligus.

Dia berlutut, menarik telapak tanganku kemudian membelainya dengan kedua tangannya dengan lembut. "Dazai Osamu yang penuh karisma dan daya tarik ini..."

Percuma saja, Dazai. Kau tidak akan bisa menyelipkan alat sadap, alat pelacak, selembut apa pun gerakanmu. Aku akan selalu menemukannya dan menunjukkannya padamu. Kau akan tahu itu, tidak lama lagi.

"Oh, bella donna, di bawah mentari ini, mari kita bunuh- ..OHOKK!!"

"DIAMLAH, ORANG GILA!!!"

Aku merasa familiar dengan perasaan yang aneh ini, karena akhirnya bisa melihat mereka semua secara langsung, dikelilingi oleh orang-orang yang nyata, bahkan terlalu nyata.

Yosano yang berekspresi menikmati tontonan gratis itu berkata, "Kau akan sering melihat ini di lingkungan Agensi, jadi biasakanlah."

"Terima kasih atas perhatiannya."

»»-⍟-««

Kirisaki-san.
Apakah ada perkembangan tentang penyelidikan?

Sayangnya, tidak.
Aku sungguh mengawasi sungai ini setiap waktu. Hanya ada orang yang mengapung di sungai, sama seperti waktu itu. Namun, tidak ada anak laki-laki berambut putih seperti yang kamu sebutkan.
Bahkan, kabar tentang 'harimau putih pemakan manusia' seperti yang kamu bicarakan padaku, sama sekali tidak terdengar.

Dia pasti juga sedang mencari keberadaan anak laki-laki itu, sama sepertiku.
Aku memperkirakan harimau itu akan muncul beberapa waktu lebih awal sebelum malam bulan purnama, tapi... Sepertinya aku salah.

Masih mau diteruskan?

Ya, teruskan sampai dua minggu ke depan. Aku ingin benar-benar memastikannya. Setelah itu, aku akan mencari seorang diri saja.

Jangan terlalu memaksakan dirimu. Yuera tidak akan menyukainya.

Jika dia memang tidak menyukainya...
Kenapa dia menghilang?

Jika itu demi melindungimu, maka aku dan si kembar juga akan melakukan hal yang sama padamu.

Meski kalian tidak menjelaskan dengan benar padaku?
Kalian hidup, tapi kemudian memutuskan menghilangkan keberadaan seolah-olah tidak pernah ada di dunia ini.

Ini adalah percakapanku dengan Kirisaki dan [Y/N] tadi malam. Dengan tidak adanya perkembangan sama sekali, [Y/N] akan mengkhawatirkan hal ini lebih serius lagi. Menemukan Atsushi merupakan suatu keharusan. Karena dengan keberadaannya apabila sewaktu-waktu bayangan batang hidung The Book muncul ke permukaan, maka [Y/N] akan bisa bergerak terlebih dulu.

Pesannya sudah dibacanya, tapi Kirisaki masih belum membalas pesan itu. Di musim semi, banyak orang akan merasa mengantuk karena cuaca yang sangat pas. Udara yang lembab dan angin yang sejuk. Tidur di kasur sambil ditemani cuitan burung-burung kecil, akan sangat membantu untuk bisa tenggelam ke dalam mimpi yang indah.

"[Y/N]-san!" Suara Tanizaki memanggil [Y/N] beriringan dengan bunyi lonceng pintu Kafe Uzumaki.

"Bagaimana Kau bisa ada di sini lebih dahulu? Aku tidak melihatmu keluar dari kantor." Kunikida berjalan memimpin di depan semua orang, suara dan intonasinya senantiasa lantang saat berbicara sambil menenteng buku catatan yang di sampulnya bertuliskan kanji 理想 berbunyi risou yang berarti ideal.

[Y/N] coba melihat handphone sekali lagi, memastikan apakah Kirisaki sudah menjawab pesannya atau tidak. Namun, nihil, maka ia mematikan layar itu dan meletakkan layarnya menempel dengan meja supaya apabila muncul balasan maka tidak ada yang bisa membacanya sebelum ia mengangkat handphone-nya kembali.

[Y/N] membalas pertanyaan Kunikida. "Karena kalian memang sering berkumpul di sini. Kafe ini seperti sudah seperti menjadi base camp Agensi."

Kunikida lanjut bertanya saat ia duduk di kursi tunggal, tepat di sebelah [Y/N]. "Bagaimana Kau tahu?"

"Aku menyelidiki kalian."

Mereka terdiam, dengan keheningan yang sangat keras. Kemungkinan [Y/N] salah bicara, sekaligus berbohong, mana mungkin ia bisa katakan kalau dunia itu adalah sebuah cerita anime?

"Kalau memang begitu, coba tebak apa pekerjaan lama kami," kata Dazai, saat ia berjalan semakin dekat ke tempat [Y/N] duduk, logat tubuhnya itu mulai membuat [Y/N] kesal.

"Menebak pekerjaan lama?" [Y/N] berpura-pura bodoh, pura-pura tidak tahu apa-apa, lebih baik jika Ranpo atau Dazai yang mengungkapkan kebohongannya, itu lebih membanggakan untuknya.

Setelah [Y/N] melewati tebak-tebakan ini maka pekerjaan yang sesungguhnya akan datang. Ia akan berhadap-hadapan dengan Port Mafia secara langsung. Takdir sudah benar-benar berubah. Sekarang, [Y/N] yang berada di posisi staf baru Agensi, menggantikan Atsushi.

Sementara itu, Dazai masih berusaha untuk coba kembali untuk meraih tangan [Y/N], dugaan di benak [Y/N] pun muncul lagi, seperti yang terjadi saat Higuchi datang ke Agensi. "Cantikku, biar kukatakan apa tujuanku padamu."

Dazai kembali menggenggam tangan [Y/N], tapi kali ini sedikit lebih erat daripada tadi pagi. [Y/N] sadar dengan perbedaan kekuatan itu, ia hendak berbicara tapi segera terpotong. Yang terlintas di pikirannya adalah siapakah dirinya yang sebenarnya.

"Dazai-"

Aku adalah seorang pembaca.

Seorang pembaca ialah yang senantiasa meneliti, mengamati, dan mengobservasi, atas apa yang sedang mereka saksikan dengan mata kepalanya sendiri.

Komik, novel, anime, dan film dari ujung barat ke ujung timur. Setiap pembaca memiliki seleranya masing-masing, tapi garis besar dari selera seorang wanita adalah favoritisme male lead. Male lead secara harfiah berarti pemeran atau tokoh utama pria. Namun, istilah male lead di kalangan pembaca lebih merujuk kepada tokoh pria yang berhasil berakhir bersama dengan pasangannya, female lead.

Dalam dunia fiksi, male lead yang lebih bringas yang akan memenangkan hati banyak wanita. Terlebih bila ia memiliki latar belakang yang kotor yakni berhubungan dengan kejahatan atau kriminal, tirani, penjahat, sosok yang paling ditakuti di seluruh penjuru negeri, dan punya sifat yang tidak sehat.

Namun karisma, pola pikir, kejeniusan, wajah rupawan, dan yang paling penting adalah saat pembaca berhasil mengetahui bahwa male lead yang tangguh punya sisi lemah yang tidak akan diungkapkan kepada siapa pun. Sisi yang terus disembunyikan, bahkan berusaha untuk dilenyapkan, hingga mereka bertemu dengan sang pasangan. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, mereka bisa menjadi dirinya sendiri.

Pengecualian, bagaimana jika male lead itu sungguh-sungguh berada di hadapanmu, menggenggam tanganmu, dan mencium punggung tanganmu seakan engkau adalah seorang putri sementara dia seorang pangeran yang turun dari kudanya untuk menyambutmu dengan karisma penuh harkat dan martabat. Seorang pangeran juga manusia, manusia yang 'sempurna' adalah manusia yang punya kekurangan dan kelebihan. Lalu, pembaca yang maha tahu bisa menentukan perasaan mereka sendiri, apakah pembaca akan memihak kepada male lead?

"A-apa yang ... Kau lakukan?"

Sesaat kemudian, suara pulpen patah lalu sedikit menyela ucapan [Y/N].

Suara [Y/N] yang terbata-bata dan semburat merah tipis dari wajah yang tersipu itu seketika membuat mata sebagian orang berkedut dengan ekspresi tak percaya, bahwa ternyata anggota baru Agensi suka dengan rayuan seorang pria yang paling tidak bisa dipercaya. Tidak, nyatanya tidak semudah itu. Tidak semudah yang orang lain bisa bayangkan, bahkan nyatanya perasaan [Y/N] tidaklah tergantikan. Ini adalah reaksi alami.

Kunikida merapikan buku catatannya untuk kemudian ia simpan ke dalam kemejanya, lalu berkata, "hei."

Kunikida melempar pulpennya yang rusak ke kepala Dazai begitu kencang lalu dengan kasar menarik kerah pakaian Dazai kemudian membantingnya ke lantai kafe. Seolah menganggap adegan keji itu sebagai makanan sehari-hari, bahkan bisa setingkat remahan kecil saja, tidak ada yang merasa prihatin dengan Dazai yang menjadi samsak empuk wakil ketua Agensi.

Sementara jantung [Y/N] masih berdetak sangat kencang, kelopak matanya tidak lagi berat seperti beberapa saat sebelumnya, dan ia mengusap punggung tangan yang tadi dicium oleh Dazai. Ia harus berterima kasih, karena ciuman itu adalah obat yang sukses menyingkirkan rasa kantuknya yang mengganggu.

Yosano yang duduk tak jauh darinya berkata, "[Y/N], jangan Kau mau ditipu dengan rayuannya. Jangan pernah percaya dengan pria tak berkomitmen sepertinya."

»»-⍟-««

Fokus, [Y/N], fokus! Jangan terlena terlalu cepat, tidak dengan terang-terangan begini! Ah, ini memalukan sekali, seluruh staf inti melihatku salah tingkah dan mereka tidak akan pernah melupakannya! Bagaimana jika ini menjadi skandal? Tidak, aku bukan wanita yang seperti itu, yang disayangkan dari hal ini adalah aku sudah terjatuh jauh sebelum aku datang kemari. Karena itu, perasaanku sangat mudah dipicu oleh hal-hal kecil macam ini.

Aku hanya... bereaksi apa adanya.

Untuk saat ini aku harus fokus dulu. Ini hari pertama kerja di Agensi, jadi harus memberikan kesan yang baik. Jangan sampai lengah, terus waspada.

"T-tadi.. Dazai-san menyebutkan tentang 'menebak pekerjaan lama', kan?" Tanizaki sepertinya coba untuk melelehkan suasana. Ia coba untuk melanjutkan perkataan Dazai yang tertunda. "Sebenarnya itu adalah tradisi di Agensi, anggota baru menebak pekerjaan lama seniornya."

Sebagai maniak, aku hampir maha tahu; mengetahui segalanya. Aku hanya perlu mencari alasan yang jelas, lalu mengiringinya dengan jawaban yang sebenar-benarnya. Aku akan memulainya dengan Kenji.

"Topi jerami itu... Kenji berasal dari desa?"

"Benar! Aku berteman dengan banyak sapi di desa Ilhatov, kampung halamanku!"

"Anak-anak desa itu sangat kuat," kataku. Ya, sangat kuat sampai bisa berhadapan satu lawan satu dengan anggota Hunting Dogs.

Satu kekejaman terakhir mendarat di perut Dazai dengan suara yang mengancam, pelipis dan tengkuk Kunikida yang berkeringat adalah tanda agar ia menyudahi pelajaran yang dia berikan pada rekan sintingnya. Kalau diteruskan, bisa-bisa dia sungguhan membunuh Dazai. Sepertinya cuma pingsan main-main saja, nanti pasti dia akan bangun sendiri, tidak akan kapok.

Kunikida kemudian duduk di sofa yang tadi ditempati oleh Dazai, di hadapanku ia berkata, "Kenji punya kekuatan manusia super. Dia bisa mengangkat mobil dengan mudah dan anti-peluru."

Sepertinya, yang sekarang perlu aku lakukan hanya mengkonfirmasi profesi dan atau pekerjaan lama mereka. Siapa tahu ada yang berubah di sini atau mereka mengatakan hal baru yang belum aku ketahui. Ini sudah bagus. Maka, aku melanjutkan ke Tanizaki dan Naomi.

"Kalian berdua adalah murid SMA."

Baru saja Tanizaki hendak mengiyakan tebakanku, pinggangnya sudah terhimpit keras karena pelukan Naomi. "Itu benar, [Y/N]-san!" Naomi bersorak dengan intonasi gadisnya.

Sebelum aku akan melihat keadaan Dazai, aku melihat Ranpo yang duduk memunggungiku sambil minum jus dengan sedotan. Kepalanya tegak, agak terangkat ke atas, tapi matanya yang sipit itu pasti mengarah lurus dan bisa terbuka kapan saja. Ranpo harusnya tahu bahwa ada yang memperhatikannya, hingga saat ia menggerakkan kepalanya aku dengan cepat mengalihkan mata pada Dazai.

Aku melirik pada pria yang terbaring di lantai itu. Ternyata, dia sudah membuka matanya dan melihatku dengan tatapan setengah melotot sampai membuatku agak terguncang karena terkejut. Aku bisa merasakan emosinya, dia mulai penasaran denganku, matanya tidak bisa berbohong padaku bahwa ia menaruh seluruh atensinya demi menguak latar belakangku.

Souheki-atau Double Jade-mereka berdua membuatku terguncang di saat yang bersamaan. Sangat keren.

Dazai lalu berdiri seperti seorang pahlawan kesiangan. "Aku! Akuuuuuu! Belum ada yang bisa menebak pekerjaanku, lho!"

"Tunggu, aku dulu." Kunikida menyela, duduknya selalu tegap lurus sama seperti saat ia sedang mewawancaraiku kemarin. Itu memberiku rasa segan dan hormat padanya. Bagaimana pun, dia memang pantas mendapatkannya.

"Apa Kau tahu pekerjaan lamaku?"

Aku jadi merasa tidak enak. Aku sama saja seperti orang-orang kebanyakan, tidak suka matematika, bahkan sangat benci. Yah, tidak apa-apa untuk tidak suka mata pelajarannya, tapi jangan benci gurunya. Terkecuali kalau Kunikida adalah guru matematika dan guru killer, maka hal seperti itu tidak bisa dihindari.

Aku sedikit memelankan suaraku hingga terdengar seperti gumaman. "Guru."

"Benar. Bagaimana Kau tahu?"

"Kacamata dan buku catatan."

"Itu saja? Bagaimana dengan mata pelajaran apa yang aku ambil?"

"Aku bisa memberi jawaban lain, tapi ini berhubungan dengan kepribadianmu. Apakah tidak apa-apa jika aku menilai kepribadianmu?"

"Tidak masalah, aku ingin mendengarnya." Kata-katanya agak ambigu di telingaku.

"Orang yang serius, sangat gigih, tertib, disiplin, dan terorganisir."

Dazai duduk di sebelah Kunikida, menyikut tubuh rekannya dengan pelan dengan maksud untuk menggodanya. "Itu benar-benar Kunikida-kun~."

"Diamlah. [Y/N], lanjutkan."

Ya ampun, tegas sekali, aku jadi agak takut. "Salah satu di antara fisika, kimia, dan matematika."

Dazai kembali menambahkan untuk membuat Kunikida semakin kesal dengan sengaja. "Kunikida-kun adalah guru matematika yang kejam." Aku pribadi tidak bisa menyangkal pernyataan itu.

"Jawabanmu benar," kata pria berambut kuning lemon itu.

"Nah, sekarang giliranku."

Kenapa aku jadi gugup begini?

Tanganku berkeringat, tekanannya bukan main. "Bukan aktor, bukan pegawai, bukan polisi, bukan penulis, bukan..."

Bukan juga orang baik dan bahkan bukan orang jahat.

"Kau ekstrovert, ya?" tanyaku.

Dazai bertanya, "apa itu?"

"Jenis kepribadian. Introvert itu punya energi yang berputar-putar hanya di dalam dirinya, sementara ekstrovert punya energi yang meluap-luap bahkan bisa meledak! Staf Agensi yang ekstrovert hanya Dazai dan Kenji, sisanya introvert," jelasku.

Kenji mengiyakan dengan nada cerianya yang biasanya. "Kau benar."

"Dia menarik energi milik orang lain." Yosano memberi pernyataan tambahan.

Begitu pula Kunikida, ia berkata, "dan selalu menjawab kata-kataku."

"Itu yang kalian pikirkan tentang diriku yang berwajah ceria ini?" Dazai memberi pernyataan untuk protesnya.

"Lihat. Dia menjawabku, kan?"

"Kunikimama, aku hanya ingin bercanda saja denganmu~!"

"Mama?! Akan kutekan kepalamu sampai Kau menjadi anak bayi lagi!"

"Kau yakin tidak masalah jika aku mengatakan apa pekerjaan lamamu di depan semua orang?"

Sepertinya aku sudah menarik perhatiannya. Kau memakan umpanku. Kaulah yang menjadi kunci untuk merubah takdir dunia ini. Bahkan, jika aku tidak bisa mencegah The Great War, eksperimen Ability Singularity, atau bertemu dengan saksi utama Natsume Souseki. Bagai berdiri di atas kertas, pergerakanmu yang tipis itu sungguh tidak terduga.

"Tidak usah malu jika salah menjawabnya. Kalau tepat, Kau bisa dapat hadiah~!" Dasar pembohong.

"Hadiah?"

"Uang 700 ribu."

"Anak sebatang kara yang tidak tahu apa-apa pasti akan bersikeras menebak pekerjaan lamamu secara acak."

Anggaplah aku memutar balikkan fakta, maka kata-kataku ini mengandung kebenaran. Balikkan kalimat itu hingga bermakna, aku memiliki rekan dan aku tahu banyak hal sehingga tidak perlu bersusah payah menebak apa pekerjaan lama kalian. Ranpo memperhatikanku terlalu lama. Dia tahu, tapi diam saja.

"Pekerjaan lamamu adalah.. Seseorang dengan peran atau posisi yang besar dan sangat penting."

"Sungguh? Dia lebih terlihat seperti gelandangan." Kunikida berkata sambil melotot dari balik kacamatanya yang bersinar menjadi warna putih.

"Aku jujur tentang punya pekerjaan. Penggemar bunuh diri tidak akan menarik kata-katanya."

Kalimat yang tertulis dengan jelas di novel Fifteen, aku akan terus mengingat ini, selama aku masih bernapas di dunia ini. Fakta paten yang tidak boleh untuk dilupakan apabila berhadapan dengan pria ini.

Bukan anak haram, bukan anak yatim piatu, atau bukan asisten tenaga medis.

Apa yang terjadi padamu sebelum berusia 15 tahun, Dazai Osamu?

"Lebih tepatnya, apakah itu?"

Aku melanjutkan ucapanku. "Sebuah posisi yang berkomprehensif dan penuh integritas."

Eksekutif. Posisi yang terlihat dan memiliki wawasan yang luas. Seorang pemimpin tepat di bawah pemimpin utama. Seorang tangan kanan bos. Di dunia lain, dia bahkan sudah menjadi bos Port Mafia. Jelas, dia memiliki tangan dan keinginan jahat yang begitu kuat. Apa kata jika Dazai terlambat datang saat Oda sekarat? Bagaimana jika ia tidak sempat mendengar kata-kata terakhir Oda?

Sang iblis jahat kemudian mengamuk, meruntuhkan seluruh dunia ke dasar neraka yang paling dalam. Bahkan, iblis yang seharusnya memimpinnya pun bisa ketakutan. Maka ia akan mengambil kesempatan itu untuk meruntuhkan segala-galanya menjadi abu, asap, dan guntur, bahkan membuat lautan surut karena amarahnya yang abadi terus berkobar. Menjadi raja iblis dari medan perang yang bernama Yokohama ini. King of Yokohama.

Sayangnya, sebagai manusia ia adalah seseorang yang berhati hampa. Tidak ada yang bisa mengisi kekosongan hatinya, belum ada yang bisa. Aku merasa sudah kelewatan, jadi aku harus terus melaju sampai melewati batasan-batasan yang ada. Berkat Kirisaki-san, aku bisa memahami sandi morse, jadi aku mengatakan ini pada Dazai sambil menatap jari-jariku sendiri yang aku hentakkan untuk membuat pesan.

Jika ingin tahu tentang diriku, jika kau penasaran denganku, ikutilah aku.

Aku memperhatikan wajahnya betul-betul. Seperti apa ekspresinya, kerutan di dahinya, dan cahaya matanya yang bergetar seiring cahaya matahari semakin bersinar di tengah langit, di takhta tata surya ini. Emosi apa yang dipancarkannya sehingga aku harus resah dan khawatir. Gerak-gerik sekecil apa saja yang harus kuperhatikan darinya baik-baik. Aku melakukannya demi mengubah takdir dunia ini, takdir semua orang, mungkin takdirnya.

Aku akan memperhatikanmu.

Dia membalas pesan sandi morseku bersama senyuman penuh arti, demikian dengan tatapan matanya. Aku sudah seharusnya waspada saat dia mengeluarkan sorot mata yang seperti itu-sangat gelap dan pekat tapi bersinar begitu terang-seperti cokelat leleh.

"Sudahlah. Ayo, kembali ke kantor," ucap Kunikida, si perfeksionis yang taat akan aturan yang dibuatnya sendiri.

Semuanya terdengar bermalas-malasan, terutama Dazai yang kembali lagi ke pengaturan awalnya sebagai badut Agensi. Aku segera berdiri, juga untuk peregangan kakiku. Bersamaan dengan itu, notifikasi khusus untuk pesan dari Kirisaki-san berbunyi. Aku segera mengambil handphone-ku dan membaca pesan yang mengambang di layar kunci. Memang benar itu pesan darinya...

Bukankah kalian memang seharusnya tidak berada di dunia ini?

Dasar blak-blakan. Apa tujuan yang sebenarnya dibalik keinginanku untuk merubah takdir Agensi? Bahwa suatu hari kedamaian mereka pun terenggut, mereka akan terpecah belah, menjadi teroris, bahkan hidup mereka semua berada di ambang hidup dan mati, apakah maksudnya itu? Supaya Yokohama tidak berubah menjadi lautan api, tidak hanya takdir Agensi yang harus diubah tapi satu dunia ini. Semuanya mengakar dari Great War dan The Book, tapi itu terjadi jauh sebelum aku pertama kali datang ke sini. Kalau pun aku datang pada saat Fukuzawa dan Ranpo bertemu, memangnya aku ini siapa sampai bisa menghentikan perang?

Itu sudah menjadi masa lalu, aku tidak bisa mengubahnya. Makanya, takdir adalah sesuatu yang masih belum pasti kecuali kematian. Aku akan berusaha keras mengubahnya, dengan atau tanpa siapa pun.

"Aku akan mengantar Ranpo-san ke TKP. Aku juga ingin melihat semengenaskan apa mayatnya, atau ada seseorang yang bisa aku sembuhkan." Yosano adalah seorang alpha female, dia wanita berprinsip.

Jika Ranpo dan Yosano saling suka satu sama lain, yang pertama kali menyatakan perasaannya adalah Yosano. Ranpo terlalu kaku untuk hal seperti cinta dan sebagainya, entah dia akan menyangkal atau memang tidak peka. Yang bergerak lebih dahulu yang akan menang.

Tanizaki kini berwajah pucat, bahkan hampir biru seperti langit. "Hiiiyy!"

"Oh, Tanizaki, apa Kau ingin aku sembuhkan lagi untuk yang keempat kalinya? Empat itu angka keberuntungan."

"T-tidak, tidak... Aku mohon." Kasihan, sampai PTSD begitu. Yosano sungguh kuat seperti hyena.

Tapi, sudah cukup kebrutalan dan keanehan hari ini. Ini baru hari pertama tapi aku sudah kelelahan. Energi sosialku tersedot lumayan banyak. Meski aku sudah mengenal mereka, tapi ini pertama kalinya aku bertemu langsung dengan mereka semua sekaligus. Belum lagi kalau aku harus bertemu dengan Fukuzawa, entah aku bisa bertahan di bawah tekanan seorang serigala pendiri.

Kunikida dengan cepat mencengkram kerah baju Dazai seakan ia adalah seekor anak kucing di tangan besarnya. "Mau kemana Kau?"

"Hari ini belum ada wanita yang menerima tawaran bunuh diri gandaku. Aku kecewa, tapi aku tidak akan menyerah~."

"Mungkin sekarang saatnya Kau untuk menyerah, lakukan pekerjaanmu!"

Aku bahkan tidak sanggup untuk berkata-kata kembali ke kantor duluan dan hanya melewati mereka dalam diam. Aku memperhatikan banyak, aku sedang beradaptasi, aku memikirkan sangat banyak hal di sini. Aku ingin tidur, aku ingin ketenangan, aku ingin orang-orang jahat di dunia ini sadar bahwa uang yang mereka lakukan itu salah, aku ingin semua umat manusia bersatu untuk bumi yang lebih baik lagi. Namun, tidak ada, semuanya cuma bayang-bayang keputusasaanku. Kepalaku sampai berdenyut, bahkan aku harus berjongkok untuk menunggu lift, aku pasti tidak akan kuat kalau naik tangga dengan keadaan begini.

Sampai saat di dalam lift, aku sungguh terduduk untuk beberapa saat. Semakin aku rasakan pusing ini, semakin aku tersiksa, sama saja seperti aku menahan apa yang seharusnya lepas dariku maka aku hanya menyakiti diriku sendiri. Aku harus melepaskan rasa sakit ini. Aku tidak mau ketergantungan dengan lebih dari satu obat, aku bukan pengguna, aku ini sehat. Aku lebih dari sehat untuk bisa beraktifitas seperti biasanya.

Perlu beberapa langkah sampai aku bisa duduk kembali di kursiku. Namun ketenangan itu hanya berlaku untuk beberapa saat, karena saat aku melihat laptopku, sudah ada permintaan masuk.

"Baiklah, biar aku baca dulu..."

»»-⍟-««

Salam, Agensi Detektif.

Saya memiliki permintaan khusus, saya ingin kalian untuk melindungi saya dan keluarga saya dari ancaman pembunuhan.
Kemarin, saudara kembar saya yang merupakan atlet balap sepeda mendapat surat ancaman serta nyaris ditusuk saat ia tengah bersepeda seorang diri sebelum matahari terbit.
Meski begitu, saudara saya bisa membela dirinya dan melumpuhkan pria itu, ia segera memacu sepedanya lalu pulang ke rumah. Namun saat ia memeriksa sakunya, ada sebuah kertas yang tertuliskan pernyataan ancaman pembunuhan yang sebenarnya.

"Kami katakan alasannya, ekspansi bisnis Suzukai telah memasuki lingkup wilayah Minato no Tōzoku, jika tidak ingin dihancurkan maka berhentilah, atau berikan ganti rugi kalian, Minato no Tōzoku akan melakukan apa yang dilakukan kepada seorang pengusik seperti kepala keluarga muda Suzukai. Dua hari dari sekarang, tuan kepala keluarga muda, dan seluruh anggota keluarga Suzukai, para bawahannya atau yang mencoba menghalangi kami akan tiada dan semua bisa dihancurkan bersama-sama, sama seperti kepala keluarga Suzukai yang sebelumnya."

Itu adalah isi dari surat ancaman yang anggota keluarga saya dapatkan. Jika kalian bersedia melindungi kami maka bayaran berapa pun untuk kalian tidak akan saya pikirkan dua kali.

Saya bergantung kepada Agensi Detektif. Kami mengandalkan kalian.

"Suzukai.. Aku tidak kaget lagi. Tapi, Shitsu, ya ampun... Suzukai menjadi urutan 12 orang terkaya di Jepang tapi lalu turun ke urutan 21. Sebenarnya apa yang terjadi, huh?"

Permintaan itu dikirim di waktu yang terlalu kebetulan.

"Tunggu.. Jadi dia sudah tahu kalau aku resmi menjadi staf Agensi? Sialan Kau, Shitsu. Kau tidak pernah melepaskanku meski aku sudah memintanya secara tegas dan lantang, cukup untuk membuatmu trauma."

Minato no Tōzoku adalah idenya, ia akan bisa merekayasa dan bertindak di pekerjaan pertamanya seorang diri tanpa didampingi oleh siapa pun. Setidaknya, ia cukup kuat kalau harus bertarung sungguhan kali ini. Ia tidak mau kalau Tanizaki harus terluka lagi karena menemani si anggota baru. Dengan begitu, takdir Agensi akan perlahan-lahan berubah.

Minato no Tōzoku hanya sebutan, itu berawal dari sekitar tiga tahun yang lalu, saat mereka sedang membicarakan organisasi yang mendiami gedung tertinggi di Yokohama.

"Kalau kalian ingin menyebutkan Port Mafia secara tidak langsung, gunakan saja nama samaran dengan hanya kita berlima saja yang tahu," kata [Y/N] pada saat itu. Ia duduk bersebelahan di ruang tamu dengan sahabatnya, Yuera. Bersama dengan tiga lelaki lain yang adalah keluarga yang menyelamatkan mereka berdua.

Yuera menoleh dengan rasa penasaran. "Maksudnya, nama pengganti?"

"Port artinya pelabuhan, sedangkan di kebanyakan bahasa dunia, tidak ada terjemahan lain untuk mafia. Namun, kita bisa gunakan sinonim."

Seorang pria dewasa yang bertampang matang, memakai kacamata bundar, mempunyai rambut-rambut janggut kecil tumbuh di dagunya, rambutnya berwarna hitam bagai arang yang berumur. Ia tidur terlentang di sofa itu lalu bangun dan duduk bersandar sambil menopang dagu untuk menunjukkan antusiasmenya terhadap usul [Y/N], salah satu anak angkatnya.

"Untuk hal ini aku serahkan padamu, [Y/N]. Sastrawan muda kesayangan kami, kalian mempercayai [Y/N], kan?"

"Itu sudah jelas," kata Shitsu, yang sibuk bermain game di layar sebuah televisi besar, ia melawan saudara kembarnya sendiri sampai sekarat.

Sementara Yuera yang mengamati permainan si kembar itu sambil sesekali mengomeli mereka berdua. "Tamatlah Kau, Shiza, sungguh kalah telak dari Shitsu."

Shiza merasa kesal karena terus dikalahkan oleh kakaknya, bahkan masih diteriaki kalimat mengejek dari belakang, lantas ia menendang pundak Shitsu dengan kekuatan setengah kuat.

"Kenapa aku ditendang, sih?! Dasar, tidak sportif! Nanti Kau juara dua lomba sepeda, jangan juga Kau lindas juara satu."

"Aku bakal lindas pantatnya sampai mencium kerak bumi paling dasar kalau itu dirimu, dan hanya Kau yang membuat masalah denganku."

"Gertakanmu sudah jadi makananku sehari-hari."

[Y/N], Yuera, dan Nakamura hanya bisa memasang wajah yang penuh cerita. Kedua saudara laki-laki ini hanya sedang bertukar kasih sayang satu sama lain, biarkan mereka bertengkar lalu berbaikan sendiri tanpa coba untuk dilerai orang lain.

Nakamura kemudian teringat, [Y/N] suka sekali bermain dengan kata-kata asing. [Y/N] adalah pemenangnya, kemudian Nakamura mengikuti di posisi kedua. "Nama penggantinya jangan sulit-sulit, lho!" Nakamura mengeluh.

"Masih pakai bahasa Jepang, kok, yah.. Aku sudah terpikirkan ini dari lama."

Shiza memuji [Y/N] dengan bahasa isyarat. "Sudah kuduga, Kamu selalu selangkah lebih maju."

"Aku jadi malu, padahal cuma membuatkan nama pengganti."

Yuera menyikut pelan [Y/N], nada bicaranya setengah menggoda, minta [Y/N] untuk segera mengungkapkan nama pengganti Port Mafia yang dipikirkannya. "Jadi, apa nama yang Kau sarankan?"

"港の盗賊 Minato no Tōzoku (Bandit Pelabuhan)."

»»-⍟-««

Tidak.

Bukannya keadaan ini terlalu pas? Kenapa bisa bertepatan?

Kemarin subuh, Shiza diserang oleh bawahan Port Mafia entah siapa itu. Kalau pun itu anggota Kuroto Kage, mungkin saja mereka mengalah. Bisa saja cuma bawahan biasa, cuma karakter sampingan seperti karakter berkepala plontos di Dark Era. Kemarin sore, aku sedang mengikuti ujian masuk. Kenapa dia tidak mengabariku lebih awal?

"Apa karena masih tidak enak hati? Harga diri manusia memang agak jomplang dan kontradiktif, ya..."

Ah..

Dan, terjadi lagi. Sedikit saja aku memikirkan hal-hal berat, aku langsung mimisan seperti ini. Kebetulan lagi, Kunikida dan yang lainnya sudah sampai hingga membuka pintu kantor. Sebentar lagi mereka akan menyadari keadaanku.

"[Y/N], ada apa-.. K-Kau mimisan! Kenji, tolong hubungi Yosano-sensei, dia pasti belum jauh." Kunikida berlari menghampiriku, ia berlutut sedemikian rupa untuk melihat lubang hidungku yang berlumuran darah.

"Tidak perlu, ini biasa terjadi. Aku baik-baik saja."

"Kau jelas tidak baik-baik saja kalau berdarah begini."

Aku tidak baik-baik saja, memang benar, walau begitu aku menolak untuk mengakuinya. Setidaknya, jangan sekarang, tunggu sampai aku benar-benar menyelesaikan tujuanku, di saat itu aku akan menjadi diriku sendiri.

Tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja. Jangan begitu keras sendiri, kamu sudah melakukan yang terbaik.

Tapi, sampai kapan aku harus menahan diri? Aku tidak bisa menjadi diriku sendiri karena masa-masa sulit.

"Aku hanya perlu membersihkan hidungku... Itu saja."

Aku tidak mau menjadi yang terakhir menerima kabar, aku tidak mau menjadi tidak berguna, aku punya kekuatan maka aku harus menggunakannya untuk menyelamatkan orang yang kusayangi. Aku tidak mau lagi melihat mereka yang kusayang pergi dariku.

"Akan aku temani."

Apa-apaan ini? Jangan membuatku jadi seperti wanita ge-er, Kunikida Doppo. Dia seseorang yang punya kriteria rumit untuk pasangan hidup, kenapa bersikap seperti ini padaku? Sentuhannya di pundakku tidak pernah lepas, hingga ia menungguku di depan pintu kamar mandi. Aku merasa aneh dengan perlakuan seorang idealis sepertinya.

"Sungguh, aku baik-baik saja. Anggap saja ini seperti siklus menstruasi, terkadang aku mimisan satu atau dua kali dalam sebulan."

Ini sudah yang kedua kali. Kalau sampai datang yang ketiga kali, mungkin aku perlu untuk izin cuti karena sakit. Memalukan sekali. Darah yang mengucur dari lubang hidungku dan pusing di kepalaku ini merupakan peringatan, tapi aku segera menghapusnya dengan air dingin.

"Aku akan katakan padamu, hanya sekali. Sejak kecil, aku memang sakit-sakitan, tapi aku bukan diriku yang dahulu. Bertekuk lutut sambil mengemis belas kasih orang-orang."

"[Y/N]..."

"Maafkan aku, tapi aku butuh waktu."

Aku tidak baik-baik saja. Aku tidak pernah baik, secara jasmani atau rohani. Aku merupakan seorang pembaca yang penuh kecacatan. Aku ini yang paling nyata di antara mereka semua, di antara dunia ini, bahkan kenyataan di dunia lamaku tidak mencintaiku meski aku sudah mencoba untuk menjadi orang baik akan tetapi dunia ini juga? Apa orang-orang di sini bisa mencintai ketidaksempurnaan sepertiku? Orang yang tidak bisa stabil ini?

"Kau seolah memahamiku, tapi nyatanya tidak sama sekali."

Karakter tidak boleh mencintai pembaca, karena pada dasarnya pembaca mencari kesenangan di atas penderitaan kalian. Hanya pembaca yang boleh mencintai karakter. Kunikida Doppo, kau tidak bisa untuk jatuh cinta pada orang sepertiku, kau tidak bisa mencintaiku tanpa izinku.

"Aku lebih memilih untuk mencintai daripada dicintai. Bahkan-jika cintaku tidak terbalas-aku lega karena sudah mencurahkan seluruh usahaku dengan segenap hatiku."

⋇⋆✦⋆⋇

*net cafe: Net Cafe singkatan dari Internet Cafe. Tempat ini menyediakan fasilitas sambungan internet dan telah tersebar terutama di kota-kota besar (livejapan).

Aku mau tanya deh.

Nih kalau aku up sebulan dua kali tapi dengan jumlah total word satu chapter 5000+ kata, kalian mau? Gapapa, kah?

Soalnya aku mau menghemat-hemat limit bab wattpad yang cuma bisa sampai 200 kan?

Aku percaya ini bakal lebih dari 100 lagi, sama kayak IRMW, tapi takutnya apakah bakal cukup?

IROW akan lebih padat, sangat padat malah, karena biasanya di IRMW cuma seribu atau dua ribu kata, tapi di sini bisa minimal empat ribu. Yang total word seribu-dua ribu cuma untuk chapter awal aja. Sungguhan.

Tolong kasih pendapat, yaa~

Senin, 23 Januari 2023

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top