Pertemuan tak terduga
Temari sedang memotong sayuran di dapur untuk makan malam mereka.
"kaa-chan! apa kau besok bisa pergi ke acara pertemuan orangtua?" tanya Mitsuki memberikan surat pada Temari.
"eh? acara pertemuan orangtua? apa disini ada acara seperti itu? aku baru tahu.." Temari mengingat dirinya ini tinggal di Hawaii, tidak pernah ada acara pertemuan seperti itu.
"disini sudah menjadi kewajiban Temari, setiap 1 tahun sekali, pihak sekolah mengundang orangtua untuk mengetahui perkembangan anaknya, itu sudah mutlak" jelas Tsunade membuat Temari paham.
"nee.. Memangnya kita harus berbuat apa jika semua orangtua ada disana?" tanya Temari.
Tsunade berpikir, "dulunya sih.. ada pembicaraan tentang nilai dan sikap anak, lalu mengobrol dengan sesama orangtua, yah~ sekadar basa-basi, terkadang bisa menjadi teman curhat" jelasnya dengan menurut pemikirannya saat dulu menjaga Shizune.
"hm.. berbicara sesama orangtua.. apa.. aku bisa?" Temari sangat ragu untuk mengikuti itu, Tsunade yang melihat wajah Temari yang agak pucat.
"kamu tidak mau menghadiri itu? kalau begitu biar aku saja yang pergi" lanjut Tsunade memahami tingkah laku Temari.
"gomen kaasan.. aku belum terbiasa.." Temari merasa bersalah pada ibu angkatnya yang harus menghadiri acara pertemuan orangtua untuk menggantikan dirinya.
"kenapa tidak? apakah kaa-chan akan menghadiri acara itu?" Mitsuki memandangnya dengan mata puppy eyes. dia harus membujuk Temari untuk menghadiri pertemuan itu.
"err.. kaa-chan ini gak pandai bergaul dengan orang lain.. malah nanti kalau ada kesalahan gimana? kaa-chan takut kamu akan malu.. apalagi di depan temanmu.." tanya Temari menjelaskan, dia memang gak bisa bergaul dengan orang lain selain keluarganya, bahkan dengan rekan kerja saja membuat dia merasa kesulitan dan tidak nyaman.
Temari hanya takut kalau tingkah lakunya akan mempermalukan anak angkatnya, itu akan menjadi alasan agar tidak mau mengikuti acara tersebut.
"tidak! aku malah senang punya kaa-chan yang cantik dan super duper baik, dan malah aku ingin memamerkan kaa-chan pada mereka semua!" ujar mitsuki dengan lugas
"kamu ini.. Kamu ingin memamerkan Temari ya.." Tsunade menjewer telinga Mitsuki, "Temari itu bukan bahan taruhan"
"ittai!! tapi aku sudah bilang ke teman-teman akan membawa kaa-chan ke sekolah! Shikadai juga akan membawa ayahnya juga" ujar Mitsuki membuat Temari heran
"Shikadai? siapa dia? apakah itu teman barumu?" tanya Temari tersenyum, "aku bangga kalau kamu punya teman"
"dia itu yang paling pintar dalam kelas, dia itu penyendiri dan aku berhasil menjadi temannya!" balas Mitsuki dengan bangga.
"tidak hanya Shikadai saja, ada Boruto, Sarada, Inojin, dan Chouchou!" lanjutnya tersenyum tipis, "wah.. sudah banyak teman ya.."
"gomen ne Mitsuki.. kaa-chan tidak punya keberanian untuk mengikuti acara tersebut.." ujar Temari, "tapi!!!" wajah Mitsuki agak kesal, dia ingin menitikkan airmata, pipinya sengaja digembungkan agar keimutan ini akan membuat Temari luluh.
"pokoknya kaa-chan harus ikut!!!" Mitsuki menarik apron Temari, "janji datang ya! Janji ya!!" Mitsuki memberikan jari kelingking pada Temari sebagai janji.
"akan kaa-chan usahakan menyiapkan mental" Temari membalas jari kelingking Mitsuki, dia harus menyiapkan mental untuk menghadapi acara disana.
"yatta!!" Mitsuki sangat senang, dia kembali berlari ke kamarnya, Temari memandang itu sambil tersenyum.
"dia sangat senang ya.."
"insting seorang anak memang seperti itu" ujar Tsunade, "kamu juga.. Sebaiknya cepat nikah, jangan kelamaan jadi wanita tua sepertiku.."
"hm.. memikirkan pernikahan? Aku saja tidak tahu siapa keluargaku.. Kaasan.. bagaimana nanti aku dicari, aku saja tak tahu jika aku punya anak kandung nantinya.. punya suami.. Teman.. tapi.. tidak ada yang mencariku.." Temari agak sedih dengan hal itu.
"daijobu.. Semua akan baik-baik saja, ikuti saja jalan yang diberikan Kami-sama" ujar Tsunade menenangkan Temari, "besok kau harus bersiap saja.. berpenampilan cantik agar Mitsuki bisa memamerkan dirimu pada teman sebayanya"
"iya.. Mitsuki ini ingin pamer.."
"itu tingkah anak anak, anggap saja itu ujian jika kau punya anak kandung nantinya"
"oh! Ayo masak! Nanti makan malamnya agak gosong jika kita terus berbicara seperti ini!" lanjut Tsunade mencium bau aneh disana.
"ahaha! iya juga!"
"kaasan! itu gosong!"
"aduh!! Kelamaan bicara sih!!"
.
.
Keesokkan harinya Temari memakai kemeja putih lengan panjang dan memakai rok pendek berwarna hitam.
(macam ini penampilan Temari)
"apakah aku siap?" Temari menarik napas, dia agak takut untuk menghadiri acara tersebut.
"kaa-chan apa- are?!" Mitsuki agak kaget dengan penampilan Temari.
"Mitsuki.. Em.." kaget Temari saat Mitsuki dengan seenaknya masuk ke kamarnya.
"sugoiii!! kaa-chan sangat cantik!!" ujar Mitsuki memuji Temari.
"eh? Arigato.." wajah Temari agak merona mendengar hal tersebut, Tsunade menghela napas.
"kamu tampak cantik.."
"arigato.."
Tsunade langsung melihat Mitsuki, "bagaimana penampilan ibumu? Dia cantik dan kamu bisa pamer ke teman teman kamu kan?" tanya Tsunade pada Mitsuki.
"ya pastilah! kaa-chan ini cantik, pasti mereka iri padaku!" balas Mitsuki, "souka? kau ini.."
"hehe"
"ayo berangkat!" ajak Temari mengulurkan tangannya, "oh ya Temari.. Mitsuki.. Sayang sekali aku gak bisa ikut, kerjaan masih panjang disana, aku takut nanti ada sesuatu" ujar Tsunade.
"kalian pergi naik Taxi saja, jangan lupa cerita padaku ya, Apa reaksi temanmu itu" ujarnya pada Mitsuki.
"ok!!"
"hati-hati ya!"
"wakatta, aku sudah orang dewasa kaasan, aku bisa jaga diri"
"ya cuma bilang saja"
mereka berangkat menggunakan Taxi untuk pergi ke sekolah Mitsuki.
.
.
Di Kantin sekolah.
banyak sekali para orangtua yang sedang mengobrol di kursi kantin sekolah, menunggu waktu mereka untuk acara pertemuan tersebut.
Sementara anak-anak? mereka asik bermain dengan teman sebayanya.
"hehe.. Akhirnya kau ikut juga ttebayo" ujar Naruto tersenyum melihat Shikamaru yang meminum teh.
"ya, aku tidak mau Shikadai sedih lagi jika aku tak datang kali ini" balas Shikamaru.
"itu kemajuan yang bagus Shikamaru!" ujar Ino, "Shikadai masih kecil dan itu anak kamu juga"
"jangan buat anak itu sedih, entah gimana masa depannya jika kau terus bersikap mengacuhkan dia" ujar Sakura.
"aku tahu, aku tahu, makanya aku datang kemari" ujar Shikamaru.
"Shikadai itu perlu bimbingan darimu, kau itu ayahnya" ujar Chouji memakan keripik kentang, "lihat, sejak kau datang, dia jadi agak ceria" dia menunjuk ke arah Shikadai yang bermain dengan Boruto, Sarada, Inojin dan Chouchou.
"dulu Shikadai-kun itu tidak mau bermain dengan Boruto" ujar Hinata tersenyum, "untung dia bisa melalui semua ini"
"hello minna!!" seorang anak kecil berambut biru itu datang, "oh! Mitsuki! Ayo kemari ttebasa!" ajak Boruto menghampiri Mitsuki, dia menariknya mendekati orangtuanya.
"kaa-chan! tou-chan! ini Mitsuki, teman baru dari Hawaii!" ujarnya memperkenalkan Mitsuki.
"ohayou, saya Senju Mitsuki" ujarnya menundukkan kepala dengan hormat.
"kamu anak yang baik ya" ujar Ino, "sopan lagi"
"arigato" jawab Mitsuki.
"are? mana orangtuamu ttebayo?" tanya Naruto.
"iya, kami juga mau mengobrol dengan orangtua yang mengajarimu sopan santun, mungkin dia bisa bagi tips" ujar Sai lugas, "antara sesama pria"
Sasuke dan Shikamaru memutar matanya, sudah biasa karena tingkah Sai.
"kaa-chan lagi pergi ke toilet, mungkin lagi mengatur lipstik" ujar Mitsuki santai.
"mengatur lipstik?" wajah Sakura, Hinata dan Ino memerah.
"apa ibumu habis.."
"kaa-chan tadi mencium dahi aku" Mitsuki mengeserkan pony miliknya, ada bekas lipstik.
"sekarang mungkin lagi membereskan lipstiknya"
"oh.. Souka.."
"kalian kira ibu Mitsuki ini selesai berciuman ya" lugas Sai, Ino langsung mencubit perutnya.
"biasanya wanita selalu begitu"
"mana Shikadai?" tanya Shikamaru mencari-cari sekeliling. dia sama sekali tidak menemukan putranya.
"mungkin ke toilet"
"Kaa-chan!! jangan pergi!!" suara Shikadai agak keras membuat mereka kaget.
"nak.. Saya sudah bilang aku bukan ibumu.." panik wanita itu mencoba melepaskan pelukan Shikadai di kakinya.
"kaa-chan ada disini kan!!"
"huhu.. Kaa-chan jangan tinggalkan Dai! Dai janji jadi anak baik!" Shikadai tetap memeluk kaki wanita itu dengan erat, dia tidak akan membiarkannya pergi lagi.
"nak.. aku mohon, jangan mempermalukan aku disini.." balasnya mencoba menyakinkan Shikadai. dia agak panik melihat sekelilingnya, banyak para orangtua dan anak-anak lainnya sedang menonton mereka.
"oh tidak!" kaget semua sahabat Shikamaru termasuk Shikamaru sendiri.
"Temari.." lirih Shikamaru tidak percaya.
"Bibi Temari?!!"
"Shikadai.. Apa yang kau lakukan pada kaa-chan?" tanya Mitsuki menghampiri mereka berdua dengan polos.
Bersambung..
Hello guys!
Semoga kalian menyukai kisah ini ya!
Ingat vote cerita saya ya.
By arlynxie
UwU
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top