Mencoba Berubah


Esok Harinya

"jadi kau menulis apa Mitsuki?" tanya Inojin melihat Mitsuki sedang menulis catatan kecil di memonya.

"ini? ohh..ini seperti catatan kecil untuk menulis pr!" jawab Mitsuki.
"kau rajin seperti Sarada ttebasa" ujar Boruto memainkan gameboard.

"yah.. daripada kamu yang tahunya main game saja, tapi kau pintar tanpa belajar" balas Sarada menyeringai kecil membuat 4 garis siku-siku di dahi Boruto muncul.

"nani? dasar Uchiha!"
"sudah sudah.. kalian mengangguku saja untuk makan keripik saja!" lerai Chouchou tapi masih bisa makan keripik kentangnya.

"kau sih dipaksa belajar semalaman oleh bibi Hinata baru kau pintar" ujar Inojin dengan mulut pedasnya.

tiba tiba Shikadai muncul sambil menggendong tasnya.
"ohayo.." sapanya dengan pelan tapi masih bisa didengar oleh mereka berempat.

Boruto, Sarada, Jnojin, dan Chouchou terkejut, sudah lama Shikadai terdiam dan acuh pada mereka semua. dan baru kali ini, dia menyapa mereka?! ada angin apa ini?

Boruto berpikir dia harus bersujud pada kamisama karena permohonan nya terkabul nanti. bahkan dia harus memberitahukan kepada kedua orangtuanya.

Inojin berpikir dia harus menceritakan kejadian ini pada Ino dan Sai agar mereka ikut senang.

Sarada dan Chouchou ikut senang dan mulai tersenyum tipis. ini sudah kemajuan yang bagus bagi mereka.

"ohayou ne, Shikadai" ujar Inojin membuka mulutnya.
"bagaimana kabarmu ttebasa?" tanya Boruto, Shikadai membuka buku.
"baik.."

"minna..maafkan aku telah mengabaikan kalian ya" ujar Shikadai meminta maaf.
"tidak apa apa kok!"ujar Chouchou memakan keripik nya, "kau mau? makanan akan menenangkan masalah!"

"jujur aja aku lebih senang kalau sifatmu kembali lagi"
"benar,soalnya kau seram jika dingin,bukan Nara banget!"
"aku sadar jika aku menangis dan frustasi, kaachan akan sedih"jelas Shikadai.

"baguslah!!"

"to the point aja!jadi apakah nanti kau pulang lebih awal atau ikut pertemuan orangtua?" tanya Mitsuki.
"aku sudah memberikan surat pada tousan akan menghadiri pertemuan orang tua" jawab Shikadai santai.

Shikadai mengingat waktu disaat dia memberikan surat pemberitahuan kepada Shikamaru secara langsung.

.
.

Shikadai berada di kantor Shikamaru, "tousan.." dia bisa melihat Shikamaru yang masih sibuk dengan kertas.

"gomen, Shikadai.. Tousan masih sibuk mengerjain ini, akan aku minta pada asisten Tousan menjagamu" Shikamaru berpura pura sibuk sendiri sehingga membuat pria kecil yang mirip dengan dirinya kesal.

"tidak!!" Shikadai mulai berteriak, dia membanting tasnya ke arah Shikamaru.
"Shikadai!!" Shikamaru agak kaget dengan sikap kurang ajar putra tunggalnya.

"jaga sikapmu sebagai Nara! Itu bukan sikap yang baik!" lanjut Shikamaru menasehati putranya.
"Nara! Nara! Aku ingin apa juga tousan tak tahu!" balas Shikadai menatap tajam padahal airmata mulai mengalir di pipinya.

"tousan selalu menghindariku! Kaa-chan udah tak ada, apa tousan benci denganku? Apa tousan sudah tak peduli padaku?!!" Shikadai bertanya secara bertubi-tubi, dia ingin menuntut penjelasan yang baik dari ayahnya.

Dahulu di saat Temari masih ada, ayahnya santai dan tak terlalu serius dalam pekerjaannya. Tapi sekarang, mulai gila kerja dan lembur pada tengah malam, kadang juga tidak pulang jika tidak diseret oleh Yoshino.

Shikamaru memijat kepalanya, dia sedang stres dan tak mau mendengar apapun lagi termasuk ucapan anaknya sendiri.

"padahal.. Aku hanya ingin kaa-chan menemaniku.." mata coklat Shikamaru mulai mengecil, "kaa-chan sudah tidak ada.. Tapi Tousan tidak mau menemaniku ke acara pertemuan orangtua.." Shikadai meneteskan airmatanya.

"apa tousan tak tahu kalau aku diejek karena tidak punya kaa-chan? Tidak kan.. Hiks.. Hiks.."

Shikamaru mulai menutup wajahnya, dia malu.. Malu pada putranya, malu pada keluarganya, malu pada dirinya sendiri.

Temari..
Apa selama ini aku salah?
Aku tidak bisa melupakan sosok dirimu..
Gomen ne.. Temari..

Karena aku..
Aku hampir menelantarkan putra kita..
Buah cinta kita..
Yang kau jaga dan sayang..

Shikamaru mengingat disaat Temari yang takut kehamilan Shikadai.
"aku takut kita tak bisa memberikannya kasih sayang Shika.. Bagaimana jika aku tidak ada untuk membesarkan buah hati kita?"

Shikamaru lah yang memeluknya agar istrinya berhenti menangis. "itu tidak akan terjadi Temari.. Kau akan melahirkan anak kita dengan selamat dan sehat.. Jika hal itu terjadi.. Aku akan menjaga anak itu penuh cinta, menceritakan semuanya pada anak kita betapa hebatnya kamu"

Tapi itu sudah lama, Temari melahirkan Shikadai dengan sehat, mereka berdua sangat bahagia dengan lahirnya buah hati mereka. sampai berita buruk itu menghantam hati Shikamaru.

Shikamaru sangat mencintai Temari, tentu saja! Dia sudah berjuang mati untuk meminangnya sebagai pendamping hidupnya, menerima syarat yang sangat rumit dari Kankurou dan Gaara yang sister complex. Temari sudah terlalu banyak membantunya, tanpa Temari membuatnya seperti tak ada nyawa.

Shikamaru hampir melupakan janjinya pada Temari. Pria itu langsung memeluk Shikadai, "maafkan tousan.. Tousan hampir melupakan janji ibumu.. Tousan janji akan merawatmu.. Menjagamu.. Sampai kau mrmiliki seseorang yang kelak menjadi istrimu"

"tousan tidak menelantarkan aku lagi kan? Hiks.. Hiks.." Shikadai menghapus airmata dan menahan isakan kecilnya.
"iya tousan janji.. Tousan akan menjagamu.."

.
.
.

Mari kembali ke dunia nyata!

"jadi besok akan menjadi hari terbaik ttebasa!" ujar Boruto senang, kedatangan Mitsuki mungkin membuat Shikadai menjadi lebih baik lagi.

"kamu itu membawa keberuntungan Mitsuki!" ujar Inojin tersenyum tipis, membuat Mitsuki menjadi gugup.

"masa sih? Jangan bermain main lah" ujar Mitsuki, terlihat di pipinya agak merona, mungkin sangat senang dipuji oleh teman barunya.

"minna, Shino-sensei sudah datang!"

Sementara itu..
Shikamaru sedang mengendarai mobik untuk menjemput Shikadai. Dia akan memperbaiki semua kesalahan yang ada, hubungan ayah-anak.

"sebentar lagi ya.. Mungkin aku harus membeli minuman sebentar" Shikamaru memasuki minimarket untuk membeli minuman soda.

"begitulah.. Kamu harus datang kesana, Temari!"
Shikamaru terdiam mendengar nama Temari, dia mencari-cari orang yang disebut.

"makasih sudah berbelanja!"

Mata Shikamaru membelalak melihat 2 wanita berambut pirang yang sedang berjalan santai. Salah satu wanita itu mirip dengan istrinya yang sudah dinyatakan meninggal.

Sosok itu mulai menghilang dari tempatnya.
"Temari!!" teriak Shikamaru berlari mengejar 2 wanita tersebut tetapi mereka sudah menghilang.

Shikamaru berpikir sejenak, mungkin itu halusinasi saja. Dia harus menerima kenyataan bahwa Temari sudah tenang di alam sana.

"tidak.. Jalani apa yang ada.. Temari pasti akan memarahiku jika aku berhalusinasi lagi" Shikamaru menarik napas panjang, dia mencoba melupakan sosok itu.

"tousan?" Shikadai menghampiri Shikamaru, "are? Oh Shikadai! Maaf Tousan tadi melamun"
"yare yare.."

Sementara itu, Temari berbalik badan, "tadi ada yang panggil aku ya?" gumamnya heran.

Itu bukan Halusinasi Shikamaru..
Ternyata Temari mampir di minimarket bersama Tsunade, membeli cemilan dan sake yang disukai Tsunade.

"mungkin ada yang kenal padaku ya?" gumam Temari berpikir keras, berharap ingatannya bisa kembali.
Mungkin saja aku ada keluarga..
Apakah ada yang kenal padaku?
Jika ada kenapa mereka tidak menjemput diriku?

Kata kaasan, aku ini orang jepang..
Mungkin saja ada yang kenal padaku..
Tapi kenapa..

"kaa-chan!!" Mitsuki memeluk Temari dengan erat, wajah Temari mulai berubah ceria.
Ya sudahlah..
Jalani saja..
Aku punya keluarga baru..
Ya.. Mitsuki anak angkat yang baik..

"dia tak sabar mencarimu Temari!" ujar Tsunade tertawa kecil melihat tingkah Mitsuki yang manja.
"ehe.. Kangen kaa-chan sih! Lagipula baa-chan kan sibuk sendiri di rumah sakit!"

"ahaha.. Tenang saja Mitsuki.. Kaa-chan sekarang tidak akan dapat dinas jauh lagi, kita bisa bersama bukan?" ujar Temari santai.
"yap!!"

"yare.. yare.. Ayo berangkat!" Tsunade memasuki mobil, "iya.." Temari yang mengemudi mobil setelah memasangkan safety belt pada Mitsuki.

Bersambung..

Hello guys! I'm comeback!

Semoga kalian menyukai kisah ini ya!
Chapter depan adalah hal yang paling ditunggu, dimana Temari akan bertemu dengan Shikamaru dan Shikadai.

Ingat vote cerita saya ya.

By arlynxie
UwU

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top