Horor 3 Kalimat
Jendela di rumahku tergolong besar. Ibuku menutupnya menggunakan sebuah tirai kuning bermotif bunga-bunga yang indah, tapi agak menghalangi pemandangan. Aku memprotes Ibuku kadang-kadang, hingga suatu hari, aku membukanya saat menonton acara tengah malam dan melihat seraut wajah berhias darah yang menyeringai dari sana.
Aku punya seekor kucing bernama Tamago yang senang bermain di lantai 2. Malam itu, aku kehausan dan pergi mengambil air, tepat saat sesuatu yang kukira Tamago meluncur turun dari tangga. Bukannya kucing kesayanganku, rupanya itu adalah sebuah kepala tanpa tubuh yang saat aku tercengang menatapnya, dia membuka matanya dan bola mata itu jatuh menggelinding ke kakiku.
Aku sering terbangun akhir-akhir ini, semua itu karena sepupuku yang menginap dan kerap bicara ketika aku tidur. Aku bangun, berniat memarahinya saat itu juga sampai aku sadar, suara gumaman tidak jelas itu bukan berasal dari kamar sebelah, melainkan kolong tempat tidurku. Penasaran, aku berjongkok dan melihat seorang pria berwajah hancur balik menatapku dari sana lantas berkata, "di sini dingin. Boleh aku tidur bersamamu?"
Celaka, aku ketiduran, padahal aku punya tugas memasak dari ibu yang bila tidak kukerjakan, akan membuatnya mengomel panjang lebar! Aku bergegas turun, meminta maaf pada Ibu yang duduk sendirian di kursi meja makan, hingga tiba-tiba, ponselku berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Suara riang ibuku berkata aku tidak perlu memasak karena dia sedang berada di cafe favoritnya yang mengadakan diskon, lalu mengakhiri panggilan itu dan meninggalkanku dengan sosok ibu di dapur yang mendadak tertawa dengan suara melengking.
Aku kasihan sekali pada tetanggaku, dia punya anak berusia 5 tahun yang sering meminta macam-macam jajanan. Karena aku baik, aku mencegatnya saat dia pulang sekolah dan membelikan dia permen. 2 hari kemudian, dia dinyatakan hilang, dan tak seorangpun terpikir untuk memeriksa lemari esku, tempat anak itu terpotong-potong dan takkan bisa lagi merepotkan orang tuanya.
Aku tak percaya ini, pacarku memutuskanku kemarin! Padahal dia pernah berkata bahwa dia mencintaiku dengan sepenuh hatinya, apa cinta itu sudah tidak ada lagi sekarang? Berniat mencari tahu, aku mengambil pisau dan mengeluarkan hatinya untuk memeriksa itu secara langsung.
Aku benci bayi; aku takkan bisa paham mengapa ada yang menganggap mereka menggemaskan. Suatu hari, aku memperoleh sebuah gagasan dan menawarkan diri menjaga bayi tetanggaku. Di penjara, aku mengaku pada polisi bahwa aku tidak membenci bayi lagi karena meski cengeng, mereka ternyata punya daging yang empuk.
Temanku sangat kesepian di rumahnya, sebab orang tuanya yang bekerja sebagai dokter sering bekerja sampai larut malam. Karena kasihan, aku menyiram wajahnya dengan air asam dan mengirimnya ke rumah sakit sehingga dia bisa mendapat perhatian yang ia inginkan dan bahkan menginap di tempat kerja orang tuanya. Kupikir, aku adalah sobat paling baik di dunia!
Kakakku meminjam laptopku, kemudian entah bagaimana, menghapus data penting yang ada di sana. Dia meminta maaf dengan tidak tulus, dan kubilang tidak masalah. Keesokan harinya, aku tersandung di dapur dan menusukkan pisau ke tenggorokannya, lalu mengatakan apa yang dia katakan padaku kemarin, "maaf ya, aku tidak sengaja".
Gak tau ah kenapa bikin begini, iseng aja pagi2 😂
STARTED & FINISHED : 02 Juli 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top