Data 05 - Reaching for The Top
Babak perempat final akhirnya telah dimulai dimana delapan peserta yang tersisa termasuk diriku langsung menempatkan diri pada masing-masing arena yang telah ditentukan oleh panitia penyelenggara. Sama seperti sebelumnya, Kureha-shishou memberikan sedikit dorongan kepada dirimu untuk tetap fokus dan berkonsentrasi pada pergerakan musuh dan celah yang bisa ku manfaatkan.
"Ingatlah Yuu-chi. Jangan sekali-kali kamu meremehkan kemampuan lawanmu kali ini. Bisa saja, dia memiliki taktik yang mampu mengatasi pergerakanmu di dalam arena nanti."
"Tentu saja, akan selalu ku ingat nasihat itu. Aku sudah mendapatkan sedikit gambaran mengenai taktik yang akan aku gunakan nanti."
Kureha-shishou hanya bisa mengangguk sesaat ketika mendengarkan ucapanku itu, "Tetaplah waspada dan atur pergerakanmu sesuai dengan situasinya."
Aku bergegas berjalan meninggalkan mentorku untuk menempatkan diri sembari mengacungkan jempol kepadanya sebagai isyarat bahwa aku mendengarkan saran itu dan akan berjuang sekuat tenaga.
"Kedua pihak, mohon berikan hormat satu sama lain," ucap wasit arena setelah melihat diriku dan lawan yang aku hadapi sudah menempatkan diri di dalam arena.
""Mohon kerjasamanya!!"" Kami berdua langsung membungkukkan badan sebentar untuk saling memberikan hormat.
"Mari tunjukkan seluruh kemampuan terbaik kita, Ichinose-san."
"Tentu saja, Akasaka-san. Aku tidak akan menahan diri."
"Bersiaplah pada posisi masing-masing!!"
Mendengar aba-aba itu, diriku bersama Akasaka-san bergegas mengenakan pelindung kepala kami lalu segera memasang kuda-kuda untuk menunjukan kesiapan kami. Aku tidak ingin menyia-nyiakan pengalaman berharga ini berhadapan dengan salah satu peserta turnamen tahun lalu yang berhasil menduduki ke peringkat 5 besar terbaik.
Pertandingan pun akhirnya dimulai setelah semua wasit dari setiap arena sudah memberikan isyarat. Aku dan Akasaka-san langsung menunjukkan seluruh kemampuan yang kami miliki pada sesi pertandingan ini. Aku dan dirinya saling bertukar serangan dimana masing-masing dari kami menampilkan performa yang saling menakjubkan dalam memanfaatkan kesempatan menyerang lawan serta menghindarinya.
"Sudah kuduga dia benar-benar lincah seperti yang ada pada rekaman itu. Tidak salah jika dirinya patut menduduki peringkat 5 besar di turnamen tahun lalu." gumamku pelan dalam pikiranku sambil mengawasi pergerakan Akasaka-san yang semakin sulit diprediksi karena kelincahannya, "Tampaknya aku harus menyesuaikan gambaran taktik yang sudah ku buat sebelumnya."
Pertempuran kami berjalan cukup panas dan sengit hingga akhir waktu pertandingan dimana diriku berhasil menang dari Akasaka-san dengan membalikkan keadaan diparuh akhir waktu pertandingan. Aku menghela nafas cukup berat karena seluruh kemampuan dan staminaku dipergunakan secara maksimal pada pertempuran kami tadi.
"Akhirnya selesai juga."
"Itu tadi sebuah penampilan yang cukup mengesankan, Ichinose-san. Benar-benar menunjukkan kemampuanmu yang sesungguhnya." Akasaka-san menghampiriku sambil menawarkan jabat tangan sebagai tanda sportivitas .
"Begitupun denganmu, Akasaka-san. Melawan seseorang yang dikenal dengan pergerakan yang begitu lincah memang merupakan pengalaman yang berharga." Aku langsung menyambut tawaran jabat tangan tersebut.
"Pengalaman memang menjadi guru yang terbaik untuk terus berkembang menjadi lebih baik. Semoga berhasil di babak semi final."
Diriku bersama Akasaka-san segera meninggalkan arena untuk mengistirahatkan diri untuk beberapa saat hingga babak semi final diumumkan. Kami langsung menemui pelatih masing-masing yang berada di pinggir arena dan beristirahat di salah satu tembok yang ada di bawah tribun penonton.
"Kita sudah menyaksikan seluruh perjuangan dari keempat peserta yang tersisa dimana mereka berhasil sampai pada babak semi final kali ini. Sebuah babak yang akan menentukan dua peserta terbaik yang akan melaju ke babak paling ditunggu..."
"Babak final!"
Suara riuh penonton langsung menggema di seluruh penjuru sisi Gymnasium karena dua momen yang telah ditunggu akhirnya tiba. Meski ini hanya turnamen yang sifat regional Tokyo saja, tetapi atmosfir yang dirasakan sudah menyamai agenda olahraga yang bersifat nasional maupun internasional layaknya olimpiade. Sorak sorai terdengar kencang dari tiap tribun penonton yang mendukung jagoan mereka kali ini.
"Ini.. benar-benar sesuatu yang belum pernah aku rasa hingga saat ini." gumamku pelan sembari memperhatikan sekeliling arena.
"Memang tidak salah kamu merasakan secara langsung. Lagipula, ini pengalaman turnamen kendo resmi pertamamu, Yuu-chi."
"Kamu sudah berhasil sampai sejauh ini. Aku sungguh tidak menyangka bahwa seluruh usahaku untuk melatihmu selama ini akan mengantarkan dirimu kepada momen ini."
Layar videotron langsung menampilkan bagan pertandingan semi final dan final dimana nama peserta yang berhasil melaju ke babak tersebut terpampang jelas. Aku hanya bisa menatap dengan sedikit perasaan canggung ketika mengetahui siapa yang akan melawan diriku.
"Rindou..."
"...Minase."
"Aku ingat benar kalau dia berhasil menduduki peringkat kedua di turnamen tahun lalu. Tampaknya diriku harus dihadapkan dengan lawan yang sangat menyulitkan."
Diriku masih ingat dengan sangat jelas bagaimana Rindou-san bisa mendapatkan peringkat kedua dan bagaimana dirinya bersaing dengan peraih peringkat pertama pada babak final turnamen tahun lalu. Kureha-shishou selaku mentorku juga sama-sama masih mengingatnya bahkan termasuk gaya bertarungnya yang begitu licin dan tetap bertenaga.
"Yuu-chin, aku tahu kalau kita paham benar dengan cara bertarung si pemegang peringkat kedua tahun lalu itu. Tetaplah waspada dan jaga koordinasi gerakanmu karena dia sangat pintar dalam menemukan celah."
"Baik, aku akan berusaha sebaik mungkin."
Tanpa berlama-lama, aku bergegas memasuki arena yang telah ditentukan untuk menempatkan diri karena sebentar lagi sesi semi final akan dimulai. Diriku langsung mengatur nafas untuk sejenak agar dapat menenangkan diri dan mampu berkonsentrasi nanti.
Rindou-san tampak sudah menempatkan dirinya tak lama setelah mengatur strategi dengan pelatihnya. Pandangannya tampak begitu serius seakan-akan menyampaikan pesan kepadaku bahwa dirinya tidak akan kalah di babak ini.
Kami segera memberikan hormat kepada satu sama lain seperti sebelumnya dengan aba-ada dari wasit lalu memasang kuda-kuda untuk siap bertanding setelah mendapatkan isyarat nantinya. Tatapan serius terpancar di wajahku dan wajah Rindou-san karena kami tidak ingin kalah dengan begitu mudah di babak ini.
Isyarat mulai langsung diberikan oleh wasit setelah melihat diriku bersama Rindou-san sudah dalam posisi siap. Kami berdua langsung bertukar serangan tanpa berlama-lama sembari mencari kesempatan yang tepat untuk menciptakan celah yang sempurna. Serangan demi serangan, hindaran demi hindaran, serta tangkisan demi tangkisan terus kami lakukan dimana peraihan poin serangan yang berhasil masuk tampak berjalan sangat sengit dan lama.
"Aku akui dirimu memiliki tekad dan semangat yang kuat untuk bisa menang di babak ini. Akan tetapi, diriku ini tidak akan membiarkan kamu lolos begitu mudah tanpa perlawanan yang berarti," ucap Rindou-san ketika jarak kami berdua cukup berdekatan.
"Ku terima tantanganmu itu, Rindou-san. Akan aku kerahkan semua yang diriku miliki pada momen ini juga."
Kami berdua langsung meningkatkan tempo permainan kali ini hingga pada akhirnya diriku berhasil memenangkan babak semi-final karena berhasil mendaratkan satu serangan yang mencetak satu nilai kepada diriku. Aku dan Rindou-san bergegas berjabat tangan sebagai tanda sportivitas kami di akhir babak ini. Dalam hatiku ini merasa benar-benar tidak menduga kalau diriku berhasil melewati pemegang peringkat kedua pada turnamen tahun lalu itu dan melaju ke babak final.
Kedua mataku langsung menatap kearah videotron tak lama setelah menemui Kureha-shishou di pinggir arena, "Lawanku selanjutnya adalah pemegang peringkat pertama turnamen tahun lalu."
"Kaezaki Himari."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top