Data 00 - Prologue

Beep beep! Beep beep!

Suara yang sudah tidak asing lagi mulai terdengar dari jam alarm yang berada di dekatku, tepatnya di atas kasurku. Secara perlahan tanganku berusaha meraih sebuah tombol yang berada di bagian atas jam alarm tersebut. Setelah menekan tombol tersebut untuk mematikan alarm, aku langsung berusaha bangun dari posisi tidurku sambil membuka mata secara perlahan.

Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan pelan dari arah pintu yang disusul dengan suara pintu terbuka. Sudah terdapat sesosok perempuan yang sudah berpakaian cukup rapi tengah berdiri di ambang pintu kamarku.

"Yuuki, sebaiknya kamu segera bergegas. Bukankah pagi ini kamu ada latihan kendo?" ucapnya sambil menyalakan lampu kamarku.

Aku segera menoleh kearah sosok tersebut tak lama setelah lampu kamarku menyala. Ternyata sosok itu adalah kakakku, Yumi. Dia tampak sudah siap untuk berangkat ke kampusnya yaitu Universitas Tokyo bagian Jurusan Ilmu Komputer.

"Okaasan sudah selesai menyiapkan sarapan untuk kita. Cepatlah ganti bajumu." ungkapnya singkat lalu menutup pintu untuk turun ke bawah.

Seketika itu juga, aku segera beranjak dari kasurku menuju lemari baju untuk segera mengganti piyama yang aku pakai dengan seragam SMP yang tersimpan didalamnya. Setelah selesai mengenakan seragam, aku langsung menuju cermin di sisi lain kamarku untuk merapikan rambutku lalu mengucirnya menjadi 2 bagian.

"Dengan begini semua sudah OK," gumamku pelan, "Sebaiknya aku segera turun untuk sarapan."

Secepat mungkin aku keluar dari kamar untuk menuju ke ruang makan yang ada di lantai bawah untuk sarapan. Sesampainya di lantai bawah, aku segera berjalan menuju sebuah pintu yang berada tidak jauh dari pintu depan rumah lalu membukanya. Ruangan dibalik pintu tersebut adalah ruang makan sekaligus ruang tamu.

"Ohayou gozaimasu" ucapku sambil berjalan menuju meja makan.

"Ohayou, Yuuki," sapa ibuku sambil membersihan peralatan masak yang digunakan tadi, "Okaasan sudah siapkan menu sarapan kesukaanmu yaitu, omurice."

"Uwaa~ terima kasih, Okaasan," kataku sambil duduk di kursi, "Ittadakimasu," lanjutku pelan sebelum menyantap menu sarapanku kali ini.

Selanjutnya aku mulai menyantap omurice yang sudah disiapkan ibuku sebelumnya. Sambil menyantap sarapanku, sesekali aku melirik kearah kakakku yang tengah memainkan smartphone miliknya. Ayahku tampak masih sibuk membaca berita hari ini melalui tablet yang dipegangnya.

"Aku dengar beberapa minggu lagi akan diadakan turnamen kendo. Apakah itu benar?" tanya ayahku sejenak di sela-sela kesibukannya.

"Haii~, otousan," jawabku singkat, "Sekitar 6 minggu lagi akan diadakan turnamen kendo antar SMP di Tokyo."

"Begitu rupanya. Berlatihlah sebaik mungkin untuk turnamen itu."

"Baik, aku akan berlatih dengan sungguh-sungguh."

Menu sarapanku telah selesai aku habiskan beberapa menit kemudian. Aku kembali menuju kamarku sebentar untuk mengambil tasku yang berada di atas mejaku lalu menemui kakakku yang langsung menunggu di dekat pintu depan rumah setelah selesai sarapan tadi.

"Kak, maaf membuatmu menunggu," ucapku sambil mengenakan sepatuku.

"Apakah kamu sudah siap berangkat?"

"Tentu saja, kak."

Mendengar jawabanku tersebut, kakakku membuka pintu depan rumah. Cahaya matahari pagi serta udara yang masih sejuk pun mulai mengalir kedalam rumah.

"Kami berangkat dulu," sahut kami berdua sejenak sebelum melangkah keluar dari rumah.

Aku dan kakakku kemudian berangkat dari rumah untuk menuju ke stasiun metro Awajichou untuk naik kereta commuter menuju stasiun metro Hongo-sanchome yang merupakan tempat pemberhentian kami. Jarak stasiun Awajichou dengan rumah terbilang cukup dekat yaitu, sekitar 20 menit berjalan kaki.

Sesampainya di stasiun Awajichou, aku dan kakakku segera masuk kedalam untuk menuju peron untuk menunggu kereta yang akan dinaiki. Sebelum itu, kami harus menyentuhkan kartu Suica kami (sejenis kartu elektronik) pada sensor di gerbang tiket untuk bisa masuk area dalam stasiun. Kondisi peron stasiun sudah terlihat cukup ramai dengan orang-orang saat kami tiba di sana. Hal ini terjadi waktu saat ini sudah memasuki jam sibuk yaitu pukul 06.30. Sekitar 6 menit kemudian, kereta yang ditunggu pun datang.

"Ayo Yuuki, kita segera naik jika tidak ingin ketinggalan kereta ini," ajak kakakku sambil memegang tanganku.

Aku membalas ajakan tersebut dengan sebuah anggukan kecil. Kami segera masuk kedalam salah satu gerbong kereta lalu berusaha mencari bangku yang masih kosong. Tepat 1 menit kemudian, pintu kereta pun tertutup dan siap untuk berangkat kembali. Terlihat beberapa penumpang yang tadi turun dari kereta mulai meninggalkan peron untuk keluar dari stasiun. Kereta yang kami tumpangi pun berangkat dari Awajichou setelah beberapa detik berlalu.

"Kak? Apakah riset yang kakak kerjakan masih berjalan baik-baik saja?"

"Maksudmu riset yang aku kerjakan bersama teman-temanku, ya? Bisa dibilang berjalan cukup lancar."

"Terlebih lagi, progress yang didapatkan sudah mencapai setengah jalan dari alokasi yang direncanakan."

"Heh... begitu ya. Aku senang mendengarnya." Aku memendam rasa cukup senang ketika mendengarkan jawaban kakakku soal proyek riset yang tengah dilakukannya bersama teman-temannya.

"Hehe~ kamu pasti akan menyukainya setelah purwarupanya jadi."

Kereta yang kami tumpangi pun tiba di stasiun Hongo-sanchome tepat pada pukul 06.40. Kami segera turun tak lama setelah pintu kereta terbuka. Aku dan kakakku bergegas meninggalkan peron lalu naik tangga keatas untuk keluar dari stasiun.

"Yuuki, apakah kamu luang sehabis pulang sekolah?"

"Aku rasa iya. Kenapa kakak bertanya soal itu?"

"Aku ingin kamu berkunjung ke kampusku sepulang sekolah nanti," ucap kakakku sambil menempelkan kartu Suica miliknya di gerbang tiket, "Aku ingin memperkenalkanmu beberapa temanku kepadamu." lanjutnya sambil berjalan keluar dari gerbang tiket

"Mungkinkah teman-teman grup riset yang pernah kakak bicarakan itu?" tanyaku sambil melakukan hal yang sama.

"Bisa jadi, tapi lihat saja nanti," balasnya singkat.

"Aku jadi tidak sabar untuk mengetahuinya."

Setelah melewati gerbang tiket tadi, aku dan kakakku sudah berada di luar area stasiun Hongo-sanchome. Kebetulan sekolahku yaitu SMP Hanamizuku, berada tepat di depan pintu stasiun pemberhentian kami. Aku dan kakakku langsung berpisah ketika sudah berada di pintu utama stasiun untuk pergi menuju tujuan akhir masing-masing.

Tiba-tiba, dua orang langsung menghampiriku ketika aku sudah berada di dalam area sekolah. Salah satu dari mereka menepukan tangannya ke bahu kananku untuk mendapatkan perhatianku.

"Yuu-chan, selamat pagi." sapa orang tersebut kepadaku.

"Ara~ selamat pagi juga, Akane, Miya" balasku.

Mereka berdua adalah sahabat baikku yaitu, Shinozaki Akane dan Yoshimura Miya. Akane dan Miya juga merupakan rekan seperguruan kendo.

"Apakah kamu sudah mempersiapkan diri untuk turmanen kendo itu?" tanya Miya penasaran.

"Aku rasa begitu. Terlebih lagi, turnamen itu akan menjadi syaratku untuk mendapat tingkat Dan 1."

"Begitu rupanya. Tak terasa sebentar lagi kamu akan mencapai Dan 1." ucap Akane saat mendengar hal itu.

"Walaupun begitu, Dan 1 tidak akan diberikan kepadaku karena masalah umurku yang masih 12 tahun."

"Memang benar, tingkatan Dan 1 hanya diberikan kepada praktisi kendo yang sudah berumur 13 tahun."

"Mau bagaimana lagi, itu sudah menjadi aturan yang harus ditaati. Tetapi aku masih tetap senang untuk bisa meraihnya."

Sambil berbincang mengenai turnamen tersebut, kami bertiga tetap berjalan menuju gedung olahraga dimana kami akan menjalankan latihan kendo pada pagi ini. Lokasi gedung olahraga berada cukup berdekatan dengan gedung utama sehingga tidak memerlukan waktu yang lama untuk masuk ke kelas saat jam masuk tiba nantinya.

Kami segera menganti seragam kami dengan pakaian kendo seketika berada di ruang loker ganti lalu berjalan menuju ke area latihan untuk memulai latihan pagi ini. Latihan pagi ini dikhususkan untuk persiapan menjelang turnamen kendo.

"Ichinose-san, apakah kamu mau sparring denganku?" tanya salah satu kakak senior kepadaku.

"Tentu saja, aku ingin mencoba sedikit kemampuanku saat ini," jawabku.

Aku langsung menghampiri kakak senior tersebut yang sudah bersiap di salah satu sisi area latihan. Sementara, Miya dan Akane mulai berlatih dengan kakak senior yang lain.

"Aku dengar kamu berlatih sangat keras untuk turnamen kali ini. Apakah kamu gugup?"

"Sedikit. Walaupun aku sudah berlatih sebaik mungkin, tetap saja aku sulit mengendalikan kegugupanku ini."

"Begitu ya. Meskipun kamu sedikit gugup, akan tetapi jangan jadikan kegugupanmu itu sebagai halangan untuk berlatih untuk turnamen nantinya," ungkapnya sambil tersenyum, "Apakah kamu sudah siap, Ichinose-san?"

"Aku siap."

"Baiklah, ayo kita mulai."

Tanpa berlama-lama, aku dan kakak senior tersebut mulai memasang kuda-kuda dan saling serang satu sama lain dengan menggunakan pedang bambu. Satu per satu serangan kami luncurkan demi mengenai lawan sambil menghindari serangan layaknya seperti sedang mencetak angka dalam pertandingan sesungguhnya.

"Kote~," teriakku sambil mengayunkan pedang bambu kearah pergelangan tangan.

Akhirnya, serangan tersebut berhasil mengenai salah satu pergelangan tangan kakak senior. Aku dan kakak senior yang menjadi lawanku segera mengakhiri sparring kami.

"Aku tidak menyangka kemampuanmu sudah sehebat ini, Ichinose-san."

"Begitu juga dengan kakak senior, aku cukup kesulitan untuk mendaratkan seranganku."

"Bagaimanapun, aku yakin kamu siap untuk menghadapi siapapun lawanmu di turnamen nanti. Sebaiknya kamu segera menemui kembali kedua temanmu itu."

"Baik."

Kami berdua langsung berdiri saling berhadapan lalu membungkukan badan sedikit untuk memberikan hormat satu sama lain sebagai tanda sportivitas serta saling hormat antar aku dan kakak seniorku.

Aku bergegas menemui kembali kedua temanku yang masih berlatih dengan kakak senior lainnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top