「🌿」- O3

●「Iridescent」●
Ray x Reader
The Promise Neverland
[Modern AU]
- O3 -

Gadis itu melirik ke arah Ray yang sedang berjalan mendekatinya itu, "Ada apa?" tanya (Name).

"Tidak ada," jawab Ray.

"Ooh."

Hening. Mungkin ini karena kedua-duanya sama sekali tidak memiliki topik.

(Name) yang sedang membaca manga dan Ray yang sedang sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri.

"(Name)." Gadis itu menoleh ke arah suara.

"Ada apa?" tanya (Name) menatap ke arah Ray.

"Kenapa kau menolak pria tadi hanya karena cowo 2 dimensi?" tanya Ray kepada (Name).

"Itu hanya alasan kok, aku hanya belum menemukan pria yang cocok untuk ku," jelas (Name) menatap ke arah luar jendela kelasnya.

"Begitu ya," balas Ray.

"Kenapa kau menanyakan itu? Kau ingin menjadi kekasih ku?" tanya (Name) bermaksud untuk menggoda Ray.

Ray yang mendengar itu langsung saja memerah walaupun hanya samar-samar, "T-Tidak.."

"Tapi wajah mu berkata lain tuh," ucap (Name) tersenyum jahil sembari menatap ke arah Ray.

"Sudahlah, aku ingin pergi." Kaki Ray mulai berjalan meninggalkan gadis itu sendirian.

'Lucu juga,' batin (Name) menatap ke arah punggung Ray yang sedang berjalan.

Gadis itu mulai mengambil sebuah foto yang terselip didalam bukunya itu.

(Name) tersenyum tipis saat mengingat kejadian dimasa lalu itu.

"Bikin jadi rindu saja."

***

Mereka memang baru saja berkenalan tapi entah kenapa keduanya langsung akrab.

(Name) yang selalu bersama Ray dimana saja dan Ray yang selalu menemani (Name) saat sendirian.

Pasangan yang cocok bukan?

"Ray," panggil gadis itu kepada Ray yang sedang berada di sampingnya.

"Iya?" Ray menoleh ke arah gadis itu dengan tatapan bertanya.

Sekarang mereka berada di atas roof top sekolah mereka dan langit pun sudah bewarna orange.

(Name) menoleh ke arah laki-laki bersurai hitam itu sembari tersenyum lembut.

'Ini kan scene pernyataan cinta yang ada di manga manga itu kan?' batin Ray yang sudah berekspektasi tinggi.

"Arigatou, karena selalu menemaniku selama ini," ucap (Name) tersenyum manis ke arah Ray.

Seketika ekspetasi milik Ray hancur seketika, padahal Ray sudah berharap jika (Name) menyatakan cintanya.

Apa dia terlalu berharap?

"Uhm.." Ray hanya merespon dengan anggukan, agak sedikit malu karena harapannya terlalu tinggi.

"Sebentar lagi kita akan lulus ya," ucap (Name) lalu menatap ke arah depan, yaitu pemandangan kota dari atas sekolah mereka.

"Sudah tiga tahun kita bersekolah di sini, entah kenapa berasa terlalu cepat ya.." ucap gadis itu.

Dan Ray hanya mendengar perkataan dari (Name) dan berpikir. Jika ini adalah tahun terakhir mereka, kenapa Ray masih malu-malu untuk memberitahu kalau ia memiliki perasaan lebih dari teman kepada (Name)?

Dan kenapa juga ia baru bertemu (Name) tujuh bulan yang lalu? Kenapa tidak dari awal masuk saja?

"Apa yang kau pikirkan Ray?" tanya (Name) menatap aneh ke arah Ray yang sedari tadi hanya bengong.

"Ah.. tidak ada," jawab Ray.

"Ooohh, kalau begitu ayo pulang. Hari sudah semakin gelap," ajak (Name) berjalan duluan menuju ke arah kelasnya untuk mengambil tasnya.

Ray tersenyum, "Tunggu sebentar." Laki-laki itu mulai mengikuti (Name) dari belakang.

"Ayo cepat, nanti hantu akan menangkap mu loh~"

"Aku tidak percaya dengan hantu, (Name)."

***

Bagaimana ini? Jantung Ray berdetak lebih kencang saat seorang gadis yang ia sukai sejak lama sedang berada di bawahnya.

Jadi sekarang Eli akan jelaskan apa yang terjadi, pertama Ray tidak sengaja tersenggol saat berjalan di tangga sekolah lalu menabrak (Name) dan terakhir Ray meng kabedon gadis itu.

Untung saja sekolah sudah sepi walaupun masih ada beberapa guru dan siswa atau siswi yang berada di sekolah itu.

"Ray?.." ucap gadis itu menatap bingung ke arah Ray yang sudah memerah.

Gadis itu tersenyum jahil lalu berkata, "Wajah mu memerah loh," ucap gadis itu.

"A-aku—"

"Kau menyukai ku kan?" tanya (Name) kepada laki-laki bersurai hitam itu.

Lagi-lagi wajah Ray semakin memerah dengan pernyataan dari (Name).

"T-tidak tuh—"

"Tidak usah menyangkal, aku tahu itu. Norman yang memberitahukan ini," jelas (Name).

'Dasar orang itu..' batin Ray yang sedang menahan kesalnya kepada Norman.

Di sisi lain..

"Hachi!" Tiba-tiba saja Norman bersin yang membuat Isabella panik jika salah satu anak panti nya itu sakit.

"Ini Norman."

"Arigatou, Mama."

Dan sekarang kita beralih ke dua pasangan berbeda gender ini, ya kali gender mereka sama /jk.

Ray menghela nafasnya lalu menatap serius ke arah (Name), "Ya. Aku menyukaimu, memangnya kenapa?" tanya Ray kepada (Name).

"Loh beneran?.. ku kira itu candaan.." ucap (Name).

"Aku tidak pernah bercanda, apa lagi soal perasaan. Dan sekarang aku bertanya, apakah kau ingin menjadi kekasih ku (Name)?" Pertanyaan tiba-tiba dari Ray membuat (Name) malu dan bingung secara bersamaan.

"A—"

"Aku tidak menerima kata tidak." Gadis itu menatap Ray dengan tatapan kesal, "Siapa juga yang ingin berkata tidak huh?"

"He?" Ray.

"Ha?" (Name).

"J-jadi.." Ray menatap tak percaya ke arah gadis yang berada di bawahnya yang sedang tersenyum lembut itu.

"Iya."

***

"Dan itu adalah cerita dimana ayah mu dan ibu menyatakan cinta," ucap seorang wanita paruh baya bersurai (H/C) menutup buku album yang berisi foto-foto kenangan antara sebuah pasangan suami istri itu saat SMA.

Dua anak berbeda gender itu tersenyum, "Ibu ayo ceritakan lagi!" ucap anak perempuan kecil itu.

"Ahahahaha, baiklah baiklah."

"Kau masih menceritakan cerita itu kepada anak-anak (Name)?" tanya seorang laki-laki bersurai hitam menatap ke arah (Name).

"Mereka selalu meminta ku untuk menceritakannya, bagaimana caranya aku menolak dua anak yang menggemaskan ini, Ray?" balas (Name) tersenyum ke arah Ray.

"Haah.. tapi ini cerita remaja, tidak cocok untuk diceritakan untuk anak kecil." Laki-laki itu berjalan mendekati istrinya dan kedua anaknya itu.

"Ayah! Kita sudah besar!"

"Uhm! Uhm!"

"Iya iya, kalian sudah besar. Tapi dimata ayah kalian masih kecil," ucap Ray mengelus surai kedua anaknya itu.

"Ayah!!"

"Ahahahaha."

End.

AKHIRNYA END JUGA

ASIQ ASIQ JOSH JOSH

930 words
3/10/2021
-Eli

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top