˖࣭̣᪽̇🧪 ๋୭̣0. Prolog୭̣ ๋.˖
Semua teman sekelasnya sudah pulang, sahabat terbaiknya pun sudah pulang, tapi gadis berambut (y/h/c) itu masih betah menginjakan kakinya di ruang penuh buku ini yang tak lain adalah perpustakaan. Tempatnya orang-orang menemukan sesuatu yang mereka ingin tahu, yah walau tidak secanggih google, tapi tetap menyenangkan berada di sini.
"Matematika kelas dua ... matematika ...." Gadis itu terus bergumam dengan jemarinya yang meraba setiap buku yang dilewatinya. Ia mencari buku paket matematika kelas dua guna membantunya mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan gurunya.
"Oh, ketemu!" Beruntungnya buku paket itu masih ada karena katanya buku itu sedang mengalami kelangkaan sekarang akibat anak kelas tiga yang juga ikut meminjam buku kelas dua untuk mempelajari materi-materi yang akan diujiankan nanti.
Langsung saja gadis bernama [Full Name] itu meraih buku yang dicari, tapi disaat yang bersamaan ada tangan orang lain pula yang mengincar buku tersebut sehingga tangan mereka pun bersentuhan.
"Ah, maaf," ucap pemuda itu dan ia langsung menjauhkan tangannya, takutnya gadis di depannya ini malah salah paham. (Y/N) memperhatikan pemuda itu dari atas sampai bawah, seorang pemuda berambut pirang dengan gaya rambut undercut dan sebuah anting di telinga kirinya, juga beberapa perban di tangan dan wajahnya.
'Berandalan.' Begitu pikir (Y/N)
"Kau membutuhkannya ya? Kalau begitu ambil saja, aku akan mencari buku yang lain," ucap pemuda itu.
"Tidak apa, kau saja yang ambil, biar aku yang mencari buku lain," tolak (Y/N)
"Benarkah? Kalau begitu terima kasih. Mmm ... mau kubantu mencarinya?" Pemuda itu menawarkan diri. Baik juga rupanya, padahal tampangnya seperti anak berandal.
"T-tidak usah, aku bisa sendiri." (Y/N) menolak lagi.
"Oke, kalau begitu aku pergi dulu. Sekali lagi terima kasih," kata pemuda itu sebelum ia pergi meninggalkan (Y/N).
Sebenarnya tidak benar-benar pergi, pemuda itu memperlambat langkah kakinya dan memperhatikan (Y/N)-penasaran apakah gadis itu akan menemukan buku lainnya atau tidak.
Ia lihat gadis itu berhenti mencari, sudah ia duga buku ditangannya itu adalah buku paket matematika kelas dua terakhir yang tersisa.
"Belajar bareng aja yuk," ajak pemuda itu. Ia kembali menghampiri (Y/N).
"Eh? Mm ... tidak usah. Sepertinya kau lebih membutuhkannya daripada aku, lagi pula pelajaran matematika di kelasku bukan besok." Lagi-lagi (Y/N) menolak.
Pemuda itu heran, kenapa gadis ini selalu menolaknya? Apa karena gadis itu pemalu atau karena tidak mau berhubungan dengannya? Karena penampilannyakah?
"Di kelasku juga bukan besok, sebenarnya aku mengambil buku ini untuk membantu temanku, jadi ayo kita belajar bersama saja, aku yakin temanku juga tidak keberatan." Pemuda itu langsung saja menarik tangan tangan (Y/N) dan membawanya ke bagian lebih dalam perpustakaan yang di mana tersedia meja dan kursi untuk digunakan para murid.
"Namaku Matsuno Chifuyu, dari kelas 2-1. Namamu?" tanya pemuda itu yang mulai sekarang kita panggil saja Chifuyu.
"[Full Name] dari kelas 2-4." (Y/N) menjawab seadanya. Sebetulnya ia risih dengan perlakuan Chifuyu yang sampai sekarang masih menyeret tangannya. Kalau tahu akan begini, seharusnya tadi (Y/N) tidak ke perpustakaan.
"Chifuyu! Kau lama sekali sih! Aku ingin cepat pulang tau!"
Terdengar suara seseorang yang familier di telinga (Y/N). Ia pun mengedarkan pandangannya guna mencari si pemilik suara sambil terus berjalan karena lelaki pirang itu masih menarik tangannya.
"Gomen, Baji-san, bukunya sulit ditemukan tau!" ucap pemuda itu.
'Baji? Bukan Baji Keisuke kan?' batin (Y/N).
"Itu sih kaunya saja yang payah menca-(Y/N)-CHAN?!"
"Kei-kun?!" Ternyata benar suara familier yang didengarnya itu memang suara yang ia kenal. Teman masa kecilnya, Baji Keisuke.
"Oh, kalian saling kenal?" tanya Chifuyu
"Iya, kami teman masa kecil," jawab pemuda berambut hitam panjang yang tak lain adalah Baji.
"Wahh, Baji-san kau curang! Kau sudah kenal, kenapa tidak mengenalkannya padaku?"
"Memangnya kenapa aku harus mengenalkan (Y/N)-chan padamu hah?"
Chifuyu itu tidak menjawab pertanyaan Baji, persetanlah walau nanti kena bogem lagi seperti kemarin, yang ia inginkan adalah mengenal lebih gadis di depannya ini.
"Oi, Chifuyu! Kenapa kau malah melamun? Cepat bantu aku mengerjakan semua soal ini atau kau ingin kuhajar dulu baru mau membantuku hah?!" Baji masih orang yang sama seperti yang (Y/N) kenal saat masih kecil dulu, orang yang tidak sabaran. Yahh ... tapi walau begitu (Y/N) tahu bahwa sebenarnya Baji itu orang yang baik, cara penyampaiannya saja yang salah.
"Ha'i ha'i, Baji-san."
Acara belajar bersama pun dimulai, dan beginilah awal dari kisahmu dan Chifuyu. Apa terlalu klise? Mungkin iya, tapi mari kita lihat bagaimana hubungan kalian selanjutnya?
卍
Heyo! Pendek sekali hanya 700 kata:v
Ngga tau lagi bilang apa, intinya makasih untuk semuanya:3
See you!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top