2 Juni 2018

Tim A : 
-Wajib membuat daftar karakter dan outline.

Tema : Hibrida
Genre : Romance,  Misteri
Keywords : Kodok Geprek,  Kipas Baling,  Cicak Kayang,  Uang Palsu,  Kecebong Ngupil

Oneshot minimal 500 kata, maksimal 1500 kata.  Sesuai PUEBI KBBI. 

Batas akhir pengumpulan,  Minggu jam 12 tengah malam menjelang Senin. 
Selamat mengerjakan! 
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Karakter :

1. Fendi : 

Nama lengkapnya Ahmad Efendi. Jenis kelamin Laki-laki. Umur 27 tahun. Ciri fisik : rambut hitam dipotong cepak, tinggi badan 176 cm, berat badan 60 kg. Latar belakang : berasal dari keluarga peneliti yang sering mendapatkan nobel penelitian. Sebagai anak bungsu, dia memiliki jiwa peneliti yang melenceng dari keluarganya. Keberadaan saat ini di Jakarta. Statusnya single, dia lebih mencintai objek penelitiannya daripada wanita. Pekerjaannya sebagai peneliti. Pandangan hidupnya, hidup adalah penelitian. Kepribadian, pendiam. Kekurangannya mudah marah. Dialog yang digunakan adalah bahasa formal, kegiatannya yang hanya berpusat di laboratorium membuat frekuensi interaksi sosialnya hampir mendekati nol. Tujuannya adalah  memecahkan rekor penelitian terbanyak.

2. Puput

Nama lengkapnya Saputri. Jenis kelamin perempuan. Umur 25 tahum. Ciri fisik : tinggi badan 155 cm, berat badan 40 kg. Latar belakang : yatim piatu, tinggal di panti asuhan. Tinggal : di Jakarta. Statusnya single, tapi berasa pacaran dengan Fendi. Pekerjaanmya asisten peneliti. Kepribadiannya pendiam. Kelebihannya adalah mampu bertahan dengan sikap dingin Fendi. Kekurangannya adalah dia bisu. Dialog yang digunakan bahasa singkat yang dituliskan dalam sebuah kertas. Tujuannya adalah berkeluarga. Hobinya membaca kisah romantis dan berkhayal apa yang dibacanya terjadi padanya.

Outline

Hasil penelitian Fendi hilang. Hal itu membuat Fendi marah-marah.

Puput mencoba untuk menenangkan Fendi, ketika dia akan merusak laboratorium dengan memeluknya dari belakang.

Ternyata hasil penelitian Fendi bermetamorfosis .
_________________________________________
Pagi itu suasana laboratorium bawah tanah milik Fendi sangat menegangkan. Pasalnya, Fendi yang biasanya hanya duduk diam di depan meja, kini berdiri sambil berkacak pinggang. Mata dan mukanya memerah karena marah. Fendi yang terkenal sangat pendiam itu mengeluarkan kata-kata yang banyak dari mulutnya. Fendi, si peneliti berbakat itu, kini terancam gagal mendapatkan penghargaan bergengsi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Penelitian Fendi yang ia lakukan setahun terakhir, raib dari laboratorium. Hilang, tidak bersisa seperti Kodok Geprek, makanan kekinian yang terbuat dari kornet ayam dibentuk menjadi kodok.

Laboratorium Fendi, dibangun di bawah rumahnya. Keberadaan laboratorium itu hanya Fendi dan Puput—asistennya—saja yang tahu. Orang tua Fendi juga tidak mengetahui keberadaan laboratorium rahasianya. Selama 5 tahun terakhir, ini kejadian pertama kalinya selama Fendi meneliti di laboratorium ini.

Fendi tidak bisa menuduh Puput sebagai dalang menghilangnya hibrida hasil persilangan itu. Semalaman, Fendi dan Puput menikmati malam bersama di ruang tengah rumah Fendi, membahas indicator alami untuk mendeteksi uang palsu. Lagi pula, Puput tidak mengetahui password pintu laboratorium, yang selalu diubahnya setiap hari. Lalu, siapa pelaku yang berani mencuri hasil kerja kerasnya selama 6 bulan ini?

Di seberang Fendi, Puput berusaha mencari Hibrida 69—nama hibrida hasil penelitian Fendi yang hilang—di meja samping autoklaf, di mana terakhir kali dia melihatnya. Dia mengira, mungkin saja Fendi lupa untuk memindahkannya dalam lemari penyimpanan. Kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat, pasti jatuh jua, siapa tahu Fendi juga bisa lupa.

Bruk!

Fendi membanting sebuah kumpulan jurnal penelitian, yang susah-suah Puput kumpulkan 5 bulan yang lalu. Fendi mulai mengacak-acak meja kerjanya. Puput mendekati Fendi. Dipeluknya pemuda yang lebih tinggi darinya. Puput takut jika pria pendiam itu mengamuk dan memecahkan peralatan laboratorium yang harganya tidak murah.

Fendi menghentikan tindakan brutalnya. Napas panjang-panjang ia hela, mencoba meredam amarah. Fendi membalikkan badan Puput, direngkuhnya badan kecil itu mencoba menenangkan amarahnya. Puput dan diamnya mampu meredakan amarah Fendi setelah berpelukan selama 5 menit.

Setelah perasaannya tenang, Fendi mulai membuka lagi memori otakknya yang lima menit lalu, tertutup oleh emosi. Sambil melihat ke kipas baling di atas kepala Puput, Fendi mulai memikirkan berbagai kemungkinan ke mana perginya hasil persilangan katak dan salamander. Hasil perseilangan itu ia namai Hibrida 69. Fendi mendekati tempat terakhir di mana ia meletakkan telur Hibrida 69.

“Terakhir kali, saya meletakkan telur Hibrida itu di wadah berisi air kolam. Apakah kamu tidak salah menandai wadahnya, Put?” tanya Fendi sambil  mengamati wadah yang kini hanya berisi air kosong.

Sementara itu, Puput yang ditanyai hanya menggeleng tegas sambil melotot. Tangannya digerakkan dengan cepat. Fendi mengerti, Puput mengisyaratkan dengan tangannya bahwa ia tidak mungkin melakukan kesalahan.

“Mungkinkah proses diferensiasinya gagal? Ah, tidak mungkin, kalaupun gagal, gumpalan morula itu pasti terlihat mengapung di permukaan wadah,” ujar Fendi.

Puput mulai mencari lagi. Dia mencoba peruntungannya melihat akuarium di sebelah kanan wadah Hibrida 69. Saat menyibak tanaman hydra,  dia terkejut. Di sana ia temukan makhluk mengerikan itu. Puput memegang lengan Fendi yang dilapisi jas lab. Fendi menoleh dan bertanya, “Ada apa?”

Puput hanya menggerakkan jari telunjuknya ke akuarium. Di sana, objek penelitian mereka sedang berdiam diri di atas batu karang buatan. Sirip makhluk itu, berada dekat dengan lubang yang di bagian moncongnya. Sekilas, tampak seperti kecebong ngupil.

Keterkejutan Fendi dan Puput tidak berakhir di situ. Pasalnya di wadah yang terletak pada samping wadah si kecebong, terdapat seekor cicak yang melakukan gerakan tidak biasa. Keempat kakinya berada di dasar wadah, akan tetapi tubuhnya telentang, kepalanya menghadap ke bawah, seperti cecak kayang. Apa yang terjadi pada objek hasil hibridanya? Kenapa semuanya seperti ini?

end


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top