12. Main Nyosor (MN)


Kenapa tukang koran kebanyakan cowok?
Karena cewek gengsi ngasih kabar duluan💖

Happy reading
.
.
.
.
.

Azalea tengah berdiri dan tangganya bersidekap di dada. Memperhatikan putra bungsunya yang duduk dengan tegak ditemani Renata. Azalea dan Arsa baru saja pulang dari Jambi tadi pagi, dan pemandangan pagi ini membuatnya geram. Bagaimana tidak geram, melihat anak bungsunya kecelakaan dan tidak ada yang memberinya kabar selama 3 hari.

"Jadi begini ya, kelakuan kalian berdua. Mama gak ada di rumah dan kamu bikin ulah Bil?" Azalea menatap tajam Billal yang menunduk.

Tidak ada yang berani menatap Azalea kala marah. Mereka sangat takut, karena Azalea jarang marah pada ketiga anaknya.

"Inayah Sipta Renata, duduk yang tegak, tatap mata Mama kalau bicara" Renata menelan Salivanya susah.

Dia duduk tegak dan menatap Azalea penuh ketakutan. Baru kali ini dia melihat Azalea semurka ini.

"Mama tidak pernah mengajari kalian berbohong. Dan Mama tidak pernah mengajari kalian untuk menyembunyikan masalah. Sekarang alasan apa yang akan kalian katakan?"

Hening

Tidak ada jawaban apapun yang keluar dari bibir mereka berdua. Mereka sibuk dengan ketakutan menghadapi amarah sang Mama.

Bahkan Arsa saja hanya bisa duduk memperhatikan kedua anaknya disidang oleh istri tercintanya itu. Arsa juga takut melihat Azalea semarah itu.

"Billal Athaila Alfarizel" Billal memejamkan matanya Kala nama lengkapnya dipanggil sang Mama.

"Siap salah komandan"

Arsa menahan tawa melihat putra bungsunya yang petakilan itu ketakutan. Azalea memandang tajam Arsa, mengisyaratkan untuk diam. Arsa mengacungkan dua jari pertanda damai ke Azalea.

"Mama hukum kamu selama lima bulan untuk tidak membawa motor, dan Mama potong uang jajan kamu"

Bahu Billal merosot, kehilangan separuh uang jajan membuatnya lemas. Billal menatap Azalea dengan puppy eyes, berharap Azalea membatalkan sangsinya.

"Tidak mempan" kata Azalea telak.

"Kalau antar jemput Kakak gimana Ma?" Billal mencoba bernego.

"Abang yang akan ngantar kakak. Abang hari ini pulang. Dan Rena, Mama tidak mau kamu memberikan uang jajan pada Billal mulai besok"

"Siap Iya Ma" Renata menatap Billal dengan sedih.

Ceklek

Pintu terbuka dan menampilkan wajah ganteng duplikat Arsa. Memeluk Azalea dan Arsa secara bergantian. Memeluk Renata dan menyentil kening Billal.

"Buat ulah lagi eh?" Ejek Melvi. Billal cemberut dibuatnya.

"Dan sekarang tugas Melvi, mengantar jemput Rena kerja" Melvi mengangguk.

"Siap komandan"

"Rena, bersiaplah, nanti malam kita akan bertemu dengan calon suami kamu. Mama sudah pernah mengingatkan ini lima bulan yang lalu kalau kamu lupa" Renata hanya menunduk dan mengangguk.

💂💂💂

Mereka berlima datang ke salah satu restoran langganan mereka. Disana Azalea memperhatikan Renata yang terlihat gugup.

Azalea membenarkan kerudung Renata yang terkena angin tadi. Menangkup pipi Renata.

"Rileks, calon mertua kamu gak galak kok, mereka baik. Dan kamu masih ingat dengan tante Rania kan?" Renata mengangguk.

"Beliau yang akan jadi mertua kamu. Jadi senyum sayang" Renata tersenyum dan memeluk Azalea.

Renata pasti tahu, pilihan sang Mama tidak akan mengecewakannya. Azalea pasti tahu yang terbaik untuknya.

Keluarga Affandi dan Rania datang, mereka bercengkrama bersama. Halwa datang bersama Vero yang berbeda satu tahun dengan Melvi.

"Lho Zidan mana?" Tanya Azalea. Renata mematung kala nama Zidan di sebut.

Kok seperti namanya ya?. Batin Renata.

"Maaf saya telat" suara bariton itu membuat jantung Renata berdegup dengan kencang. Suara yang membuatnya jatuh hati.

"Apa kabar Rena? Kita bertemu lagi" ucapan Zidan yang santai dan langsung mengambil tempat duduk di dekat Renata, membuat Renata diam bak patung.

Demi ketiak Shawn Mendes, kenapa gue harus ketemu lagi sama Zidan sih.

"Sudah kenal Rena?" Zidan mengangguk dan tersenyum kearah Azalea.

"Sudah tante. Dia adik asuh saya. Iya kan Rena?" Renata mengangguk kaku, memandang Zidan malas.

Melvi dan Billal mengejek Renata tanpa bersuara. Mereka tahu bagaimana cintanya Renata pada Zidan. Tapi mereka tak pernah tahu kalau Zidan adalah anak dari sahabat Azalea.

"Kalau kalian sudah kenal, lebih bagus kan?" Mereka mengangguk membenarkan ucapan Affandi.

"Kalau gitu percepat saja pernikahannya mereka" saran Rania. "Gimana Le? Aku udah pengen banget punya mantu"

Rena menatap horor kearah Rania. Demi Allah, Rena tidak pernah mendapat firasat apapun kalau dia akan dijodohkan dengan Zidan seperti ini.

"Maaf, saya maunke toilet dulu" Rena pergi menuju toilet. Tanpa Rena sadari, Zidan mengikutinya dari belakang dan menunggunya di depan toilet.

Rena merasa hawa di sekitarnya panas. Matanya sudah berkaca-kaca. Rena menangis di dalam bilik toilet. Bukan menangis tanpa sebab, melainkan dia teringat akan kata-kata pedas Zidan waktu itu.

Rena keluar dari bilik dan mencuci mukanya di wastafel, menghilangkan sedikit mata sembabnya dengan menutupinya menggunakan make up tipis di sekitar mata dan memakai softlens untuk menutupi mata merahnya.

"Perfect" Rena tersenyum, lalu kekuar dari toilet dan kaget mendapati Zidan berdiri disana dengan bersidekap dada, memandang Rena tajam.

Rena tak memperdulikannya dan berjalan tanpa menoleh. Zidan geram, dia menarik pergelangan tangan Rena dan menariknya membentur dinding, mengungkungnya dengan kedua tangannya. Rena menelan salivanya berat.

"K kkkak m mmau apa?" Tanyanya gugup. Sungguh fia tidak suka berada di posisi ini, dia gugup bukan main.

Zidan mengamati wajah Rena, mencermati setiap inci di wajah cantiknya. Tidak ada tanda-tanda bahwa Rena menangis. Zidan merasa tenang.

Rena sedari tadi menahan nafasnya saat Zidan membuat jantungnya maraton. Zidan memajukan wajah tampannya dan melirik sekilas bibir Rena yang berwarna pink. Tangannya menahan bahu Rena, menekannya sampai ke dinding, membuat Rena tidak bisa bergerak.

"Saya gak nyangka kalau Mama saya jodohin saya sama kamu" Rena menatap datar Zidan yang terdengar seperti meremehkan dirinya, drolah tak pantas bersanding dengannya saat ini. "Kalau bukan karena Mama, saya gak mau" Zidan ingin merutuki mulutnya yang tidak bisa berkata manis direpan Rena.

Cup

Satu kecupan ringan dia daratkan pada bibir Rrna berwarna pink dan rasanya manis buah Cherry membuat Zidan ingin merasakan lebih. Zidan memperdalam ciumannya pada bibir Rena. Rena membelalak kaget dan berusaha melepaskan diri dari kungkungan Zidan rasanya percuma. Zidan lebih kuat darinya.

Zidan menghentikan ciumannya dan memandang wajah Rena yang sufah metah padam. Air mata Rena sudah menggenang di pelupuk mata dan siap untuk tetjatuh jika dia berkedip. Zidan melepaskan tangannya dan menegakkan kembali tubuhnya dan menatap Rena yang masih menampilkan wajah datarnya.

Plakk

Bugh

Harusnya Zidan tahu, Rena bukanlah seperti wanita pafa umumnya yang hanya akan menamparnya karena sudah berani mencuri ciumannya.

Rena menangis, dia mengelap bekas ciuman Zidan dengan punggung tangannya kasar berkali-kali. Zidan meringis merasakan sakit di perutnya karena pukulan Rena yang tak dia perkirakan.

"Brengsek" Zidan terpaku kala Rena berhasil mengumpati dirinya. Umpatan pertama yang Rena keluarkan untuk Zidan. "Saya akan membatalkan perjodohan ini. Anda tenang saja"

Rena berbalik meninggalkan dirinya yang masih menguatkan dirinya untuk berjalan normal kala Rena memberikan pukulan penuh kasih sayang pada perut sixpacknya.

Zidan kembali ke meja saat Rena baru saja duduk. Zidan duduk disampingnya, lalu melirik Rena yang menatap tak minat pada makanan didepannya.

Tring

Hape Rena berbunyi, Zidan melirik sebuah chat masuk yang sedang dibaca Rena saat ini.

Bang Gaga 💖
Aku tunggu di taman sekarang, kita kencan buta😝

Zidan kembali mengamati wajah Rena yang masih datar dan memasukkan kembali hapenya kedalam tas. Rena berdiri membuat Zidan ingin sekali mencegahnya.

"Mama, Papa, Om, Tante, maaf ya, Rena harus pergi sekarang. Rena ada janji lain" Azalea mengangguk diikuti Rania.

Rasanya Zidan ingin teriak untuk menghentikan Rena saat ini. Kenapa juga Kedua orangtuanya tidak mencegah Rena tetap tinggal saja. Kenapa harus Arga lagi yang berada di tengah antara dirinya dan Rena.

🔫🔫🔫

Demi apa bunda up 2x???

Demi Zidan sengsara😝😈

Tabok Zidan secara online gaess..🔫

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top