Bonus Bab
30 Desember 2025
Tampak seorang anak lelaki berjalan bersama ibunya. Dia melihat ceria toko sekitar sebab ibunya sudah janji akan membelikan hadiah untuk ulang tahunnya sebab hari spesial itu adalah besok!
"Bunda! Mengapa kita mengunjungi toko bunga?" tanyanya begitu polos. Sedangkan ibunya tersenyum sedih mendengar penuturan anaknya itu.
"Lihat saja nanti, Duke. Ibu sedang ingin berkunjung kerumah seseorang," jawab Valerie diiringi senyum kecilnya. Anak yang bernama Duke tersebut mengangguk pelan, tapi tangannya tidak bisa diam untuk usil memegang barang-barang.
"Bun, nanti jangan lupa ya beliin Duke hadiah. 'kan besok ulang tahun Duke," celoteh anak itu lagi. Valerie hanya tertawa pelan mendengarnya. Kemudian dia berjongkok untuk mengusap lembut puncak kepala anaknya.
"Pasti akan bunda belikan. Tidak mungkin bunda akan membiarkan anaknya hanya tersenyum kecut bukan?" Valerie mencubit gemas hidung anaknya itu.
Gabriel Duke Wylie. Matanya begitu mirip dengan Ray Aiden Wylie. Sedangkan postur wajahnya begitu mirip dengan Valerie. Ini adalah putra mereka yang sudah akan beranjak 5 tahun. Valerie mengulas senyum lagi.
Mereka lanjut berjalan menuju tempat yang jauh dari keramaian. Tempat ini adalah peristirahatan terakhir dari orang yang begitu dicintainya. Sosok tersebut meninggal beberapa tahun lalu membuat Valerie begitu terpukul. Untung ada orang yang siap menemani dikala ia jatuh.
"Mah...," Valerie mengusap pelan batu nisan yang mengukirkan nama ibunya.
"Valerie datang lagi membawakan mama bunga. Terima kasih segalanya. Tanpa mama, aku tidak akan bisa berjuang sampai sekarang. Kasih mu begitu besar. Tidak akan ada yang bisa mengalahkannya." Valerie menitikkan sedikit air mata. Sedangkan Duke kecil mengusap pipi ibunya cemas.
"Bunda kenapa menangis? Jangan sedih bunda, Duke ikut sedih," ujar Duke mencoba menghibur wanita dihadapannya ini. Anak ini memang tidak tega jika melihat ibunya menitikkan air mata sedikit saja.
Valerie tertawa walau masih menangis. Dia menaruh bunga yang sudah dibelinya tadi diatas kubur ibunya. Kemudian mengusap pelupuk mata, menghentikan anaknya gelisah terhadap keadaan ibunya yang sedih.
Valerie mengecup pelan kening Duke. Tiba-tiba saja sahutan dari jauh mengagetkan Valerie.
"Bundaaa," panggil Ray seraya membawa anak keduanya yang berjenis kelamin perempuan. Ia menamakan putrinya itu Christal. Valerie pun segera beranjak dan menggenggam tangan Duke untuk mendekat kepada Ray.
"Ayah! Ayah! Lihat! Bunda menangis lagi." Duke cemberut. Ayahnya, Ray terlihat kebingungan.
"Ada apa bunda menangis hem?" Ray mengusap pipi istrinya tersebut. Ada tampak titik titik yang sudah mengering terkena udara. Dia mengecup pipi istrinya mesra. Valerie hanya menggeleng, dia pun tersenyum.
"Tidak, aku hanya mengunjungi mama." Valerie memeluk Ray. Sedangkan Ray membalas pelukannya pelan karena Christal yang digendong belakang punggungnya sedang tertidur pulas.
"Ssshh.. tenang sayang. I'm here with you." Ray berusaha menenangkan Valerie lewat sentuhan lembut, yaitu mengelus punggung belakang istrinya itu.
Namun, suara Duke kecil menginterupsi momen diantara mereka.
"Bunda, Ayah... kapan hadiah Duke datang?" tanya anak itu lagi memastikan tentang hadiah miliknya. Valerie dan Ray berpandangan. Mereka saling tertawa bersama akibat sikap Duke.
Hal itu sudah cukup bagi Valerie karena kepolosan putranya cukup menghibur Valerie serta membangunkan Valerie dari keterpurukan. Inilah salah satu alasan Valerie bertahan. Selain karena Ray, dia juga bertahan demi putra putrinya kelak. Mereka adalah orang yang penting dan hadir didalam hidupnya.
Sangat berharga adalah dua kata yang dapat menggambarkan Valerie saat ini. Dia senang bahwa takdir membawanya menuju kebahagiaan.
"Kalau begittuuuu...," Ray memotong jawabannya sejenak.
"Ayo pergi beli hadiahmu, Duke kecil." Dia menggendong Duke dalam dekapannya, Valerie sempat ingin memprotes karena Ray membawa begitu banyak beban. Namun Ray bilang bahwa tidak ingin istrinya kelelahan.
Pria satu itu memang bandel jika menyangkut hal tentang Valerie. Valerie begitu bersyukur memiliki suami pengertian. Akhirnya mereka menaiki mobil. Ray menaruh Christal begitu pelan dan lembut supaya tidak membangunkan anak itu. Tidak lupa memasangkan pengaman agar tidak terpental saat berhenti mendadak.
Duke bagai kakak yang baik langsung duduk disamping Christal, menjaga adiknya dari bahaya apapun. Valerie menghela napas lega. Sifat dari Ray ternyata menurun juga pada anaknya, yaitu Duke.
Memang benar apa kata pepatah. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Sikap Duke dan Christal begitu mirip dengan mereka. Lihat saja bila beranjak dewasa bakal ada yang keras kepala seperti Ray. Lantas Valerie terkekeh pelan.
Ray hanya melirik sekilas Valerie. Dia juga bingung kenapa Valerie bisa tiba-tiba tertawa. Pria itu bersin pelan. Valerie terdiam sejenak. Wah, pikirnya panjang umur. Diomongi sedikit langsung menunjukkan reaksi.
Sesampainya di sebuah cafe, mereka memasukinya dan terlihat seorang laki-laki menbawakan lagu. Penyanyi itu langsung turun untuk memeluk Ray.
"Brother!" sapanya. Elgard tertawa pelan.
"Wah, bawa keluarga nih yeee." Elgard tersenyum menggoda kepada Ray kemudian mempersilakan lelaki tersebut untuk duduk di tempat yang telah disediakan. Ray tersenyum pelan.
"Aku akan membawakan lagu terbaik untuk kalian. Nikmatilah di cafe ini." Elgard kembali menaiki panggung dan membawakan lagu bertema romansa khusus untuk pasangan ini.
Benar sekali. Cafe ini adalah milik Elgard. Dia membangunnya beberapa tahun kebelakang. Masih saja pria tersebut jomblo. Ray menyeringai pelan, jodohnya pasti belum datang. Mungkin beberapa tahun lagi pikirnya.
Mereka makan makan disana. Setelahnya pamit pulang guna membelikan Duke barang. Inilah kisah hidup yang telah dilalui bersama. Serumit apapun itu pasti akan ada jalan keluarnya.
15 Januari 2018
Salam,
GL
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top