Phase 1 (Chapter 3) Invisible Land
Kini anak-anak itu aman bersama makhluk tersebut, meskipun mereka merasa sedih karena kehilangan beberapa orang yang sudah dianggap sebagai keluarga, terutama Isamu, namun ia berusaha untuk tegar dihadapan mereka.
"Bagaimana dengan teman-temanmu? Apa tidak masalah jika kita meninggalkan mereka?" tanya Mikuita sedikit takut.
"Tenang saja, mereka akan menyusul begitu mengalahkan sekelompok inuoni itu," jawab makhluk itu.
Ketujuh remaja itu hanya terdiam begitu mendengar perkataannya. Kini mereka mengetahui bahwa makhluk yang ingin membawa sebagian keluarganya ialah inuoni.
"Kenapa mereka ingin membawa kami? Apa tujuan mereka sebenarnya? Tolong katakan!" tanya Isamu dengan nada sedikit tinggi.
"Aku tidak tahu, yang pasti mereka melakukan itu untuk memusnahkan kami, lalu menguasai planet kami," jawab makhluk itu.
"Jadi kau ini tenshineko ya?" tebak Kanon.
Makhluk itu menganggukkan kepalanya, lalu ia berkata, "namaku Konokari Cattyrin. Aku adalah ketua dari organisasi Luscatbread, aku ditugaskan oleh Yang Mulia raja Katzekatze untuk membantu umat manusia agar dapat mengalahkan inuoni. Panggil aku ketua."
Kemudian Cattyrin memulai penjelasannya. Ratu inuoni sudah lama ingin menguasai planet Neko, namun tenshineko tidak tinggal diam dan selalu memenangkan peperangan.
Suatu hari inuoni tidak menyerang para tenshineko hingga mereka mendapat kabar dari sang raja bahwa inuoni berada di bumi.
Mereka tidak mengetahui tujuan para inuoni datang ke bumi, tapi yang pasti mereka merencanakan sesuatu untuk memusnahkan tenshineko dan menguasai planet Neko.
Ada dua kemungkinan mereka mengunjungi bumi, yang pertama inuoni akan meminta umat manusia untuk bekerja sama. Yang kedua menguasai bumi terlebih dahulu, lalu mengendalikan umat manusia secara paksa. Setelah itu menguasai planet Neko.
Untuk itu raja tenshineko mengambil kebijakan yakni membagi Luscatbread menjadi dua kelompok. Kelompok pertama akan pergi menuju bumi untuk menghentikan rencana jahat inuoni, kelompok pertama dipimpin oleh ketua organisasi Luscatbread.
Kelompok kedua akan tetap berada di planet Neko untuk berjaga-jaga jika seandainya inuoni tiba-tiba datang menyerang, kelompok kedua dipimpin oleh wakil ketua organisasi Luscatbread.
"Kita ada di mana sekarang?" tanya Naoki sambil melihat sekelilingnya.
Tiba-tiba pintu otomatis terbuka begitu seseorang memasuki ruangan tersebut. Kemudian wanita itu menghampiri mereka.
Wanita itu sedikit membungkuk, lalu mendekatkan mulutnya pada telinga Cattyrin seperti hendak mengatakan sesuatu, gadis itu menganggukkan kepala, kemudian ia beranjak dari tempat duduknya.
"Aku akan pergi sebentar karena ada sesuatu yang ingin aku selesaikan, tetap di sini, aku akan segera kembali." Kemudian ia pergi meninggalkan ruangan tersebut bersama wanita itu.
Mereka mulai ribut begitu Cattyrin dan wanita itu keluar dari ruangan, sementara Isamu hanya memperhatikan keenam remaja itu, namun pikirannya tidak tenang.
Ia tidak tahu keadaan mereka saat ini, Isamu berpikir mungkin saja mereka sudah mati, namun hatinya berkata lain. Kemudian pemuda itu memperhatikan keenam remaja tersebut yang sudah ia anggap sebagai saudara. Kini Isamu harus melindungi mereka apapun yang terjadi.
Meskipun mereka telah diselamatkan oleh tenshineko. Isamu tidak bisa mempercayai para tenshineko begitu saja. Mungkin saja mereka-tenshineko-menginginkan sesuatu, untuk itu Isamu akan mengawasi secara diam-diam. Jika ada sesuatu yang mencurigakan, maka ia tidak akan tinggal diam dan membawa keenam saudaranya untuk meninggalkan tempat tersebut.
Memikirkan hal tersebut membuat kepala sakit. Kini pemuda itu merasa mengantuk, ia ingin tidur, namun keadaan saat ini tidak mengizinkan untuk tidur, kemarin ia tak dapat tidur nyenyak karena merasa waspada dengan bahaya yang dimaksud pengasuhnya. Isamu tidak ingin bahaya menimpa saat semuanya tengah tertidur, ditambah lagi insomnia selalu menyerang setiap malam membuatnya semakin tidak bisa tidur.
"Jadi bagaimana, Isamu?" tanya Naoki.
Lamunan Isamu terbuyar begitu Naoki memberinya sebuah pertanyaan. Kini mereka menatap pemuda itu seperti sedang menantikan keputusan Isamu.
Pemuda bersurai biru malam itu mendadak bingung, sejak tadi ia tenggelam dalam pikirannya sehingga ia tidak mendengarkan pembicaraan mereka.
"Apa kalian bisa menjelaskan pembicaraan kalian? Sepertinya aku sedang melamun, jadi ... aku tidak mendengarkan pembicaraan kalian," pinta Isamu sambil terkekeh kecil.
"Oh ayolah, apa yang kau pikirkan, Isamu?!" Naoki meninggikan suaranya sambil memukul meja.
"Bukan apa-apa," jawab Isamu sambil tersenyum kecil.
Naoki menatap Isamu dengan tajam, ia mengetahui bahwa Isamu pasti menyembunyikan sesuatu, entah apa yang disembunyikannya.
Kemudian Naoki menjelaskan pembicaraan yang mereka bicarakan beberapa saat lalu. Naoki memberi usul untuk pergi menyelamatkan anak-anak lain beserta pengasuh mereka.
Naoki meminta pendapat Isamu mengenai rencananya. Mungkin terdengar mustahil bahwa rencana tersebut berhasil, mengingat inuoni merupakan makhluk berbahaya dan mereka yang tertangkap belum tentu masih hidup, serta keberadaan inuoni tersebut tidak diketahui. Meski begitu Naoki meyakinkan mereka untuk tidak menyerah menyelamatkan keluarganya, setelah ini ia dan yang lain berencana untuk mencari tahu lokasi inuoni.
Manik hijau itu terpaku pada Isamu, berharap bahwa rencana tersebut diterima, namun ada sedikit ketegangan jika saja rencana itu ditolak.
"Apa?! Tidak! Tidak boleh! Inuoni itu makhluk yang berbahaya, aku tidak ingin terjadi sesuatu pada kalian," tolak Isamu dengan nada tegas.
"Jadi apa yang akan kita lakukan? Tinggal bersama para tenshineko? Kita tak bisa mempercayai mereka begitu saja," tanya Kanon membuat Isamu tersentak dan berpikir sejenak. Akhirnya ia mendapat jawaban dari gadis berkepala pita itu.
"Kita akan tetap di sini, aku akan mengawasi para tenshineko itu. Jika mereka melakukan sesuatu yang mencurigakan, kita akan pergi dari sini secara diam-diam," jelas Isamu.
"Lalu bagaimana dengan yang lain? Apa kau tidak memikirkan mereka? Mungkin saja mereka masih hidup dan sedang disiksa di sana, adikmu juga ditangkap. Apa kau tega membiarkannya disiksa oleh para inuoni itu?" tanya Ray bertubi-tubi membuat Isamu berpikir pada saat itu juga untuk mencari jawaban hingga akhirnya ia berhasil menemukan jawaban dari pertanyaan pemuda heterochormia itu.
"Aku ... aku akan menyelamatkan mereka, kalian tunggu saja di sini, aku ... janji akan membawa mereka semua dengan selamat," jawab Isamu dengan ragu.
"Sudah kuduga kau akan menjawab itu," guman Naoki sambil mengepalkan tangan.
Merasa tak terima dengan penolakan tersebut dan jawaban yang dilontarkan. Naoki menghampiri Isamu dan menarik kerah seragamnya, manik hijau itu menatap Isamu dengan tajam.
"Apa kau sudah gila? Pergi menyelamatkan mereka sendirian? Bagaimana mungkin kau pergi sendirian sementara makhluk itu ada banyak? Apa kau yakin dengan keputusanmu? Bagaimana jika mereka semua selamat sementara kau pergi meninggalkan kami untuk selamanya?" tanya Naoki bertubi-tubi, lalu ia memalingkan wajahnya dan melepaskan cengkraman tersebut.
Isamu hanya diam. Ia ingin menjawab pertanyaan tersebut, namun ia merasa ragu.
"Aku tidak mengerti dengan isi pikiranmu. Kenapa kau ingin melakukan semuanya sendiri, meski itu di luar kemampuanmu? Apa kau tidak pernah merasa stres?" Naoki masih melontarkan beberapa pertanyaan dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Tidak ada satu patah kata pun yang ia keluarkan. Jika ia menjawab, maka akan menimbulkan pertanyaan baru. Isamu berpikir bahwa mereka juga memintanya menjawab pertanyaan Naoki, tapi tidak ada yang mengatakan hal tersebut secara terang-terangan.
Waktu terasa begitu lambat. Ia ingin sekali suasana menegangkan ini segera berakhir. Isamu menghela nafas dan hendak menjawab pertanyaan tersebut dengan pasrah, namun tiba-tiba pintu terbuka secara otomatis begitu Cattyrin memasuki ruangan tersebut.
Kedatangan gadis itu berhasil memecahkan suasana menegangkan tersebut. Isamu merasa bersyukur, meski ia harus menjawab pertanyaan itu di lain waktu seakan pertanyaan tersebut harus di jawab.
"Ayo ikuti aku," ujar Cattyrin, lalu ia pergi meninggalkan ruangan itu, sementara mereka saling menatap satu sama lain, lalu mengikuti Cattyrin dengan waspada.
***
Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Cattyrin memasukkan kata kunci, jari-jarinya lincah menekan angka kode yang akan dimasukkan. Kemudian pintu itu terbuka, lalu mereka memasuki ruangan tersebut dan mendapati seorang pria bersurai pirang. Pria itu berbalik begitu menyadari kehadiran mereka.
Pria itu tiba-tiba memberi tujuh handsfree pada mereka tanpa memberitahu apapun membuat mereka sedikit bingung. Cattyrin turun tangan untuk menjelaskan benda itu pada mereka. Jika pria itu yang menjelaskan, mereka tidak akan mengerti karena beda bahasa.
"Itu adalah language handsfree, alat penerjemah bahasa, umat manusia yang tinggal di sini harus memiliki language handsfree agar penghuni di sini dapat berinterkasi dengan mudah, jangan pernah dilepas, oh iya benda ini tahan air," jelas Cattyrin. Kemudian mereka mengambil dan memasang benda itu pada telinga mereka sambil berharap hal yang tidak diinginkan tidak akan terjadi.
"Selamat datang di Invisible Land. Jangan khawatir, kalian aman di sini. Inuoni tidak akan datang kemari karena tempat yang kita tempati saat ini tidak terlihat. Jadi mereka tidak akan mengetahui keberadaan kita, tempat ini juga diberi segel pelindung untuk keamanan. Perkenalkan namaku Armand," jelas pria itu sekaligus memperkenalkan diri.
Kemudian salah satu dari mereka menanyakan mengenai alasan tempat itu tersegel, sementara tempat tersebut tidak terlihat.
"Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya, jadi Invisible Land diberi segel pelindung untuk berjaga-jaga," jawab Armand.
Lalu pria itu menjelaskan mengenai tempat yang mereka tempati saat ini. Kemungkinan Invisible Land berdiri beberapa tahun yang lalu, tidak diketahui pemilik dari pulau tersebut dan alasan dibuatnya pulau tidak terlihat itu.
Pada awal tahun 2120 sebagian umat manusia mengungsi di Invisible Land, tidak ada berita mengenai pengungsian tersebut karena mereka yang mengungsi didatangi oleh beberapa orang yang berpakaian serba hitam, lalu mereka dibawa melalui portal.
Mereka yang akan dibawa harus menutup mulut, jika tidak maka mereka akan dipulangkan. Tujuan dari aksi tersebut ialah untuk mengumpulkan sebagian umat manusia dan membuat pasukan agar dapat mengalahkan makhluk asing yang akan mengambil alih bumi suatu saat nanti.
Orang-orang yang mereka bawa bukanlah orang kelas atas ataupun orang yang kuat, mereka mebawa orang-orang tersebut secara acak.
Masih menjadi tanda tanya mengenai tujuan mereka. Bagaimana tidak? Mereka-yang berpakaian serba hitam-membawa sebagian umat manusia secara diam-diam dan mengatakan tentang kedatangan makhluk asing seakan-akan mereka mengetahui adanya makhluk asing dan akan mengunjungi bumi, lalu mereka mempersiapkan semuanya sebelum itu terjadi.
Kemudian terbentuklah sebuah pasukan yang bernama Alien Slayer Squad atau biasa disebut ASS. Sejak kedatangan inuoni, nama pasukan itu diganti menjadi ISS singkatan dari Inuoni Slayer Squad.
Anggotanya ialah seluruh penduduk Invisible Land-yang berusia delapan belas ke atas. Mereka terpaksa menjadi anggota ISS, namun mereka tidak bisa menolak karena siapa pun pasti ingin merebut bumi kembali.
🌻To be continue🌻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top