Phase 1 (Chapter 2) Fighting Againts Inuoni
Inuoni yang bertangan besi tertawa begitu mendengar perkataan wanita itu, lalu ia menghentikan tawanya dan menatap anak-anak itu.
Anak-anak itu membalas tatapan pemimpin tersebut dengan di selimuti rasa takut. Isamu segera mengeluarkan tombak cahayanya, lalu mengarahkan tombak itu pada pemimpin dari sekelompok inuoni tersebut.
"Jika kau mendekati mereka, maka aku akan membunuhmu!" seru Isamu sambil menatap inuoni itu dengan tajam.
Salah satu dari mereka mendekati inuoni bertangan besi sambil tertawa kecil.
"Hoc hedum est tam fortis ego sum ita consternauit." Kemudian si pemimpin tersebut ikut tertawa, lalu ia melakukan ekspresi ketakutan seakan-akan ia merasa takut dengan ancaman Isamu.
"Licuit, Red Darkness, ludens loqui subsisto, sit scriptor focus nostrum consilium in." Lalu ia menatap anak-anak itu beserta pengasuhnya.
"Nomen Ferryum habeo iniussu maiestatis introducat annihilare tenshineko dominabitur tellus Neko suam Majestatem promissa praemia et quinque vos adepto multus curando et educandorum liberorum, huius est occasio omnibus vobis," jelasnya, namun tidak ada satupun yang merespon karena tidak mengerti maksud dari perkataannya.
"Dasar payah, mereka tidak mengerti bahasa kita," ujar Red Darkness.
Ia tertawa sambil menepuk jidatnya, bagaimana ia bisa lupa?
"Perkenalkan nama saya Ferryum, saya mendapat perintah dari Yang Mulia untuk membawa kalian agar memusnahkan tenshineko dan menguasai planet Neko. Yang Mulia berjanji akan memberi imbalan kepada kalian dan untuk kalian berlima akan mendapatkan imbalan yang besar karena telah merawat dan membesarkan anak-anak, ini adalah kesempatan emas bagi kalian semua, jadi mohon kerjasamanya." Ferryum mengulangi penjelasannya dengan bahasa manusia.
"Tawaran apa ini?! Kau tidak meminta mereka untuk kerjasama, tapi kau ingin memanfaatkan mereka sebagai senjata kalian, aku tidak ingin itu terjadi!"
Ferryum merasa kesal begitu mendengar penolakan, padahal ia sudah memintanya dengan baik, lalu ia menyuruh ketiga rekannya untuk menangkap anak-anak itu. Segera mereka melaksanakan perintah tersebut.
"Hiroshi-San, Mayu, bawa anak-anak ke tempat yang aman! Kami—"
"Oh tidak, kalian tidak boleh pergi dari sini, circulo mortis!" Kemudian Red Darkness merentangkan salah satu tangannya ke depan.
Seketika sebuah lingkaran dengan aura gelap disertai suara jeritan ratusan orang muncul mengelilingi mereka.
"Jika kalian melewati lingkaran ini, maka kalian akan mati," ujar Red Darkness.
"Bagus, Red Darkness," puji Ferryum membuat Red Darkness merasa senang atas pujian tersebut.
"Sial! Spilaqueortion!"
Sebuah rantai dengan bola berduri disertai aura merah gelap perlahan-lahan muncul pada tangan Arnius. Kemudian ia berlari menuju Red Darkness dan menyerangnya, dengan cekatan ia menghindari serangan pria itu dengan pedang besarnya, lalu Satomi menodongkan kedua pistolnya dan menembak sekelompok inuoni tersebut, namun tidak terjadi apapun pada mereka, bahkan bekas tembakan itu pun menghilang.
"Apa peluru ini mengandung racun? Kau pikir kami akan terpengaruh oleh racun itu? Asal kau tahu kami para inuoni tidak akan mempan dengan segala racun," ujar Blackfia, lalu ia mengeluarkan racunnya dan mengarah pada mereka. Segera mereka menghindari serangan tersebut.
Hana mengeluarkan pedangnya dan menyerang sekelompok inuoni itu, mereka telah ditebas, namun tubuh inuoni yang telah ditebas itu berkedip dan luka tersebut menghilang dalam sekejap.
"Kita tidak ada waktu lagi, ayo serang mereka! Setelah itu bawa anak-anak itu ke hadapan Yang Mulia!" perintah Ferryum. Segera kelompoknya menyerang kelima pengasuh tersebut.
Kemudian kelima pengasuh itu bersiap menghadapi serangan keempat inuoni itu, sementara anak-anak tersebut kini berada di belakang mereka.
"Aku akan membantu kalian," ujar Isamu, lalu ia maju dan hendak menyerang sekelompok Inuoni itu.
"Tidak perlu, kamu diam saja disitu, jaga dan awasi anak-anak lain," cegah Hana membuat Isamu menghentikan langkahnya.
"Tapi Hana-San—"
"Jangan membantah, Isamu! Makhluk ini berbahaya, kami tidak ingin terjadi sesuatu padamu!" bentak Arnius.
Hana menebas kembali sekelompok inuoni itu, Arnius mengayunkan bola duri tersebut, lalu mengarahkan senjata itu salah satu dari mereka, Satomi menodongkan kedua pistol itu, kemudian menarik pelatuknya. Hiroshi meletakkan kedua tangannya, lalu keluarlah tumbuhan dan mengarah pada sekelompok makhluk tersebut, serta Mayu maju dengan pisau dapur, kemudian menyerang mereka.
Kelima pengasuh tersebut menyerang mereka sebisa mungkin, bahkan berusaha mencari kelemahan inuoni, namun tidak ada satupun dari mereka yang terbunuh, semua luka yang dibuat dapat mereka pulihkan dalam sekejap.
"Debilitatio!"
Red Darknes merentangkan salah satu tangannya ke depan. Seketika ratusan paku muncul pada tangannya, lalu mengarah pada kelima pengasuh tersebut. Mereka mencoba menghindari paku tersebut, namun paku tersebut melaju dengan cepat. Akhirnya mereka harus berakhir dengan tertusuk paku dan tidak bisa bergerak.
"Sekarang giliranmu, Kuro," ujar Red Darkness sambil menatap Kuro.
Kuro melakukan aksinya tanpa merespon perkataan rekannya, ia mengangkat salah satu tangannya setinggi mungkin. Seketika aura hitam menyelimuti tangan tersebut hingga membentuk sebuah senapan.
Tanpa menunda lagi, Kuro menodongkan senapan itu dan menarik pelatuknya. Kemudian keluarlah aura merah darah, lalu mengarah pada kelima pengasuh tersebut.
Seketika mereka perlahan menjadi butiran merah dan terbang menuju langit membuat sebagian dari anak-anak itu menjerit ketakutan hingga menangis.
"Jangan khawatir anak-anak, pengasuh kalian hanya berpindah ke dimensi lain, aku terpaksa membawa kalian ke hadapan Yang Mulia dengan cara begini," ujar Kuro, lalu menodongkan senapan tersebut dan menarik pelatuknya.
Kemudian aura merah berkumpul pada mulut senapan tersebut hingga membentuk sebuah bola, lalu mengarah pada mereka.
"Tutella umbrella!"
Seketika cahaya bewarna-warni menyelimuti tangan Kiyomi, dalam sekejap cahaya itu membentuk sebuah payung. Kemudian gadis itu membuka payung tersebut. Benda itu mengembang seperti payung pada umumnya, namun payung tersebut mengembang lebih besar dari biasanya sehingga ia bisa melindungi anak-anak lain dibelakangnya.
"Aku tidak akan membiarkanmu membawa kami secara paksa!" seru Kiyomi.
Namun aura merah darah itu mampu menembus payung tersebut sehingga aura tersebut mengenai Kiyomi, gadis itu mengalami hal yang sama dengan kelima pengasuh tersebut.
Kemudian Kuro menembak anak-anak itu dengan senapan tersebut. Mereka mencoba menghindar dan melindungi diri dari tembakan tersebut, namun sebanyak apapun mereka berusaha, Kuro tetap menembak mereka hingga tersisa 8 anak.
Lalu Kuro mengarahkan senapan tersebut pada Kazumi, segera Isamu menghampiri gadis itu begitu ia menyadarinya. Kemudian Isamu mendorong sang adik hingga keduanya menyentuh tanah dan tidak mengenai tembakan tersebut.
Isamu bernafas lega karena ia masih sempat menyelamatkan adiknya dari tembakan Kuro.
"Kau baik-baik saja 'kan, Kazumi?" tanya Isamu, lalu ia berdiri, kemudian pemuda itu membantu Kazumi untuk berdiri.
Gadis itu menganggukkan kepalanya, lalu ia berkata, "tapi aku bisa melindungi diriku."
"Begitu ya, maaf sepertinya Nii-San terlalu khawatir padamu," ujar Isamu sambil tersenyum kecil.
Kazumi menganggukkan kepalanya untuk yang kedua kali, namun kali ini disertai senyuman.
Tiba-tiba kelompok inuoni tersebut bergerak secara lambat, kemudian datanglah enam makhluk yang mengenakan seragam coklat, makhluk itu menyerupai manusia, namun memiliki ekor dan daun telinga berbentuk segitiga, serta memiliki kuku yang tajam.
Salah satu dari mereka memperlambat gerakan keempat inuoni tersebut, segera keenam makhluk itu menyerang inuoni selagi gerakan mereka masih lambat. Kemudian satu makhluk itu datang lagi, namun ia datang menghampiri anak-anak itu.
"Ayo kita pergi dari sini sekarang juga! Tenang kami tidak akan menyakiti kalian," ujar makhluk itu, lalu ia membuat portal.
Tanpa ragu, mereka memasuki portal tersebut, ketika Kazumi hendak masuk, tiba-tiba ia teringat sesuatu, segera ia berlari menuju beberapa magic suitcase yang masih tergeletak di tanah.
"Tidak! Kazumi!" Segera Isamu mengejar gadis itu sebelum hal yang tidak diinginkan jatuh menimpanya.
Pada saat itu juga gerakan sekelompok inuoni itu mulai kembali seperti semula. Kuro yang menyadari hal itu merasa kesal karena target hendak kabur bersama musuh.
Kemudian ia mendapati Kazumi terpisah dengan yang lain dan tengah mencari sesuatu, Kuro tersenyum, lalu mengarahkan senapan dan menarik pelatuk tanpa ragu.
Seketika tembakan tersebut mengarah, Kazumi menyadari hal itu segera menghindar, namun ia tak sempat menghindar sehingga tembakan tersebut mengenai gadis itu, Isamu terduduk lemas begitu melihat adiknya ditembak dan menghilang dihadapannya.
"Kazumi." Air mata mulai keluar, namun Isamu mencoba menahannya agar tidak turun, pemuda itu tidak tahu bahwa mereka selamat atau tidak karena perkataan Kuro belum tentu benar.
🌻To be continue🌻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top