Phase 1 (Chapter 1) Leave Cave

"Tunggu Kazumi, kau mau ke mana pagi-pagi buta begini?" tanya Isamu.

Gadis yang dipanggil Kazumi menghentikan langkahnya begitu ditanya oleh sang kakak, lalu ia menolehkan badannya hingga menghadap pada Isamu.

"Ke sungai, ada sungai di sekitar sini dan arusnya tidak terlalu deras," jawab Kazumi sambil tersenyum.

"Tidak boleh, kita tidak boleh keluar dari-"

"Tapi yang lain keluar dan bermain di sungai," potong Kazumi.

Isamu segera meninggalkan gua begitu mendengar perkataan sang adik, lalu diikuti dengan Kazumi meski mereka mengenakan piyama biru muda. Pemuda itu berhenti begitu mendengar sesuatu, suara itu terdengar seperti canda tawa, segera ia menuju sumber suara.

Suara itu semakin terdengar jelas membuat pemuda itu mempercepat langkahnya, kemudian ia mendapati anak-anak lain masih mengenakan piyama yang sama, mereka sedang bermain di sungai tanpa memedulikan akan bahaya yang menimpa mereka, sementara Kazumi bergabung dengan anak-anak lain begitu sampai.

Tanpa membuang waktu, Isamu menghampiri mereka dan menyuruh anak-anak itu untuk kembali ke gua sebelum bahaya menghampiri mereka.

Ketika ia hendak melakukan aksi tersebut, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya membuat pemuda itu sedikit tersentak, lalu ia menoleh ke belakang dan mendapati seorang pemuda bermata heterochormia—kondisi ketika bagian berwarna pada mata (iris) berwarna-warni.

"Kau sudah bangun ya, Isamu-Nii, ayo kita bermain di sungai, ini pasti menyenangkan," ujar pemuda heterochormia itu dengan mata berbinar.

"Tidak, bukankah mereka melarang kita keluar? Bagaimana jika ada bahaya yang menimpa kita? Aku akan-"

Belum sempat Isamu menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba pemuda heterochormia itu memegang tangannya sambil menatap Isamu dengan tatapan memohon.

"Kumohon Isamu-Nii, biarkan kami bermain di luar sehari saja, kami janji tidak akan bermain terlalu jauh, lagipula sungai ini dekat dengan persembunyian kita," mohonnya.

"Tidak, Ray, di luar sana berbahaya, kita harus kembali ke gua, mereka pasti khawatir," ujar Isamu, lalu menyuruh anak-anak lain untuk kembali ke tempat persembunyian.

Kemudian anak-anak lain menghentikan permainannya, meskipun begitu, mereka tidak mau menurut, lalu memohon agar Isamu mengizinkan mereka untuk bermain di luar dan tidak memberitahukan hal ini kepada kelima pengasuh mereka.

Dengan sabar, Isamu tetap meminta mereka untuk kembali ke gua, namun ia mendapat penolakan yang sama, meski begitu ia tetap mengatakan hal yang sama berkali-kali, lagi-lagi ia mendapat jawaban yang sama hingga kesabarannya habis.

"Ada apa dengan kalian?! Kenapa kalian tidak mau menurut?! Di luar masih berbahaya! Aku meminta kalian kembali ke gua karena ini semua demi kebaikan kalian!" bentak Isamu.

Mereka tersentak begitu mendengar bentakan Isamu, tidak ada yang menyangka bahwa Isamu akan membentak mereka, semuanya menundukkan kepala membuat Isamu merasa bersalah.

"Bahaya katamu? Kita bersembunyi hampir setahun, tapi tidak ada bahaya sama sekali, tidak ada yang tewas ataupun terluka di antara kita, dan juga kita tidak tahu bahaya yang mereka maksud," sangkal Kiyomi dengan memberanikan diri.

Kiyomi benar, sudah hampir setahun mereka hidup dalam persembunyian, namun tidak ada bahaya yang datang menghampiri mereka, tapi beberapa hari sebelum meninggalkan panti, Isamu bermimpi bahwa ia sempat mendengar Hana, Arnius, serta Satomi sedang berbincang bahwa beberapa hari ke depan semuanya akan meninggalkan panti tanpa pengecualian karena ada makhluk yang akan mengincar anak-anak tersebut beserta dirinya.

Ingatannya masih samar-samar mengenai hal itu, ia tidak ingat makhluk yang mereka sebutkan beserta alasan semuanya meninggalkan panti, bahkan Isamu tidak yakin bahwa hal tersebut hanyalah mimpi, karena itu ia tidak mengizinkan anak-anak itu untuk keluar.

"Kiyomi benar, jadi tidak ada salahnya kita keluar, kumohon Isamu, biarkan kami bermain di luar, kami bosan di dalam terus, bahkan Satori juga ingin bermain di luar," ujar Naoki sambil memohon, lalu mengarahkan jari telunjuknya pada seorang pemuda tengah menyendiri di bawah pohon sambil membaca buku elektronik.

"Kenapa kalian keras kepala sekali? Harusnya ...."

Tiba-tiba seseorang mendorongnya hingga terjatuh di sungai, lalu ia berusaha keluar dari sekumpulan air tersebut, akhirnya ia berhasil keluar dan mendapati seorang gadis bersurai ungu dengan sebuah pita di kepalanya berwarna lebih gelap dari rambutnya, kini ia menatap Isamu sambil tersenyum jahil.

"Kanon, kenapa kau mendorongku?" tanya Isamu sedikit kesal, lalu ia menghela nafas dan berusaha untuk sabar.

"Ups, aku tidak sengaja mendorongmu," jawab gadis yang dipanggil Kanon sambil menutup mulutnya, lalu tertawa kecil.

"Kanon!" tegur Kiyomi sambil berkacak pinggang, sementara gadis itu hanya terkekeh kecil.

"Apa yang kalian lakukan di sini? Kami melarang kalian keluar dari gua, kami pikir terjadi sesuatu pada kalian, kenapa kalian keluar?" omel sang pengasuh, lalu manik merahnya tertuju pada Isamu.

"Isamu! Harusnya kamu melarang mereka keluar, tapi kenapa kamu malah membiarkan mereka keluar?! Kamu anak yang paling tua di sini, harusnya beri contoh yang baik pada mereka!" bentak Hana.

Kemudian Isamu menundukkan kepala, hanya kata maaf yang dapat ia katakan

"Maafkan kami, Hana-San," ujar anak-anak itu serentak sambil menundukkan kepala.

Wanita itu menatap mereka, ia mengerti perasaan anak-anak itu, pasti membosankan hidup di dalam persembunyian hampir setahun lamanya, tapi ia dan pengasuh lainnya terpaksa melakukan ini demi mereka.

"Baiklah, cepat kembali ke gua dan ganti baju kalian, setelah itu kalian makan!" perintah Hana.

"Baik, Hana-San," Kemudian mereka meninggalkan tempat itu dan melaksanakan perintah sang pengasuh.

Begitu pula dengan Isamu, pemuda itu sedikit lega, mereka bisa kembali ke gua sebelum bahaya datang, meskipun ia mendapat bentakan dari sang pengasuh, tapi itu tidak masalah baginya.

Ketika Isamu melangkah menuju gua, tiba-tiba ia merasakan seseorang menyentuh pundaknya, lalu ia menoleh, ternyata Hana pelakunya, lalu wanita itu tersenyum.

"Saya tahu, kamu pasti sudah berusaha memberitahu mereka, kerja bagus," ujar Hana, lalu ia mengacak rambut Isamu.

"Ganti bajumu, setelah itu pergilah makan, kamu pasti lapar," lanjut Hana.

Pemuda itu mengangguk dan mengucapkan terima kasih sambil tersenyum, lalu ia melanjutkan langkahnya.

***

Setelah berganti pakaian dan memakan pill food, kini anak-anak itu sibuk dengan aktivitas masing-masing-kebanyakan dari mereka tengah tertidur.

Sementara Isamu tengah duduk bersandar sambil mengelus kepala Kazumi yang kini tertidur di atas pahanya.

Pemuda itu menghela nafas sambil menutup mata, entah kapan semua ini akan berakhir.

Sebelum semua itu terjadi, mereka dulunya tinggal di panti asuhan Sutekinaea. Panti itu bukan panti biasa, di sana terdapat tempat pelatihan kemampuan pertarungan dengan menggunakan teaching robot.

Teaching robot adalah sebuah robot berasal dari Amerika Serikat yang digunakan untuk mengajar anak-anak yang ingin memasuki dunia militer, robot ini akan melatih anak-anak tersebut sesuai dengan kemampuan si pengguna.

Robot ini bersifat ramah lingkungan karena energi teaching robot berasal dari sinar matahari sehingga tidak menghabiskan kekuatan listrik.

Anak-anak Sutekinaea harus melatih kemampuan pertarungan dan power, serta mempelajari ilmu pengetahuan. Untuk hari senin, rabu, dan jum'at mereka akan mempelajari ilmu pengetahuan, sedangkan untuk hari selasa, kamis, dan sabtu mereka akan melatih kemampuan pertarungan dan power.

Ada saatnya mereka belajar ataupun berlatih sendiri, dan juga ada saatnya mereka belajar ataupun berlatih dengan bimbingan sang pengasuh.

Anak panti asuhan Sutekinaea berjumlah 15 orang, sementara pengasuh berjumlah 5 orang.

"Ayo bangun semuanya! Kita akan meninggalkan gua ini sekarang juga! Ayo bangunkan juga yang lainnya!" Seorang wanita bersurai pirang tiba-tiba menyuruh mereka membuat sebagian terbangun, perintah itu menimbulkan tanya bagi mereka, meski begitu, mereka tetap melaksanakan perintahnya dan membangunkan yang lain.

"Ada apa Mayu-San?" tanya Ray.

"Nanti saja saya jelaskan, ayo sekarang kita pergi sekarang juga."

"Tapi bagaimana dengan barang-barang kita?" tanya Naoki.

"Semuanya sudah disiapkan, ayo." Kemudian Mayu keluar dari gua, lalu diikuti dengan anak-anak lain.

***

Kini mereka semua sudah berada di luar, sebelum pergi Arnius menghitung anak-anak tersebut untuk memastikan tidak ada yang tertinggal, setelah memastikan jumlahnya lengkap, mereka pergi meninggalkan tempat itu.

Selama dalam perjalanan kelima pengasuh itu tiada hentinya merasa waspada, terutama Arnius, iris matanya tak berhenti bergerak sejak meninggalkan gua.

Anak-anak itu hanya berjalan sambil membawa rasa penasaran, meski mereka penasaran, namun tidak satupun yang membuka mulut untuk memberi pertanyaan hingga salah satu dari kelima pengasuh tersebut akan menjelaskan semuanya.

Tiba-tiba kabut hitam datang menyelimuti mereka membuat sebagian merasa panik dan ketakutan.

Kemudian kabut tersebut menghilang secara perlahan dan memperlihatkan empat makhluk yang disebut inuoni.

"Mau apa kalian datang kesini? Pergi dari sini sebelum aku menembak kalian semua!" usir Satomi sambil menodongkan pistolnya.

Inuoni yang bertangan besi tertawa begitu mendengar perkataan wanita itu, lalu ia menghentikan tawanya dan menatap anak-anak itu.

🌻To be continue🌻

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top