Lapis 8 (bag. 4)
"Kamu akan jadi ayah yang luar biasa," ujar Ela tulus ketika mereka bertiga telah sampai di toko mainan. Juna sudah berlari lebih dulu, meninggalkan Ela dan Damien di pintu masuk.
"Aku tidak ingin punya anak," balas Damien dingin, sangat dingin hingga tengkuk Ela merinding.
Meski Ela mengenal pria itu seumur hidupnya, tapi jawaban Damien kali ini mengejutkannya. Apalagi melihat interaksi antara Damien dan Juna selama setahun ini. Siapa pun yang melihat mereka berdua, jika tidak mengetahui hubungan yang sebenarnya, pasti akan mengira bahwa Damien adalah ayah yang sangat menyayangi Juna.
Dan kini pria itu mengatakan tidak ingin memiliki anak?
"Apa kamu mau berdiri di situ saja?" Damien yang sudah berjalan beberapa langkah di depannya berbalik untuk bertanya.
"Mengapa?"
Wajah Damien berubah muram, tapi tidak memberi jawaban.
"Kamu terlihat sangat sayang pada Juna."
"Aku hanya kasihan pada bocah itu," jawab Damien, tapi Ela tahu itu tidak sepenuhnya benar, karena cara lelaki itu memandang adiknya, yang sedang asyik mengamati rak berisi robot, menunjukkan bahwa ada cinta tulus. "Aku ingin menjadi orang yang bisa dipercaya. Jika suatu saat nanti ibunya memutuskan meninggalkan Ayah, dia masih bisa mengandalkanku."
Bayangan Damien umur sepuluh tahun yang merengek, menangis keras, bahkan meronta di dalam pelukan Haryanto kembali muncul di pikiran Ela. Malam itu Damien dan Ela sedang mengerjakan pekerjaan rumah bersama, ketika pertengkaran terakhir Annette dan Haryanto pecah.
Wanita Paris bermata biru itu menyeret kopernya dengan tergesa ketika Damien keluar dari ruang belajar. Damien kecil bertanya, kapan ibunya akan pulang. Annette hanya menggeleng dan mencium pipi Damien dengan maskara yang luntur di pipi.
"Mon tresor," ucapan terakhir Annette di rumah itu. Harta berhargaku, itu panggilan sayang sang ibu kepada putranya. Namun, tetap saya wanita itu meninggalkannya demi meraih kebahagiannya sendiri.
"Kamu masih belum percaya Pak Haryanto sedang memperbaiki diri," ujar Ela perih.
"Sulit," Damien menunduk, menghindari tatapan Ela.
"Damien." Ela merasakan sakit yang disimpan lelaki di depannya.
"Aku tidak ingin punya anak, jika pada akhirnya, aku akan membuatnya berpisah dr ibunya." Damien menatap Ela lekat, mencekik wanita itu dengan traumanya.
Ini bukan hanya tentang Damien, ini juga tentang Ela, dan masa depan yang tidak pernah Damien harapkan ada bagi mereka.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top