Data Log 7 - Securing the Arsenal
"Tempat lama kita? Jangan bilang maksudmu laboratorium lama kita?" Attara langsung melemparkan tatapan tajam setelah sempat terkejut untuk sesaat.
"Aku tahu apa yang terlintas dipikiranmu itu, kawan." Akito mengetukan jari telunjuknya beberapa di kepalanya layaknya memberikan gestur untuk memberitahu orang lain untuk memikirkan semua tindak-tanduk mereka.
"Tetapi, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk berdebat soal bagaimana kita bisa mencapai tempat itu yang berada di sisi lain laboratorium riset proyek rahasia."
"Kita harus segera bergerak kesana untuk memperlengkapi diri sebelum berhadapan dengan penyusup dari Tenebrae Imperium."
Tanpa banyak perdebatan lebih banyak, Attara bersama Akito bergegas meluncur menuju ke tempat tujuan mereka. Keduanya langsung berlari secepat mungkin guna mempersingkat waktu mereka karena tiap detik maupun menit sangat berharga pada situasi seperti saat ini.
Sementara itu di waktu yang hampir bersamaan, Ravi dan Lutfie sampai di dermaga tempat SS Bima Sakti berlabuh. Tim mekanik baik dari SS Bima Sakti maupun Genestella terlihat bergegas menyelesaikan proses perbaikan dan perawatan dimana semua kerusakan yang sempat dialami sudah sepenuhnya diperbaiki.
"Sepertinya proses perbaikan dan perawatan sudah hampir selesai dilakukan." Ravi bersama Lutfie memeriksa seluruh bagian luar kapal SS Bima Sakti secara cepat dan seksama.
"Semua kerusakan yang dialami saat konfrontasi di Mars waktu itu sudah hilang." jawab Lutfie yang tampak merasa cukup puas dengan hasil kinerja tim mekanik.
"Ditambah lagi..." lanjutnya ketika pandangannya menemukan sesuatu yang berbeda di bagian belakang kapal.
"Tampaknya, mereka menambahkan sesuatu pada bagian mesin pendorong kapal."
Salah satu anggota mekanik dari Genestella yang ditugaskan menjadi koordinator pengerjaan langsung datang menghampiri mereka berdua.
"Kami sengaja menambahkan pendorong anti-materi demi dapat menambah kapabilitas manuver kapal SS Bima Sakti sesuai dengan hasil koordinasi bersama 'Tsubasa' sebelumnya."
"Begitu rupanya, apakah penambahan ini akan berpengaruh besar pada konsumsi energi dan bahan bakar kapal?" tanya Ravi untuk memastikan sesuatu hal.
"Tentu saja tidak. Mesin pendorong anti-materi yang terpasang hanya membutuhkan sebagian kecil energi dari reaktor kapal untuk berfungsi maksimal."
"Baguslah kalau begitu."
Lutfie bergegas menepuk bahu kanan Ravi untuk mengingatkan sesuatu tatkala kedua matanya sempat mendapati kerumunan yang ada di sisi lain dermaga. Mendapatkan sinyal tersebut, Ravi bergegas meminta anggota mekanik tersebut kembali menyelesaikan tugasnya lalu pergi menuju kearah kerumunan tersebut demi mencari Riska.
Ichigo dibantu dengan Riska tampak begitu sibuk mengarahkan semua anggota di markas Logos Frontier untuk naik ke beberapa kapal khusus yang dirancang layaknya sekoci penyelamat di kapal pesiar. Dengan hati-hati dan teliti, keduanya membuat dan mengawasi barisan yang telah dibentuk agar proses berjalan dengan tertib.
"Semua segera naik sesuai dengan barisan masing-masing yang telah ditentukan! Jangan saling dorong satu sama lain selama dalam barisan!" Ichigo berteriak dengan nada sejelas mungkin agar dapat terdengar hingga bagian terjauh.
"Naiklah dengan tertib karena semua pasti mendapatkan bagian sesuai yang telah diatur!" Riska ikut berteriak secara bergantian dengan Ichigo sembari mengawasi proses evakuasi penuh markas Logos Frontier.
"Riska! Kami butuh bantuanmu untuk menjadi navigator SS Bima Sakti!" pinta Ravi kepada Riska.
"Baik diriku maupun Lutfie tidak begitu memahami cara kerja sistem kendali navigasi kapal pada SS Bima Sakti."
"Attara bilang kalau dirimu cukup familiar dengan sistemnya."
Riska berbalik badan kearah mereka, "Meskipun begitu, aku tidak bisa meninggalkan Ichigo begitu saja mengingat aku harus membantu dirinya mengevakuasi semua orang."
"Bantulah mereka, Riska. Aku bisa menangani proses evakuasi dari sini." ucap Ichigo sambil sedikit menoleh ke Riska.
"Tapi.."
Salah satu anggota Genestella yang ada di barisan evakuasi terdekat secara tiba-tiba mendatangi mereka, "Mereka berdua lebih membutuhkan bantuanmu saat ini."
"Aku bisa menggantikan posisimu untuk membantu Ichigo dalam menangani proses evakuasi."
"Sekarang, pergilah bersama mereka berdua. Bantuanmu sebagai navigator sementara untuk SS Bima Sakti lebih diperlukan karena aku yakin dirinya mempercayakan hal itu kepadamu." perintah Ichigo sembari memberikan sedikit isyarat kepala.
"Baik kalau memang begitu."
Riska bergegas mengikuti Ravi dan Lutfie menuju ke dermaga dimana SS Bima Sakti saat ini berada. Mereka bertiga berusaha bergerak secepat mungkin dikarenakan tidak ingin ada waktu yang terbuang di kondisi darurat seperti ini.
Ichigo dibantu dengan salah satu anggota Genestella, yang mengajukan diri sebagai relawan, terus melanjutkan prosedur evakuasi total tanpa membuang lebih banyak waktu mengingat kondisi terburuk bisa saja terjadi tanpa terduga.
Beberapa anggota Genestella yang tengah berbaris sempat melihat sosok Akito dan Attara berlari cukup cepat di koridor menuju ke arah laboratorium riset proyek rahasia. Mereka seketika itu juga saling berbagi pandangan dan mencapai kesepakatan untuk membantu dua sosok penting itu dengan meninggalkan barisan mereka.
Halangan utama menuju ke lokasi yang dituju sudah berada di hadapan mata, pintu laboratorium riset proyek rahasia tampak tertutup begitu rapat.
"Apa kamu punya cara untuk membukanya, Akito?"
"Jika ingatanku tidak salah, seharusnya ada panel tersembunyi berisi program backdoor untuk bisa menjebolnya." Akito bergegas mencari panel yang dimaksudkan pada salah satu dinding.
"Biarkan kami ikut membantu kalian berdua!" ucap salah satu dari beberapa anggota Genestella yang memutuskan untuk memberikan bantuan kepada keduanya.
Attara dan Akito langsung melemparkan pandangan sesaat karena ini diluar dari apa yang mereka rencanakan sebelumnya.
"Kita memang butuh tangan lebih untuk saat ini, Akito."
"Terlebih lagi, NGS Yozora tidak mungkin bisa dijalankan jika hanya kita berdua saja." ungkap Attara setelah memikirkannya baik-baik
"Memang ada benarnya juga, Attara."
Akito dalam sekejap memberikan isyarat kalau keduanya menerima tawaran bantuan tersebut. Seketika itu juga, salah satu anggota langsung berlari menuju kearah dinding dimana panel tersembunyi berada dan mulai mengaktifkan program didalamnya.
Sebuah rangkaian ledakan kecil nan kuat langsung merusak kunci pengaman pintu laboratorium dan merobohkannya. Akito berserta Attara dan beberapa anggota Genestella langsung masuk ke dalam laboratorium riset proyek rahasia dan berlari menuju tempat tujuan utama mereka, yaitu laboratorium pengembangan automata.
Setibanya di laboratorium pengembangan automata, Attara dan Akito bergegas masuk ke dalam untuk mengambil perlengkapan milik mereka. Sementara itu, beberapa anggota Genestella yang mengikuti mereka tadi langsung mempersenjatai diri di ruang persenjataan yang berada tidak terlalu jauh dari laboratorium.
"Sudah lama sekali kita tidak merasakan medan pertempuran semenjak semua dalam keadaan damai." Akito menyelesaikan pemasangan baju pelindungan.
"Yah mau bagaimana lagi. Pada akhirnya semua anggota New Genestellar dihadapkan dengan status quo." Attara mengambil sebuah pedang menyerupai katana tetapi dengan penambahan sebuah tabung kaca kecil pada pangkal bilah.
"Semoga saja aku masih ingat cara menggunakan mekanismenya."
Ketika Attara hampir meninggalkan ruangan setelah memperlengkapi diri dengan senjata dan baju pelindung, Akito langsung menghentikan dirinya untuk memberitahukan sesuatu.
"Tunggu sebentar, masih ada satu hal lagi yang harus kita bawa." Akito berjalan menuju ke sebuah tabung cryogenik di salah satu sisi ruangan dan membukanya.
Sesosok robot android perempuan muncul dari balik kaca tabung cryogenik dimana Attara langsung mengenali sosok tersebut.
"Thulium!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top