Data Log 5 - Spies Among Us

"NGS Yozora, ya?" Kedua mata Attara tampak begitu berbinar ketika mengetahui nama kapal yang tengah dikerjakan oleh Logos Frontier, "Nama yang indah dan bermakna begitu dalam serta membawa harapan besar bagi Genestella Federation terlebih lagi teruntuk New Genestellar."

Akito dan Ichigo sempat bertukar pandangan untuk sesaat sambil melemparkan senyuman mereka karena mereka setidaknya sudah berhasil mengesankan seseorang yang begitu dekat dengan keduanya.

"Kapal NGS Yozora sudah mencapai tahap pengerjaan sejauh 95 persen dan ditargetkan akan selesai dalam beberapa hari lagi." Akito berjalan ke dekat Attara sembari ikut memandangi kapal tersebut.

"Begitu ya, tidak kusangka dia akan akan siap dalam waktu dekat."

Ravi memandangi kapal NGS Yozora dengan begitu seksama sehingga muncul sebuah pertanyaan di kepalanya sesaat melihat kondisi kapal tersebut hampir sepenuhnya jadi.

"Omong-omong, sudah berapa lama kapal tersebut dibangun?"

Ichigo menolehkan kepalanya kearah Ravi untuk memberikan jawaban yang diperlukannya, "NGS Yozora sudah mulai dibangun sekitar 3 bulan yang lalu. Untuk pengembangannya sendiri memakan waktu kurang lebih 2 hingga 4 bulan lamanya."

"Heh~ ternyata keseluruhan prosesnya memakan waktu setidaknya 7 bulan ya."

"Bisa dikatakan seperti itu, Ravi."

"Untungnya, selama proses pengembangan NGS Yozora beserta calon-calon kapal yang sejenisnya memanfaatkan referensi data beberapa desain kapal yang pernah dirancang sebelumnya meski kebanyakan desain kapal yang digunakan adalah kelas Penjelah dan Fregat." terang Ichigo untuk menambahkan informasi kepada Ravi demi melengkapi jawabannya tadi.

"Itu berarti NGS Yozora adalah kapal pertama di kelas Penjelajah Tempur?" Attara tidak sungkan melemparkan pertanyaan itu ketika mendengar informasi tadi.

"Tepat sekali. Terlebih lagi, NGS Yozora akan menjadi kapal pertama yang memanfaatkan teknologi Wormhole Gate Generator sebagai metode perjalanan antar bintang."

"Ternyata seperti itu rupanya. Itu artinya kemampuan jelajah NGS Yozora akan mampu menggapai jarak yang lebih jauh dari kebanyakan kapal lainnya."

Attara langsung menempelkan telapak tangan kanannya ke kaca jendela sembari menatap kapal NGS Yozora yang saat ini tengah menjalani tahap penyelesaian, "Mungkin sudah saatnya untuk menunggu momen yang tepat untuk mengimplementasikan teknologi tersebut untuk kapal dengan kelas Kapal Induk."

Akito perlahan berjalan mendekati rekannya itu yang mengumamkan kalimat tadi dengan nada pelan dan menepuk bahu kirinya dengan lembut.

"Aku yakin suatu saat nanti, hal itu bisa tercapai. Kita hanya perlu bersabar saja."

Dikarenakan tujuan Akito untuk menunjukkan sesuatu kepada Ravi dan Attara sudah tercapai, dirinya bersama Ichigo langsung membawa keduanya meninggalkan laboratorium tersebut untuk menuju ke tempat lain.

Melihat momen kepergian keempat orang tersebut, beberapa orang yang menyamar menjadi anggota tim riset laboratorium tersebut mulai berjalan ke sisi lain laboratorim yang sepi untuk mulai merancang aksi yang akan dilancarkan kali ini.

Sementara itu, Lutfie yang berada di bagian Ruangan Peta Bintang tampak sibuk membaca dan merancang rute perjalanan untuk SS Bima Sakti setelah meninggalkan Jupiter. Dirinya ditemani oleh salah satu anggota New Genestellar yang pandai melakukan kalkulasi untuk membantu merancang rute perjalanan yang optimal.

"Kalau dihitung kembali, selisih waktu tempuh untuk mencapai antara Uranus maupun Neptunus memiliki perbedaan yang terpaut tidak terlalu jauh satu sama lain." Lutfie memperhatikan layar hologram berisi simulasi rute perjalanan dari Jupiter menuju Uranus maupun Neptunus.

"Meskipun begitu hasil simulasinya, akan lebih baik jika jumlah penggunaan energi terutama ketika menggunakan Hyperdrive dapat diminimalkan mengingat kapasitas kemampuan Space Hyperdrive yang dimiliki SS Bima Sakti." Anggota yang bernama Riska Amalia tersebut mulai melontarkan pendapatnya setelah sempat meminta data kapal SS Bima Sakti dari salah satu temannya di tim mekanik.

"Ditambah lagi, jika memang ada rencana untuk setidaknya mencapai Pluto sebelum meninggalkan sistem tata surya ini. Maka ada baiknya untuk melakukan perhitungan terhadap kecepatan orbit Pluto agar menemukan momen yang tepat untuk dapat memanfaatkan gravitational slingshot demi menambah kecepatan kapal."

"Dengan begitu, SS Bima Sakti bisa menghemat energi dan bahan bakar pendorong ketika berusaha melewati Heliosphere dan meninggalkan sistem tata surya."

Lutfie yang mendengarkan sedikit saran dari Riska mulai menyentuh dagunya selagi mempertimbangkannya untuk skenario kedepan.

"Gravitational slingshot ya? Aku rasa itu sebuah saran yang bisa dipertimbangkan kedepannya jika memang dibutuhkan."

"Riska, kira-kira berapa persen energi dan bahan bakar pendorong yang dapat dihemat jika seandainya SS Bima Sakti melakukan 3 kali gravitational slingshot mulai dari Saturnus hingga Neptunus untuk mencapai Pluto?" Lutfie menatap Riska setelah mendapatkan ide soal skenario yang mungkin saja dipergunakan.

Tanpa perintah sedikitpun Riska langsung memasukkan perhitungan tersebut kedalam sistem simulasi, "Kalau tebakanku tidak meleset, kemungkinan besar energi dan bahan bakar pendorong yang dapat dihemat bisa mencapai sekitar 80 persen. Itupun jika kita beruntung soal posisi Pluto berada di dalam jangkauan lemparan setelah dari Neptunus."

Setelah data skenario tersebut selesai dimasukkan, layar hologram langsung menampilkan hasil simulasi beserta perhitungan persentase jumlah energi dan bahan bakar pendorong yang dapat dihemat oleh SS Bima Sakti.

"Berdasarkan hasil simulasi yang didapatkan, persentase energi dan bahan bakar pendorong yang dihemat sebesar..."

"...82 persen jika memang kondisi berpihak pada kita mengenai posisi Pluto." ungkap Riska setelah memastikan hasil perhitungan yang ditunjukkan pada simulasi.

"82 persen ya? Terdengar cukup menjanjikan di telingaku jika diperhatikan kembali." Lutfie tampak cukup terkejut diawal setelah ide skenario yang spontan itu menghasilkan sesuatu yang begitu tidak terduga setelah disimulasikan pada sistem.

"Apa perlu aku salinkan data hasil simulasi ini untuk berjaga-jaga kalau memang dirimu membutuhkannya?"

Lutfie mengangguk tanpa pikir panjang, "Tentu saja, Riska. Itu akan sangat membantu terutama diriku untuk menjadi bahan diskusi bersama kedua temanku."

Riska bergegas menyalinkan data hasil simulasi kali ini termasuk hasil simulasi sebelumnya ke sebuah kartu transparan berukuran cukup kecil nan tipis untuk diberikan kepada Lutfie.

Sesi merancang rute perjalanan untuk SS Bima Sakti setelah meninggalkan Jupiter berakhir dengan cukup memuaskan. Lutfie bersama Riska segera meninggalkan Ruangan Peta Bintang untuk menyusul yang lainnya di tempat yang berbeda.

Berpindah ke sebuah tempat yang cukup tersembunyi dan jarang diketahui banyak orang, beberapa orang yang sempat menyamar menjadi anggota tim riset laboratorium sebelumnya mulai membagikan hasil pengamatan mereka demi mematangkan rencana jahat yang akan mereka lakukan.

"Bagaimana hasil pengamatan yang didapatkan tadi?"

"Keamanan di area sekitar ruang arsip penelitian cukup ketat dengan adanya sistem keamanan dua lapisan yaitu sistem pemindai biometrik berupa iris mata dan telapak tangan." ungkap salah satu orang yang menyamar tadi.

"Koridor menuju galangan kapal dimana kapal yang tengah dikembangkan berada juga dijaga ketat oleh drone pengawas," timpal seseorang lagi yang sempat membobol informasi keamanan tanpa dicurigai.

"Ditambah lagi, sistem alarm peringatan yang kompleks untuk dipecahkan dapat menggagalkan rencana kita karena dapat mendeteksi pengaksesan data rahasia secara ilegal dengan begitu cepat jika kita tidak berhati-hati."

"Begitu ya. Kita tetap jalankan rencana tersebut untuk mendapatkan apa yang kita inginkan."

"Saatnya kita melakukan aksi jahat terbaik yang kita miliki untuk melemahkan Genestella Federation terutamanya New Genestellar."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top