Data Log 2 - Unleash The Weapon
Kapal SS Bima Sakti langsung melaju dengan kekuatan penuh sesuai dengan komando yang diberikan oleh Ravi setelah melakukan deliberasi dengan kedua temannya tersebut. Dirinya tidak ingin membuang banyak waktu lagi untuk membantu kapal miliki Astral Eclipse Battalion yang berhadapan dengan kelompok perompak yang berusaha membajak kapal transportasi barang.
"AES Alatreon, disini SS Bima Sakti. Kami akan ikut turun tangan membantu kalian menangani masalah kelompok perompak kali ini." ucap Ravi melalui saluran komunikasi antar kapal.
[Terima kasih, SS Bima Sakti. Kami sangat terbantu jika kalian ikut turun tangan menangani masalah ini.]
[Kelompok perompak kali ini benar-benar lihai dalam bermanuver dan memiliki taktik yang cerdik.]
"Kami sudah tahu itu setelah mengamati dari kejauhan tadi. Terlebih lagi, kemungkinan kapal ini memliki solusi yang dapat membantu menghadapi lapisan pelindung mereka."
[Begitukah? Kami akan berusaha melindungi kapal kalian sebisa mungkin.]
Ravi langsung mengakhiri percakapannya dengan komandan AES Alatreon dan mengalihkan perhatiannya ke Lutfie dan Attara untuk mulai memberitahukan perintahnya yang selanjutnya.
"Lutfie, tandai kapal-kapal milik Astral Eclipse Battalion pada sistem radar sebagai kawan untuk menghindari sistem pertahanan otomatis serta awak persenjataan kita salah menembak sasaran !"
"Akan segera aku tandai, Ravi." Lutfie bergegas menandai kapal-kapal milik Astral Eclipse Battalion disekitar SS Bima Sakti sebagai kawan pada sistem radar kapal.
"Attara, umumkan kepada awak untuk siaga tempur !"
Attara hanya membalasnya dengan isyarat tangan acungan jempol yang menandakan perintah telah diterima dan akan dilaksanakan.
"Semua awak kapal, siaga tempur! Aku umumkan sekali lagi, siaga tempur!" Kalimat tersebut langsung disiarkan keseluruh bagian kapal SS Bima Sakti.
Dalam waktu cepat, semua awak SS Bima Sakti bergegas memposisikan diri mereka masing-masing sesuai dengan tugas yang mereka pegang. Sistem persenjataan dan pertahanan kapal SS Bima Sakti seketika aktif tidak lama setelah pengumuman siaga tempur tadi.
"Sistem persenjataan dan pertahanan sudah dipastikan aktif. Hanya tinggal menunggu perintahmu selanjutnya," ungkap Attara sambil menoleh kearah Ravi.
"Baguslah kalau begitu. Aku tidak menduga mereka akan sesigap ini ketika sudah masuk kondisi siaga tempur."
Attara hanya bisa tertawa kecil ketika mendengarkan komentar kecil tersebut, "Jangan remehkan awak kapal kita yang diseleksi secara ketat. Terlebih lagi, aku sangat mengenal sebagian awak tersebut."
"Sepertinya diriku memang terbilang cukup salah untuk menilai kemampuan awak SS Bima Sakti terutama yang berasal dari Genestella Federation seperti dirimu."
"Kami memang dilatih untuk sigap dalam menghadapi berbagai situasi seperti kondisi siaga tempur. Lagipula, semua orang di Genestella Federation memiliki kriteria yang cukup ketat dan diseleksi dengan sangat teliti."
"Aku tidak bisa berkomentar banyak soal itu, Attara. Ditambah lagi, senjata rahasia yang terpasang pada kapal ini juga merupakan hasil dari penelitian dan pengembangan mereka." Ravi benar-benar tidak bisa melemparkan banyak komentar lagi mengingat Genestella Federation merupakan suatu organisasi yang tergolong cukup elit dan diperhitungkan banyak orang terutama bagi Stellar Nova Sentinels.
"Sebaiknya aku mulai memberitahukan perintah selanjutnya. Aku yakin mereka pasti menunggunya."
"SS Bima Sakti, mulai lakukan penyerangan!!"
Dalam sekejap, kapal SS Bima Sakti mulai melaju dengan cepat menuju kearah kumpulan kapal perompak dihadapan meraka dengan diikuti ketiga kapal Astral Eclipse Battalion yang masih bertahan. Tembakan meriam laser ion mulai menyambut kedatangan kapal-kapal perompak yang berusaha menyerang mereka dengan ditemani beberapa rudal anti-kapal yang langsung meluncur dan mengikuti kapal milik kelompok perompak tersebut. Tidak lupa, kelompok perompak tersebut juga ikut melakukan serangan balik untuk memastikan usaha pembajakan mereka bisa berhasil secara maksimal.
Meski lawan mereka memiliki pertahanan yang tidak main-main dengan menerapkan taktik yang memanfaatkan kemampuan manuverbilitas kapal, SS Bima Sakti beserta AES Alateron, AES Lancastar, dan AES Carnelian terus melancarkan serangan guna setidaknya bisa mengikis sedikit kemampuan regenerasi lapisan pelindung kapal-kapal milik kelompok perompak tersebut. Sesekali ada beberapa tembakan maupun rudal yang berhasil menembus lapisan pelindung itu berkat koordinasi dan kerjasama yang terbilang cukup baik.
"Tampaknya ada beberapa serangan kita yang berhasil menembus pertahanan mereka meski tidak memberikan dampak yang banyak." Lutfie sedikit tercengang ketika mengetahui fakta tersebut.
"Itu sudah terbilang cukup untuk saat ini karena kita bisa memahami batasan kecepatan regenerasi lapisan pelindung tersebut. Mereka pasti menyadarinya kelemahan tersebut dan kemungkinan besar akan meningkatkan tempo serangan mereka."
Sesuai dengan perkataan Ravi tersebut, ketiga kapal perompak yang bertugas sebagai pelindung dua kapal lainnya langsung mempercepat tempo serangan mereka kearah SS Bima Sakti dan ketiga kapal Astral Eclipse Battalion.
"Sudah seperti yang aku perkirakan tadi. Mereka mulai semakin serius untuk berhadapan dengan kita."
Ravi mulai menatap kearah Attara untuk menyampaikan apa yang akan menjadi komando keselanjutnya, "Attara, waktunya untuk memakai senjata tersebut. Kita berikan pukulan keras yang tidak akan terlupakan oleh mereka."
"Aku sudah menunggu saat seperti ini," balas Attara yang menampilkan senyuman sedikit sinis sambil mulai mengaktifkan senjata rahasia kapal SS Bima Sakti.
Sebuah meriam railgun plasma mulai muncul dari dalam dek anjungan kapal SS Bima Sakti dan langsung mengisi tenaga hingga penuh. Sebuah bola plasma terlihat di bagian pangkal laras meriam tersebut yang semakin terkonsentrasi sembari meriam tersebut mulai menargetkan salah satu kapal perompak yang berhasil dilumpuhkan.
"Waktunya kalian merasakan senjata yang kami, para anggota Genestella Federation, kembangkan untuk menghadapi ancaman berbahaya," ucap Attara yang tampak setengah geram dan bersemangat untuk menghancurkan ancaman apapun dengan senjata tersebut.
Seketika itu juga, meriam railgun tersebut langsung melancarkan tembakannya dimana berhasil merobek lapisan pelindung kapal perompak tersebut dan mengenai bagian reaktor kapal hingga menyebabkan ledakan yang begitu dahsyat. Angin pertempuran akhirnya berbalik memihak SS Bima Sakti dan ketiga kapal Astral Eclipse Battalion dimana kedua kapal perompak lainnya juga menerima nasib yang sama meski sudah memberikan perlawanan yang begitu sengit.
Melihat nasib tragis ketiga kapal tersebut, kelompok perompak yang tersisa pada akhirnya memutuskan untuk turun ke medan tempur demi dapat membalaskan kematian rekan mereka. Tidak lupa, beberapa anggota kelompok tersebut tetap bertahan di dalam kapal transportasi untuk tetap menjaga sandera mereka agar tidak melakukan perlawanan.
"Hoho.. Akhirnya anggota yang tersisa masih memiliki keberanian untuk memutuskan turun tangan melawan kekuatan kita meski sudah tahu kalau mereka sekarang kalah jumlah dan akibatnya."
"Baiklah jika itu keinginan kalian. Akan aku layani dengan sepenuh hati."
Ravi hanya bisa terdiam melihat perubahan perilaku salah satu temannya itu yang awalnya terlihat biasa saja menjadi seperti seseorang yang begitu menikmati menyiksa korban maupun lawannya.
"Aku benar-benar tidak menyangka dirinya akan berubah begitu drastis dalam sekejap." Ravi bergumam pelan sembari memikirkan kembali kemungkinan alasan tersembunyi yang membuat Attara berubah sikap begitu cepat.
"Kemungkinan terbesar yang bisa aku pikirkan hanya karena teknologi lapisan pelindung itu disalahgunakan untuk membantu tindakan kriminal."
Pertempuran dengan dua kapal perompak yang tersisa berjalan begitu cepat dimana pada akhirnya mereka juga menerima nasib yang sama dengan rekan-rekan mereka tadi. Mereka mati dengan keadaan yang begitu tragis dan cepat oleh dahsyatnya ledakan reaktor kapal dan kejamnya ruang hampa antariksa.
Kelompok perompak yang bertahan untuk menjaga sandera langsung memutuskan untuk menyerah setelah mengetahui hanya mereka saja yang tersisa. Ketiga kapal Astral Eclipse Battalion bergegas menghampiri kapal transportasi yang dibajak tadi untuk menangkap kelompok perompak yang menyerah tersebut.
Sementara itu, kapal SS Bima Sakti bergegas menyimpan kembali meriam railgun tersebut dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Jupiter setelah modul Space Hyperdrive selesai disesuaikan dan tenaganya terisi penuh kembali. Kapal tersebut mulai mengaktifkan sistem Hyperdrive dan melesat dengan sangat cepat untuk bisa mencapai tujuan mereka yang selanjutnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top