Data Log 13 - Saturn Proxima Siege

Setelah proses perbaikan dan pengerjaan akhir panel lapisan pelindung terluar selesai dilakukan, Attara bergegas meminta Thulium untuk mulai membawa NGS Yozora untuk meninggalkan dermaga pemeliharaan GFN Vestalia dan memposisikan diri kedalam formasi Armada Regu Penyerang 141. Tidak lupa, Thulium memastikan kembali hasil kalibrasi yang telah ia lakukan terhadap modul Hyperspace Core milik NGS Yozora agar dapat beroperasi dengan optimal ketika melakukan proses lompatan Hyperspace nantinya.

"Hah... ini akan menjadi kali pertamanya NGS Yozora terjun langsung dalam medan peperangan." Attara tampak sedikit terduduk lemas di kursi komandan kapal sembari memperhatikan tampilan holografik yang memperlihatkan bentuk formasi armada pada tangkapan sensor kapal.

"Dari ucapanmu itu, kuanggap konfrontasi sebelumnya tidak dihitung sebagai pertempuran pertama dari NGS Yozora. Lagipula, buat apa dimasukkan dalam catatan pertempuran kalau kapalnya sendiri masih dianggap belum layak perang." Akito mengutarakan pendapatnya dengan sedikit bergurau.

"Justru itu akan masuk kedalam catatan tersendiri dibandingkan catatan pertempuran secara resmi, Akito. Ditambah lagi, skenario yang kita alami sama saja seperti apa yang terjadi dengan Pearl Harbor dimana kita diserang secara tiba-tiba di saat lengah."

Thulium yang sudah selesai mestikan hasil kalibrasi modul Hyperspace Core langsung menolehkan pandangannya kearah Attara untuk memberikan laporannya, "Hasil kalibrasi modul Hyperspace Core dan tingkat sinkronisasi pada jaringan Hyperspace sudah dinilai cukup optimal."

"Baguslah kalau begitu. Ini akan menjadi ujicoba langsung lompatan Hyperspace untuk SS Bima Sakti yang menggunakan modul Space Hyperdrive yang sudah terhubung dalam jaringan Hyperspace, bukankah begitu?"

[Ya, aku rasa memang begitulah faktanya. Meskipun Riska memastikan kapabilitas SS Bima Sakti bisa melakukan lompatan Hyperspace secara simultan dengan bermodalkan sinkronisasi jaringan ke modul Space Hyperdrive kita, diriku dan Lutfie masih sedikit skeptis jika kita bisa keluar dari ruang Hyperspace dengan aman,] ungkap Ravi yang sedari tadi masih terhubung secara diam-diam melalui saluran khusus. 

"Percayalah sedikit pada penilaian yang Riska miliki, dia juga merupakan salah satu yang orang yang ikut serta dalam merancang modul tersebut."

Momen yang ditunggu pun akhirnya tiba dengan ditandai oleh suara Letkol Ferdinand yang mulai tersiarkan melalui saluran komunikasi khusus antar kapal yang telah ditandai pada sistem IFF (Identification Friend or Foe) sebagai satu kubu kawan.

"Kepada semua kapal, bersiaplah melakukan sinkronisasi lompatan Hyperspace! Target lompatan, Saturn Proxima."

Dengan sigap, operator termasuk Thulium dan Riska yang bertugas sebagai navigator kapal langsung mengaktifkan mengaktifkan masing-masing modul lompatan dan mengisi penuh tenaganya setelah mendapatkan perhitungan koordinat lompatan melalui jaringan Hyperspace. Semua kru awak kapal mulai memposisikan diri masing-masing pada pos masing-masing dan berpegangan sekuat mungkin.

"Memulai hitungan mundur... 3... 2... 1... tandai."

Satu per satu portal Hyperspace mulai menelan seluruh kapal milik kubu Genestella Federation secara perlahan dari haluan hingga buritan kapal setelah berhasil tercipta beberapa meter di depan haluan masing-masing kapal. Tidak membutuhkan waktu yang lama, semua kapal berhasil masuk kedalam portal Hyperspace dan portal tersebut langsung menghilang dalam sekejap.

Berselang kurang lebih 5 menit kemudian, seluruh kapal milik kubu Genestella Federation perlahan-lahan menampakkan diri secara bersamaan untuk keluar dari lompatan Hyperspace. Lompatan yang dilakukan berhasil menempatkan seluruh kapal di koordinat target yang diinginkan yaitu area terluar dari sabuk asteriod di dekat cincin Saturnus atau lebih tepatnya Saturn Proxima.

"Ravi, apakah SS Bima Sakti berhasil melakukan lompatan dengan selamat?" Attara bergegas menghubungi Ravi melalui saluran khusus.

[Tidak ada kerusakan yang ditimbulkan berdasarkan laporan dari Riska. Sepertinya dia berhasil melakukan lompatan Hyperspace dengan selamat dan aman.] 

"Baguslah kalau begitu, aku senang mendengarnya. Dengan begitu, aku bisa meminta salah satu tim mekanik untuk menambahkan kemampuan Hyperspace Jump secara mandiri ke SS Bima Sakti ketika kita sampai di Stellarium Citadel nantinya."

Tidak lama berselang, suara Letkol Ferdinand yang mulai tersiarkan kembali melalui saluran komunikasi khusus antar kapal. Kali ini, sebuah informasi terbaru akan disampaikan kepada seluruh orang mengenai hasil dugaan sebelumnya.

"GFN Ginka sudah mengirimkan informasi terbaru mengenai hasil pengintaian yang dilakukan. Sudah dipastikan kalau Tenebrae Imperium membangun markas disini."

"Kepada semua kapal, aku umumkan status siaga perang! Semua segera memposisikan diri pada posisi masing-masing dalam formasi tempur! "

Tanpa berlama-lama, seluruh kapal milik kubu Genestella Federation termasuk SS Bima Sakti, NGS Yozora dan GFN Artemis langsung membentuk formasi tempur yang cukup solid. Semuanya dilakukan dalam jangka waktu yang terbilang cukup singkat sehingga tampak seperti barisan perang yang sangat rapat dan terjaga.

Momen yang telah ditunggu akhirnya terjadi dimana semua kapal Tenebrae Imperium bermarkas di Saturn Proxima mulai merespon kedatangan kapal-kapal milik kubu Genestella Federation setelah mereka mulai bergerak memasuki area deteksi markas operasi. Kumpulan ranjau yang mengelilingi markas operasi yang dibangun pada salah satu asteriod berukuran besar seketika aktif setelah menerima sinyal dari dalam markas tersebut.

Pertempuran pun akhirnya pecah ketika satu skuadron pesawat tempur milik Tenebrae Imperium membuka serangan mereka dengan menembakkan rudal kearah beberapa kapal fregat milik Genestella Federation yang berada di posisi depan formasi. Adu tembakan mulai memenuhi area Saturn Proxima dimana kedua kubu saling berbalas serangan guna menjatuhkan jumlah dan kekuatan dari kubu lawan.

Kedua belah kubu mulai mengalami penurunan kekuatan perang mereka dimana terdapat kapal-kapal yang mengalami kerusakan terpaksa mundur dari medan pertempuran maupun hancur lebur hingga berkeping-keping dikarenakan ledakan kuat dari inti reaktor kapal yang rusak parah akibat terkena serangan. 

"Ternyata mereka tangguh juga meski kalah jumlah. Kalau pertempuran berjalan terlalu lama terlalu lama, bisa-bisa mereka memanggil bala bantuan untuk membantu mereka." gumam Attara sesaat sebelum dirinya menyadari sesuatu yang krusial.

"Tunggu sebentar... memanggil bala bantuan? Benar juga, kenapa aku tidak sempat memikirkan hal itu."

Tanpa berbasa-basi, Attara langsung menghubungi Letkol Ferdinand untuk menyarankan sebuah taktik atau lebih tepatnya memberikan usulan untuk bisa memenangkan pertempuran kali ini. Letkol Ferdinand langsung terhubung melalui salah satu saluran komunikasi antar kapal.

"Letkol Ferdinand! Aku ingin mengusulan sesuatu yang mungkin bisa menjadi kunci kemenangan dalam pertempuran ini." Attara tampak sudah memiliki sebuah rencana spontan yang sudah dipikirkan matang-matang.

[Tentu saja! Apa yang ingin dirimu sampaikan kepadaku.]

Attara bergegas menyampaikan usulannya kepada Letkol Ferdinand tanpa memberikan basa-basi sedikitpun dikarenakan setiap detik dalam medan pertempuran sangatlah berharga. Mendengar usulan tersebut, tampak raut wajah Letkol Ferdinand tidak terkejut sedikitpun karena dia paham benar dengan cara berpikir anggotanya tersebut.

[Lakukan apa yang harus dirimu lakukan. Aku akan membantumu semaksimal mungkin.]

"Terima kasih sudah mendengarkan dan menerima usulan spontanku tersebut." Attara tampak senang karena dirinya tahu bahwa Letkol Ferdinand akan selalu mendukung apapun yang terdengar masuk akal bagi dirinya.

"Thulium, segera aktifkan meriam railgun anti-materi untuk menembak markas operasi mereka! Kita akan memutus jaringan komunikasi mereka agar tidak dapat memanggil bala bantuan!"

Dengan sigap dan cekatan, Thulium langsung mengaktifkan sistem meriam railgun anti-materi sehingga sebuah meriam railgun tersembunyi mulai menampakkan wujudnya dari balik lambung kapal NGS Yozora dan mulai mengisi tenaga untuk bersiap menembakan bola anti-materi. Proses pengisian tenaga membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga membuat NGS Yozora rawan dari serangan lawan.

Di sisi lain, Ravi bersama Lutfie yang menyadari apa yang akan dilakukan oleh rekannya tersebut dengan cepat mulai bergerak menuju ke dekat NGS Yozora bersama beberapa kapal Genestella lainnya atas perintah dari Letkol Ferdinand untuk melindungi kapal tersebut selama proses pengisian tenaga meriam railgun. 

Usaha tersebut membuahkan hasil manis setelah hampir 20 menit berlalu dimana meriam railgun milik NGS Yozora terisi penuh dan siap menembak kearah asteriod yang merupakan markas operasi milik Tenebrae Imperium. Proyektil bola anti-materi langsung melesat dengan cepat tanpa terhambat sedikitpun hingga akhirnya mengenai salah satu bagian markas operasi musuh dan menembusnya hingga meledakan reaktor pembangkit markas.

Ledakan yang sangat kuat dari reaktor pembangkit tersebut langsung menghancur seluruh bagian markas operasi Tenebrae Imperium di Saturn Proxima hingga tidak bersisa sedikitpun. Dengan hancurnya markas mereka, armada tempur yang tersisa akhirnya memutuskan untuk berjuang sampai akhir daripada harus menyerah setelah moral mereka hancur. Seluruh armada Tenebrae Imperium di Saturn Proxima pada akhirnya hancur tanpa sisa sedikitpun.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top