😈 Forbidden
Genre:
FANTASY
[Cerita ini juga pernah dipublikasikan dalam work berjudul "Yestoday"]
***
"PAKEET!"
Bagi Risa, belum ada yang bisa mengalahkan indahnya suara bapak kurir yang datang untuk mengantarkan paket. Dia menyukai euforia ketika penantian berhari-harinya-yang diisi dengan antisipasi dan perasaan harap-harap cemas-akhirnya berakhir berkat teriakan yang satu itu.
Dengan sigap, Risa tergopoh-gopoh keluar rumah dan berlari ke arah pagar. Di baliknya, sang pahlawan- maksudnya, sang pengantar paket sudah menunggu dengan sebuah bingkisan di tangan. Setelah menyelesaikan urusan serah-terima, Risa yang sudah tidak sabar ingin membukanya langsung mendudukkan diri di kursi yang ada di teras.
Dipandanginya bingkisan itu berbinar-binar. Risa sudah mengincar novel ini sejak lama. Sebuah buku terakhir dari serial romantis yang diikutinya selama lima tahun belakangan. Sistem belanja online benar-benar menyelamatkannya dari keharusan untuk pergi ke toko buku yang hanya ada di pusat kota.
Risa terhenyak begitu kertas dan bubble wrap yang melapisi sudah terbuka sepenuhnya.
"Ini bukan pesananku!"
Teriakan frustrasinya langsung menggelegar. Dibolak-baliknya buku tebal dengan kover berwarna merah darah tersebut. Dilihat dari sisi mana pun, ini jelas bukan novel romantis yang sudah dia tunggu-tunggu. Dengan kesal, dilemparnya buku tersebut ke atas meja dan dikeluarkannya ponsel dari saku.
Risa siap untuk menghujat.
Heh, Sis! Kalau jualan itu yang jujur dong! Saya ini sudah bayar mahal, sudah enggak sabar buat menikmati kelanjutan kisah cinta beda kastanya Romi dan Julia. Eh, malah dikasih novel horor!
Terakhir, dia memberi bintang satu untuk penilaian.
Masih kesal, Risa meraih buku yang tadi ditaruhnya.
FORBIDDEN
Judul itu tertera besar-besar di sampul depannya, ditulis dengan font yang mengerikan. Tidak salah lagi, ini memang novel horor. Tidak ada sinopsis apa pun di bagian belakang layaknya sebuah novel normal, yang ada hanyalah sebuah bintang besar penuh tulisan aneh di sekelilingnya.
Ponselnya berdenting pelan.
Maaf, Kak. Kami yakin tidak ada kesalahan dalam pengiriman. Kakak memang memesan buku yang bersangkutan. Ini buktinya. Terima kasih.
Ingin rasanya Risa merutuki diri sendiri begitu melihat bukti pemesanan yang ditunjukkan si pemilik toko. Di sana memang tertera status pemesanan buku berjudul "Forbidden" atas namanya. Pasti waktu itu dia memesan dalam kondisi setengah sadar. Ditambah lagi, Risa bukan tipe orang yang teliti. Sekarang dia kena batunya.
Setelah meminta maaf pada si penjual, Risa memandangi buku berwana merah darah itu dan menghela napas berat. Dilihat dari penampakannya saja, sudah bisa dipastikan kalau buku tersebut sama sekali bukan tipenya. Namun, Risa yang tidak ingin merasa rugi akhirnya membuka sampul plastik yang melapisi buku. Dia sudah membayar. Sayang kalau tidak dibaca.
Sesuai dugaan. Baru halaman pertama saja Risa sudah pusing dibuatnya.
"Ya Tuhan, ini bahasa apa?" Dia merengek pelan seraya membolak-balik halaman secara acak. Sampai halaman terakhir, buku tersebut tetap berisikan bahasa asing yang sama. "Aduh, uangku." Sejumlah nominal yang terbuang percuma mulai menari-nari di pikirannya.
Diakembali ke halaman awal dan menggumamkan sebait tulisan yang ada di bagian epigraph.
"O, magnum daemonem regem. Ag'drannath. Genus potentissimus. Domino de illo anathemate realm. Nunc suus 'vicis. Et erit dimittere te ex hac poena aeterna."*
Hanya sebuah paragraf pendek, tapi lidah Risa sudah dipaksanya untuk bekerja keras. Dia menyerah untuk mencoba memahaminya dan membalik halamannya, berharap setidaknya ada gambar atau ilustrasi yang bisa dilihat. Namun, seolah hari ini masih belum cukup sial, jari telunjuknya malah teriris pinggiran kertas.
Risa meringis dan menutup buku itu. Telunjuknya terluka cukup dalam dan tanpa disadarinya, darahnya menetes pada buku yang diletakkannya di atas pangkuan, tepat di atas kover belakangnya yang bergambar bintang.
Dan buku itu terbakar.
Bayangkan betapa kagetnya Risa melihat buku itu terbakar tepat di pangkuannya. Sekali lagi, tepat di atas pangkuannya. Dia segera menjatuhkan benda tersebut dan menendangnya ke arah pekarangan. Nyala apinya berubah menjadi hitam, makin lama makin besar, dan Risa mulai menutup mulutnya tidak percaya.
Sesosok makhluk muncul dari balik api tersebut.
Tubuhnya yang tinggi menjulang terlihat seperti manusia, tapi Risa yakin, makhluk itu bukan dari spesies yang sama dengannya. Dia jatuh terduduk ketika sepasang mata berwarna merah darah itu tertuju ke arahnya. Sekujur tubuhnya merinding hebat dan terasa lemas seketika. Risa tidak mengerti kenapa, tapi dia tidak pernah merasa setakut ini sebelumnya.
"Akhirnya."
Makhluk itu berbicara dengan suaranya yang serak. Api hitam yang mengelilingi tubuhnya mulai sirna, membuat Risa bisa melihat jelas sepasang tanduk dan sepasang sayap hitam di balik punggungnya. Tubuh kekarnya dipenuhi sisik abu-abu dan semua jarinya-tangan dan kaki-dihiasi kuku-kuku tajam yang terlihat sangat mengerikan.
Jelas bukan manusia.
"Kau." Suaranya terdengar menyakitkan di telinga. Sosok itu menyeringai, memperlihatkan deretan giginya yang tajam. "Kau membebaskanku." Tawanya menggelegar. "Akhirnya! Setelah ribuan tahun disegel dalam buku sialan itu!"
Risa masih mematung. Dia tidak mengerti makhluk ini bilang apa. Buku? Segel? Apa maksudnya?
"... iblis?" Risa mencicit pelan. "Kau ... iblis?"
"Ya." Sepasang mata merah darah itu kembali memandanginya tajam. "Ag'drannath. Raja para iblis."
Bukan hanya sekedar iblis, tapi rajanya? Demi apa Risa baru saja membangkitkan makhluk semenyeramkan itu?
Aku pasti bermimpi! Risa komat-kamit dalam hati. Bangun, Risa! Bangun!
Namun, tidak ada yang berubah.
Di depannya, sang iblis merentangkan kedua tangannya dan menengadah menghadap langit.
"Datanglah teman-temanku!" Teriakannya terdengar menggelegar. "Inilah saatnya! Mari balas dendam pada manusia rendahan yang menyegel kita setelah perang 10.000 tahun lalu! Sudah cukup lama mereka menghuni tempat ini. Saatnya kita tunjukkan siapa yang sebenarnya berkuasa!"
Ratusan lubang aneh muncul di langit dan dari dalamnya keluar begitu banyak mahkluk menyeramkan. Mereka mengepakkan sayap hitam masing-masing dan menyebar ke segala penjuru. Seisi langit perlahan dipenuhi oleh mereka.
"Dan kau." Si raja iblis melangkah mendekati Risa yang masih tidak sanggup berdiri. "Ag'drannath adalah iblis terhormat yang tahu balas budi. Kau akan kubiarkan hidup sedikit lebih lama dari yang lain. Setelah perang selesai, aku akan kembali mendatangimu."
Risa ketakutan setengah mati saat jari-jari panjang berkuku runcing itu membelai pipinya.
"Sampai jumpa lagi, Manusia."
***
***
***
#behindthescene
Terjemahan bahasa Latin di atas:
"Oh, raja iblis yang agung. Ag'drannath. Yang paling kuat di antara jenisnya. Yang menguasai tanah yang terkutuk. Sekaranglah waktunya. Kubebaskan kau dari hukuman yang abadi."
Special thanks to: Google Translate
Selesai ditulis: 15 November 2019
Republish di Wattpad: 25 April 2024
©mutiateja
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top