Kita Beda | Jahid

Jahid [ cast of Syubbanul Yaum ]

...

Perasaan menggelitik nan riang menelusup dan menguasai tubuh tatkala tawa lembut gadis itu menyapa halus gendang telinga. Ceria yang tergurat di balik wajah orientalnya yang cantik membuat jiwa Jahid terasa begitu hangat. Kecantikannya yang sempurna selalu membuat Jahid merasa menjadi orang beruntung sebab memiliki gadis itu.

Akan tetapi, apa yang menjuntai di balik leher si gadis, selalu sukses menampar habis sadar Jahid. Bahwasannya ada kenyataan dan batas-batas yang memang tak sepatutnya ia lewati. Mendadak, Jahid ingat akan tujuannya mengajak gadis itu jalan-jalan malam ini.

"Hanin ... Ada yang harus aku bicarakan." Melawan keinginan untuk menatap gadis itu lebih lama, Jahid akhirnya bersuara.

"Bicaralah ...." Melihat serius yang tiba-tiba Jahid ciptakan, alis Hanin kontan saling bertaut.

"Aku sangat menyayangimu. Kamu tahu itu, kan?"

Hanin mengangguk. Ia menyimpan cangkir kopi yang tengah diminumnya dengan perlahan di atas meja, lantas membiarkan seluruh perhatiannya terpusat ke arah si Kekasih.

"Aku sedikit pun tidak pernah ingin melukaimu. Tapi ..." Jadi menggantungkan kalimatnya, menatap Hanin dengan luka di balik sorot matanya. "Kita putus saja."

Hanin tampak tidak terkejut sama sekali. Ia sadar bahwasanya sedari awal hubungan mereka adalah sesuatu yang teramat rapih. Sekuat apa pun cinta yang mereka bangun, keyakinan yang berbeda sudah menentukan takdir untuk kisah mereka. Pada akhirnya, kisah yang mereka susun hanya membawa mereka pada ujung perpisahan.

"Aku mengerti." Hanin tersenyum lemah ke arah Jahid, yang tak Jahid balas sama sekali. Kepahitan yang ada membuatnya merasa terpuruk, sehingga untuk mengulas senyum pun rasanya tak mampu.

"Kita mungkin bisa mengkhianati perasaan dan diri kita sendiri. Tapi, kamu pun tahu kalau ..." Embus napas lelah Jahid mengudara, selagi pandangnya dibiarkan menerawang langit malam yang gelap dari balik jendela kafe tempat mereka berada saat ini. "... Kita tidak bisa mengkhianati Tuhan kita."

Hanin membisu. Meski sulit menerima, tetapi ia mengerti dengan posisinya saat ini. Memang benar, perbedaan keyakinan adalah sejauh-jauhnya jarak dalam sebuah hubungan.

"Tapi, Hanin ... Aku selalu berharap kamu menemukan bahagiamu, meski itu bukan diriku."

.fin
Republish,
Bandung, 1 Pebruari 2023

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top