Prolog
Saat Allah mempertemukan, bukan berarti Dia juga mempersatukan. Allah memisahkan karena ada yang lebih baik yang telah Ia sediakan dan tangguhkan waktunya untuk dipertemukan.
Saat sebuah pertemuan, ada rasa yang tak berakhir bahagia. Rasa sakit, kecewa serta sedih itu ada, dan move on lah kuncinya. Mengikhlaskan yang telah terjadi dan merangkak pelan meninggalkan rasa yang pernah ada. Karena mungkin dia adalah patah hati terhebat, tapi yang perlu diingat adalah Allah itu penyembuh terbaik.
Aku jadi teringat dengan kisah Cinderella yang berakhir bahagia, dan juga kisah cinta di kapal titanic yang berakhir tragis. Di pikiranku terlintas apakah kisahku akan berakhir seperti kisah cinderella, yang heppyli ever after ataukah seperti kisah cinta di kapal titanic yang berakhir mengenaskan? Tapi aku berharap jangan sampai mengenaskanlah. Setidaknya ada bumbu-bumbu bahagia walaupun hanya seperti angin. Numpang lewat istilahnya.
Rasa itu terkadang aneh dan gaib. Mirip seperti tukang parkir yang tiba-tiba muncul kemudian menghilang tanpa disadari. Tak bisa diprediksi kedatangannya, juga tidak bisa ditolak kepergiannya. Rasanya ya... seperti makan gado-gado atau permen nano-nano. Ada rasa manis, asam dan pedas. Jika rasa manis itu mewakili bahagia, maka rasa pedas itu sebaliknya, sedih atau merana.
Aku mulai paham kunci bahagia ketika rasa kehilangan itu pernah menghampiri, yaitu selalu berharap pada-Nya. Jika Dia menjauhkan hamba-Nya dengan cara yang menurutku cenderung menyakitkan, maka Dia juga mempertemukan hamba-Nya dengan cara yang tidak disangka-sangka.
Pernah dengar kata-kata, "Jika sudah berjodoh, mau sejauh apapun jaraknya, sebanyak apapun saingannya jika dia sudah ditakdirkan menjadi milikmu, maka orang lain tidak bisa memilikinya". Dan aku percaya dengan hal itu. Sekuat apapun kau menggenggam apa yang kau miliki sekarang, jika sudah waktunya pergi dia akan pergi.
Ya, begitulah pada akhirnya Allah mempertemukanku dengan orang yang tepat setelah sebelumnya hatiku terpaut pada satu sosok yang salah. Memberiku banyak pelajaran, bahwa mencintai itu kadang sesakit ketika kau mencoba mengikhlaskannya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top