Insomnia - 2

Pagi hari datang menyambut dengan hangat, termasuk menyambut sang center merah yang masih berbaring di tempat tidurnya.

"Ini sudah pagi?"

Dia bangun dari tidurnya dan menatap keluar jendela.

"Ini benar-benar pagi, sebaiknya aku mandi dan bersiap-siap untuk bekerja"

Kondisi Riku tidak begitu....baik.

Matanya terlihat sayu, badannya terasa lemas, dan dia terlihat lelah.

Ini karena dia tidak tidur semalaman, ah koreksi....tidak bisa tidur semalaman.

Dia sudah berusaha untuk tidur, namun tetap tidak bisa. Ia masih bisa mendengar suara sekeliling dengan jelas, hingga alarm miliknya berbunyi.

Riku pernah membicarakan ini dengan Tsumugi, dan Tsumugi berkata agar tidak terlalu memikirkan banyak hal saat ingin tidur. Tapi ia tidak bisa, keadaan IDOLiSH7 sekarang dan projek besar nanti memenuhi pikirannya.

Maka dari itu Tsumugi memberi saran agar pergi ke Psikiater jika hal itu bertambah parah, dan tentu saja hal itu disetujui Riku.

Karena dia tidak ingin menambah beban pada yang lainnya.

. . .

Mereka kini telah duduk manis di meja makan, hidangan lezat berkumpul di depan tujuh orang itu.

"Hey Riku, bagaimana semalam? Kau bilang kau tidak bisa tidur" ucap Yamato yang ada di samping Riku.

"Iya....tapi aku berhasil tertidur meski hanya 2 jam sebelum aku terbangun"

Yamato tersenyum kecil dan mengelus kepala sang center merah nan imut itu.

"Jika ada apa-apa, jangan sungkan untuk mengatakannya padaku atau manager, oke?"

Riku mengangguk paham, dan mulai memakan makanannya.

Riku tidak tahu saja bagaimana tatapan member lainnya pada dirinya, yang pasti mereka tidak memasang ekspresi senyum ataupun peduli.

Kemudian, mereka dijemput oleh Tsumugi dan pergi ke Agensi Takanashi.

Selama latihan, Riku fokus pada lagu yang tengah ia dengarkan. Karena terlalu fokus dan volume musik yang lumayan keras, membuatnya tak bisa mendengar ghibahan teman satu grupnya.

"Tck! Lagi-lagi seperti itu, pasti dia akan berakhir pingsan saat pekerjaan sore hari nanti" ucap Tamaki sambil berdecak.

"Benar sekali, aku heran dengannya yang masih ingin bertahan menjadi idol dengan kondisinya itu..." Ucap Sougo.

"Dan kita tak bisa mengeluarkannya begitu saja ataupun mengabaikannya, dia adalah orang kesayangan Sachou" ucap Mitsuki.

Yamato yang tengah meminum minumannya di dekat Riku hanya mendelik sekumpulan ghibers.

'Ghibah teroosss, lagian emang kalian sehebat dan sekuat Riku?' batin Yamato.

Sementara itu, Riku yang baru saja selesai mendengar lagu tersebut merasa lelah dan kepalanya berat. Layaknya orang mengantuk.

"Kau tidak apa-apa, Riku?" Tanya Yamato sambil menyimpan kaleng minumannya.

Center merah itu menoleh dan mengangguk kecil sambil tersenyum.

"Aku tidak apa, tapi bolehkah aku berbaring di pangkuanmu?" Pinta Riku sambil memainkan jari-jemarinya.

Leader hijau itu mengedipkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya ia mengangguk kebingungan.

"Punten ya, Yamato-san"

Ia berbaring di pangkuan Yamato.

Yamato masih tidak tahu kenapa Riku meminta hal ini, ini hal yang baru.

"Ini aneh..."

"Hm?"

"....aku merasa mengantuk sekarang" itulah yang ia katakan sebelum tertidur.

Lagi-lagi, ghibers menatap itu dengan tatapan tidak suka.

. . .

"....–ku"

Riku menggeliat pelan karena merasakan adanya sentuhan di pipinya.

"Riku...."

Pemuda berambut merah itu membuka matanya perlahan dan melihat Yamato yang kini menatap ke arahnya.

"Yamato-san....? Memangnya ini sudah jam berapa?" Tanyanya sambil mengusap kedua matanya yang masih mengantuk.

"Sudah saatnya kita bekerja, apa kau ingat?"

Riku mengangguk pelan, dan mengusap wajah ngantuknya dengan tisu basah.

"Riku, kau tidur lelap sekali tadi, sampai-sampai aku tidak berani mengganggu mu" ucap Yamato sambil membuka pintu ruangan.

Riku sedikit tersentak dan terkekeh kecil.

"Benarkah? Syukurlah jika aku bisa tidur, karena akhir-akhir ini setiap malam aku tidak dapat tidur" ucap Riku.

Yamato tiba-tiba terdiam, dan akhirnya menunjukkan senyum kecilnya pada Riku.

"Syukurlah, untung saja aku tidak menganggu tidur mu, Riku"

. . .

Selama bekerja, kondisi Riku sedikit tidak fit karena baru bangun dari tidurnya yang lelap. Dan itu membuatnya bekerja sedikit lebih lambat dari biasanya.

"Ah!"

"Stop! Nanase-kun! Kamu salah melangkah! Tolong perhatikan tanda yang ada di bawah!"

"S-sumimasen!"

Riku hanya memasang wajah diamnya, dan dia sedikit kesal.

Member i7 yang lainnya terkecuali Yamato tertawa diam-diam, mereka benar-benar menikmati ini.

"Ano staff-san, lebih baik kita istirahat dulu, kesehatan member kami adalah prioritas. Ku yakin, Riku kelelahan setelah melakukan beberapa koreografi berat tadi" ucap Yamato.

"Baiklah, istirahat 10 menit!"

Mereka semua beristirahat, terkecuali Riku yang masih berdiri di panggung.

"Oy Riku! Kemari dan beristirahat lah!" Seru Yamato.

Sayangnya, Riku tidak mendengar itu.

'Istirahat?'

'Apakah aku selemah itu hingga menyuruhku beristirahat setelah aktivitas selama 30 menit??'

Sekitar Riku berubah menjadi hitam gelap, tiada siapapun disana terkecuali Riku seorang.

"Kau itu sangat lemah! Orang sepertimu tidak cocok untuk IDOLiSH7!"

Jleb!
Satu sayatan...

"Kau membuat kami kerepotan!"

Jleb!
Dua sayatan...

"Suara batukmu pada malam hari membuatku tak bisa tidur!"

Jleb!
Tiga sayatan...

"Kau membuat kami harus bekerja lebih ekstra!"

Jleb!
Empat sayatan...

"Kau...."

Riku menoleh ke belakangnya dan melihat Iori, partnernya.

"....tidak pantas menjadi center IDOLiSH7!"

Jleb!
Lima sayatan...

Riku hanya bisa terkejut mendengar semua itu, entah kenapa rasanya lebih sakit dibandingkan ucapan mereka sebelumnya.

"Tidak.....aku–"

Bayangan kelima member IDOLiSH7 itu menyeringai dan berjalan mengerubungi Riku dengan perlahan.

"Bahkan Kakakmu sendiri, menyuruhmu untuk keluar dari dunia idol...."

Bayangan mereka semakin besar seperti raksasa, dan itu membuat Riku bergetar ketakutan.

".....LALU KENAPA KAU MASIH BERTAHAN DISINI?!!"

Dengan refleks, Riku menutup kedua telinganya dan berjongkok.

"M–Maafkan aku....."

Sementara itu, para staff terkejut menatap Riku yang tengah berjongkok dengan menutup kedua telinganya, bahkan wajahnya sangat pucat dan banyak berkeringat.

"Riku-san! Apa kau tidak apa-apa?!" Seru Tsumugi langsung berlari ke arah panggung.

"Riku!" Seru Yamato mengikuti Tsumugi.

Trigger dan Revale yang baru datang pun terkejut melihat pemandangan itu.

"Manajer....aku tidak apa-apa, hanya sedikit lelah saja" lirih Riku.

"Tapi–!"

"Aku tidak apa-apa, tolong biarkan aku berlatih sebentar saja sebelum istirahat berakhir"

"!"

. . .

"Hey Tenn, adikmu....terlihat aneh" ucap Gaku yang tengah menatap Riku berlatih sendiri.

"Hoi! Sembarangan kalo ngomong!"

"Kalian tolong jangan ribut! Namun, apa yang dikatakan Gaku benar...."

Mereka bertiga menatap Riku yang melakukan koreografi di panggung sendirian.

".....tatapannya terlihat kosong untuk seorang Nanase Riku-kun" ucap Ryuu.

Tenn menatap khawatir adiknya.

"Riku...."

. . .

Setelah bekerja, IDOLigger berpamitan dengan Revale yang masih memiliki jadwal tampil, dan mereka pergi ke Dorm i7.

"Jadi, kalian berencana menginap disini?" Tanya Sougo.

"Benar, sesekali menginap dong biar ngga bosen, apalagi besok libur hahahaha" ucap Gaku.

"Berisik, Gakuban!"

"Hah?! Kau bilang apa, Tenn?!!"

"Sudah sudah!"

Mereka semua masuk ke dorm, dan duduk di ruang tamu. Terkecuali Riku yang berlalu begitu saja menuju kamarnya.

"Ah Riku! Apa kau tidak ingin bersantai dulu disini?" Tanya Yamato sambil mengambil kaleng bir nya.

Riku yang sudah berada di tengah tangga hanya menggeleng tanpa menatap ke belakang, lalu melanjutkan perjalanan ke kamarnya.

Yamato masih khawatir dengan Riku, kejadian tadi sore membuatnya jantungan.

"Aku akan menyusul Riku" ucap Tenn tiba-tiba.

Tenn berjalan menuju kamar Riku, dan mengetuknya pelan.

"Riku, apa kau sudah tidur?" Tanya Tenn lembut.

"....."

Tidak ada jawaban.

"Sudah tidur ya...? Ya sudah kalau begitu, nanti saat akan tidur aku akan kembali ke kamarmu"

Dan Tenn kembali ke ruang tamu.

Dimana tanpa Tenn sadari, Riku memang sudah berbaring di tempat tidurnya karena lelah, tapi dia belum tertidur.

Karena setiap dia memejamkan matanya, maka hal seperti tadi sore akan kembali terulang.

"Aku tidak bisa tidur...."

. . .

Waktu menunjukkan pukul 12 malam, dan semua yang ada di ruang tamu menyiapkan diri untuk pergi tidur.

Tenn berjalan ke kamar Riku dan membuka kamarnya.

"Loh?"

Dia terkejut melihat Riku masih terbangun di larut malam.

"Kenapa kamu belum tidur, Riku?" Tanya Tenn sambil menutup pintu kamar.

Riku hanya menampakkan senyum.

"Aku....hanya terbangun, itu saja"

Tenn menunjukkan ekspresi khawatirnya dan pandangannya tak sengaja melihat 1 botol obat yang sama sekali tidak ia kenal.

"Itu obat apa?"

Center berambut merah itu terkejut dan menyembunyikannya. "B–Bukan apa-apa...!"

"Riku, aku tidak suka saat kamu berbohong. Katakan saja, aku tidak akan marah" ucap Tenn dengan lembut dan duduk di samping adiknya.

"Itu....."

TBC

Akhirnya update pas ditengah ujian wkwkwk

Kira-kira habis ini, update apa ya~?

Btw, Arigatou Nee-san atas sarannya~

See you next update!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top