Juri Dua

Assalamu'alaikum!
Perkenankanlah istrinya Suga ini yang mencoba me-review 16 cerpen dari para pejuang deadline. 😂
Maaf kalau ada di antara kalian yang tersinggung dengan review-ku ini 🙏

1.Uranus dan Majikan Botak
Nilai: 5,6
Sebenarnya ide cerita bagus. Berkisah tentang seekor kucing yang merasa teraniaya oleh majikannya sendiri, padahal si majikan sayang banget sama kucingnya. Tapi ... yang membuat aku kecewa, dari segi penyampaian cerita; termasuk dalam merangkai kata agak ... berantakan. Memang sih, penulis ini menyiasati agar terhindar dari penulisan 'aku' di setiap kalimat dengan menulis kata kerja terlebih dahulu. Tapi hal itu malah membuat aku yang membaca nggak nyaman.

Contoh di cerpen:
> Meringkuk, sakit, kumenahan semuanya.

Harusnya kalimat itu bisa dijabarkan menjadi kalimat yang lebih rapi.

Misalnya: Tubuhku meringkuk menahan sakit yang sejak tadi menyerangku.

Mengenai teknik kepenulisannya masih harus banyak belajar. Penulisnya masih sering salah dalam menulis 'di' sama 'ke' yang harus dipisah dan disambung, padahal ini adalah ilmu dasar, bahkan setahuku pelajaran tentang ini udah diajarin dari SD.

Banyak-banyak baca KBBI, karena aku menemukan beberapa kata nggak baku di cerpen. Aku saranin, download aplikasi bernama KBBI V untuk mengetahui kata baku yang benar.

Ada lagi kesalahan fatal dalam cerpen ini. Penulis nggak konsisten dalam menyebutkan nama tokoh.

Jadi nama tokoh kucingnya Uranius atau Uraranius atau Uranus? Nama buat kucing brubah-ubah. Dan nama majikannya bernama Plutana apa plutanus?

Lebih baik cari nama tokoh yang gampang kamu inget, jangan terlalu susah kalau pada akhirnya nanti lupa sendiri nama tokohnya sendiri.


2. Dunia Semanis Madu
Nilai: 7
Ceritanya seru. Aku bahkan nggak pernah kepikiran penulis bakal ambil lebah sebagai tokoh utama. Aku jadi berpikir dari mana madu itu diproduksi. Dan penulis menjabarkan bahwa di dunia lebah, mereka pun juga bekerja layaknya manusia.
Walaupun ceritanya seru, penulisannya juga lumayan, tapi tetap ada kekurangannya. Aku menemukan banyak typo di sini.

Aku saranin, sebelum memublikasikan cerita, bacalah draft-mu berulang-ulang untuk meminimalisir typo.

SEMANGAT!


3. Paling Disayang
Nilai: 6
Awalnya aku pikir cerita ini menceritakan kisah kucing dan anjing dalam romansa cinta, di mana si tokoh yang aku kira anjing berusaha PDKT sama kucing. Eh, tahunya ini kisah tentang kucing dan burung.
Idenya bagus. Tentang seekor kucing yang ternyata punya niat buruk membunuh burung milik majikan, agar kucing yang akan menjadi satu-satunya kesayangan sang majikan. Dan akhirnya ketika ia berhasil mengakrabkan diri dengan burung, ia meminta bantuan kucing lainnya untuk membunuh burung.

Seharusnya cerita ini akan menjadi karya wow, jika saja teknik penyampaian ceritanya benar. Banyak kalimat dalam cerpen ini yang harusnya nggak perlu ditulis, jadi terlihat mubazir. Beberapa kalimat juga terdengar rancu, aku bahkan nggak ngerti maksud kalimat/dialog yang ditulis.

Dan semua penulisan dialog salah. Yang seharusnya dialognya merujuk pada pertanyaan, malah diakhiri tanda titik. Dialog tag pun salah semua.

"Kenapa kau tidak keluar dari kurungan itu." ✖
"Kenapa kau tidak keluar dari kurungan itu?" ✔

"Tentu saja, buatan manusia itu sangatlah hebat." ujarnya pasrah dengan kepintaran manusia. ✖
"Tentu saja. Buatan manusia memang sangat hebat," ujarnya mengakui kecerdasan manusia. ✔

Saran dariku, perbanyak belajar tentang teknik kepenulisan. Terutama cara menulis dialog dan dialog tag yang benar.

Atau tanya aja apa pun yang nggak ngerti tentang kepenulisan di grup Montaks. Jangan hanya menjadi siders di grup kalau sedang membahas kepenulisan. Bukankah Montaks ada hari sakral di mana semua member hanya boleh membahas tentang kepenulisan? Maka manfaatkan!

HWAITING!


4. Dear, Manusia
Nilai: 8

Cerpen ini KEREN! Sukses membuat aku baper. Berkisah tentang seekor kucing betina dan anak-anaknya yang hidup terlunta-lunta dan selalu disia-siakan oleh manusia. Feeling di ceritanya dapat banget! Penyampaian ceritanya bagus hingga membuat aku bacanya nyaman sampai nggak kerasa banget kalau udah sampai ending. Apalagi plot twist yang disajikan penulis. Aku kira manusianya itu baik, eh tahunya dia memberi makanan yang beracun pada kucing 😭

Dari penulisan, aku hanya menemukan satu kesalahan aja: kuasa-Nya.


5. Julian dan Cici
Nilai: 6,2

Jujur, aku baca cerpen ini tuh nggak ngerti maksud jalan ceritanya. Cici si kancil di sini berniat mau balas dendam ke Julian, sang harimau putih, atas terbunuhnya seluruh anggota keluarga kancil.  Sampai kedua hewan ini guling-gulingan. Terus apa tujuan mereka membuat tantangan memakan rambutan yang pada akhirnya nggak terlaksana karena ending-nya si kancil alias Cici ini cuman ngerjain Julian? Apa keluarga kancil itu sebenarnya nggak terbunuh?

Soal menulis dialog, sering salah, terutama dialog terpotong. Dialog terpotong nggak perlu lagi diberi tanda koma kalau di belakangnya udah dikasih dobel dash (--)

Banyak kalimat yang nggak penting dalam cerpen, seperti yang aku temukan:

>> Seakan-akan akan menikah saja.
Btw, 'seakan-akan akan' itu maksudnya apa? Kok aku gagal paham '-'

Menurutku kalimat itu nggak ditulis pun juga nggak akan mempengaruhi cerita.
Beberapa kali aku juga menemukan typo.


6. Dongeng Pemakan Sabun
Nilai: 6,2
Sepertinya peribahasa 'Air susu dibalas dengan air tuba' cocok untuk cerpen ini. Menceritakan kisah Resi -si tikus- yang harus ditinggal mati ibunya karena tragedi tabrak lari yang menimpa sang ibu :v

Nggak hanya itu, Resi pun harus berpisah dengan adik-adiknya --Levi dan Meli.
Resi berkelana, menemukan hewan lainnya yang harus mati akibat kerasnya hidup. Mulai dari anak kucing yang mati akibat digigit segerombolan semut merah, sampai burung yang mati dalam sangkar Dan dimakan semut. Ending-nya menurutku menyedihkan sekaligus kocak.
Pasalnya, Resi kembali bertemu dengan Levi, tapi dalam keadaan sang adik nggak bernyawa. Parahnya, Meli pun harus meregang nyawa akibat diterkam kucing yang sebelumnya selalu membuat Resi prihatin dengan kisah menyedihkan si kucing :v

Tentang kepenulisan kalimatnya, menurutku banyak yang berbelit-belit. Harusnya cukup menyebut kata benda/makhluk yang dimaksud tikus tanpa harus mendeskripsikan si benda.

Contohnya:

-Tidak seperti ibuku yang harus mengembuskan ususnya di jalan, terlindas benda raksasa yang para makhluk raksasa di luar sana menyebutnya motor.
Harusnya lebih simpel aja:
-Tidak seperti ibuku yang harus meregang nyawa akibat terlindas motor.

Soal kata baku, kakak penulisnya udah bener, nggak aku temuin kata yang nggak baku, begitupun dengan preposisi 'di' sama 'ke' yang harus dipisah maupun digabung. Cuman satu kesalahan aja pada penulisan 'kemari' yang kakak penulisnya nulis dipisah.


7. Cinta Terlarang
Nilai: 7
Sebelumnya aku mau bertanya. Emang kucing beneran punya 9 nyawa? 😂🔨

Kok ngakak ending-nya kucing ketabrak layaknya adegan sinetron, eh tapi kucingnya nggak mati.

Pas Miaw --Si kucing liar-- bertanya kenapa dia nggak mati. Si Bro jawab: "Kita punya nyawa sembilan, Bego!

Lagipula kisah cinta terlarangnya biking aku senyum-senyum sendiri, disertai humor yang lumayan membuat aku sendiri tertawa sendiri.

Untuk kesalahan, menurutku hanya terdapat beberapa salah penulisan preposisi 'di' yang harusnya dipisah, tapi kamu malah nulis digabung.

Terakhir pas adegan Miaw tertabrak, Si Yumi dan majikannya, beserta beberapa kucing mendekati Miaw. Kok adegannya kayak sinetron banget?


8. Wotjek, The Souldier
Nilai: 9
Nggak perlu panjang lebar. Aku suka banget sama cerpen ini! Nggak banyak kesalahan yang aku temuin. Bahkan aku yakin kakak penulisnya ini riset dulu tentang sejarah Witjek, si beruang kan?

Pokoknya aku suka banget!

9. Biarkan Kami
Nilai: 7
Sepanjang baca cerpen ini aku menunggu penulisnya menyebutkan jenis hewannya, tapi sampai akhir baca pun, aku tetap nggak nemu. Akhirnya setelah membaca berkali-kali, kesimpulanku, hewan berlengan panjang yang suka bergelantungan dari cabang satu ke cabang lainnya disebut monyet :v

Kesalahannya, banyak sekali typo di sini. Banyak yang nggak dispasi. Termasuk akhir kalimat yang nggak dispasi sama kalimat berikutnya.

10. Gotong Royong
Nilai: 5,9
Cerita ini agak menyalahi (?) tema ya. Yang aku tangkap dari cerita ini, cerpen ini malah separuh ke sudut pandangnya manusia, separuhnya lagi sudut pandang semut. Malah mendeskripsikan nama lengkap tokoh manusia beserta nama dan lokasi sekolah. Padahal temanya, fabel, dan aturannya manusia hanya sebagai figuran.
Dialognya juga salah nulisnya. Harusnya sehabis dialog harus pakai spasi, baru deh dikasih dialog tag (ucap, ujar, jerit, teriak, gumam dll).
Dan yang terakhir, sikap Cecil ini kok terlalu lebay ya? Sikap dia ngadepin semut ini loh, sampai mau ngambil snack secara gotong royong aja ditiupin cuman gara-gara semut mengganggu pemandangan taman?


11. Ingin Cepat Dewasa
Nilai: 9

Cerita di balik kegalauan komodo yang selalu sial karena umurnya yang masih muda. Dia ingin cepat dewasa agar dapat mengikuti pesta makan rusa bersama para komodo muda.

Temanya masuk banget. Aku suka!
Soal penulisan, aku hanya menemukan satu kesalahan di ending-nya doang. Itu pun mungkin penulisnya lupa ngasih spasi sehabis tanda baca koma.

12. Kisah Kelinci dan Babi Hutan
Nilai: 7 
Temanya masuk banget, aku suka. Apalagi melihat kisah persahabatan para hewan. Walau mereka berbeda spesies, tapi mereka tetap akur dan saling menjaga.
Unsur humornya juga ada. Aku paling ngakak pas babi hutan baca mantra "Breng brung Klutuk breng, datanglah segera wahai dewa penguasa alam ini, breng klutuk breng ...." :v

HIDUP DEWA KLUTUK! :v

Soal penulisan, ada kesalahan pada penulisan dialog; penyisipan tanda baca koma yang harusnya nggak boleh disisipkan. (Untuk lebih jelasnya, cek komentarku pada cerpenmu)

Kesalahan berikutnya, banyak sekali typo: antar kata yang nggak dispasi. Terutama paragraf terakhir. Dan ini sangat mengganggu.


13. Permintaan ketiga
Nilai: 7,9

Ceritanya seru. Temanya masuk, malah diselipin fantasi. Tentang seekor kucing siluman (?) yang bertemu dengan seorang remaja bernama Saaih karena sudah ketiga kalinya cowok itu menyelamatkannya. Karena pertolongannya, si kucing memberikan Saaih 3 permintaan. Permintaan itu haruslah hal yang baik, karena jika permintaannya jelek (merugikan orang lain), maka akan berimbas buruk pada Saaih. Hingga di permintaan ketiga, Saaih meminta kucing membunuh seluruh keluarganya.

Dan ending-nya, Saaih benar-benar menerima imbas atas permintaan jeleknya.

Cerpen ini pun typo-nya juga sama. Nggak di-spasi antar kata.
Sama aku menemukan 3 kata: banyak anak-anak
Menurut guru Bahasa Indonesia yang mengajariku, kata 'banyak' ini sudah menunjukkan kata lebih dari satu, jadi kata 'anak' nya ditulis satu kali aja.

14. My Name is Dino
Nilai: 7
Judul sama isi beda jauh ya? Emang sih nama tokoh semutnya Dino :v

Cerpen ini berkisah tentang seekor semut, sebut saja namanya Dino yang menjelajahi waktu. Dia berkesempatan mengunjungi masa depan, di mana hewan-lah yang menguasai bumi, menggantikan manusia yang telah punah (?)
Aku mau nanya sama yang nulis, ini berbagai jenis hewan dengan tinggi dan besarnya mereka ini ... gimana besarnya gedung, makanan kaleng, minuman soda, kendaraan. Soalnya di cerpen, diceritakan ada hewan besar kayak harimau dan gajah naik mobil. Nah semut yang aslinya kecil ini besar tubuhnya seperti apa? '-'

Sayangnya, cerpen dengan ide bagus ini nggak didukung sama penulisan yang benar. Penggunaan dialog masih campur aduk; kadang pakai dialog baku, kadang pakai dialog nggak baku. kayak lo-gue sama kau-aku. Itu mengganggu banget.

Penulisan preposisi 'di' sama 'ke' yang bener. Kakak penulisnya masih belum bisa membedakan apa bedanya nulis di tempat sama ditempat, ke sana sama kesana, di sini sama disini.

15. About Life
Nilai: 6,8
Aku baca cerpen ini menimbulkan perasaan campur aduk. Pertanyaan yang terlintas di otakku tentang; ini hewan apa? Maksudnya apa? Kok gini? Lah ending-nya kok aneh?

Iya, aku baca cerpen ini sampai tiga kali. Memahami setiap kalimat yang dimaksud hingga aku ngerti maksud cerpen ini, meski ending-nya tetep 'eh kok ending-nya kek gini?'

Mou adalah seekor anjing (ini aku nanya sama yang punya, soalnya beneran aku nggak tahu hewan apa yang jadi Mou) :v

Tulisannya masih harus banyak diperbaiki. Jangan kebanyakan pakai tanda > ; ya. Soalnya menurutku malah jadi kayak baca buku pelajaran anak sekolah. Jangan membuat kalimat yang muter-muter dan pada akhirnya jadi susah dipahami. Maksudku, kalimat yang kamu buat itu berbelit-belit, padahal seharusnya bisa dijadiin beberapa kalimat.

Ada lagi soal kata baku. Lumayan banyak yang salah. Contohnya:
-Nafas harusnya napas.
-hembuskan harusnya embuskan.
Dan setahuku kata 'mayat' ini cuman berlaku buat manusia. Untuk hewan itu sebutannya 'bangkai'
Soal ending-nya, kok aneh ya? Monyet sama pemburu ini punya masalah apa sama si Mou? Tiba-tiba aja Mou yang nggak tahu apa-apa malah ditembak. Jika emang pemburu niatnya berburu, harusnya bangkai si Mou ini dibawa 😂 bukannya ditinggal begitu aja.


16. Anjing dan Tiga Ekor Kambing
Nilai: 4
Sebenarnya ide yang Kakak tulis bagus banget. Tema pun sesuai dengan apa yang juri inginkan. Berkisah tentang 3 kambing yang merasakan ketidakadilan karena si majikan yang membawa pulang seekor anjing. Mereka merasa majikannya mengistimewakan anjing dengan selalu memberikan peliharaan barunya itu tulang sedangkan para kambing cuman dikasih rumput. Ending-nya pun kocak, saat si kambing akhirnya bisa menjebak anjing biar bisa makan tulang. Dan berakhir si kambing yang giginya sakit gara-gara gigit tulang.

Cuman ide yang bagus itu nggak disertai dengan tulisan yang rapi. Ada banyak banget kesalahan yang aku temuin di sini.

1. Plot Hole adalah  sebuah lubang atau tidak konsistennya suatu alur cerita ataupun film yang biasanya melawan arus dari logika, tidak relevan. Dan termasuk perilaku dan aksi dari karakter yang berlawanan dari kejadian awal dari cerita atau plot utama cerita tersebut.

Aku menemukan keganjalan dalam cerpen ini. Sang majikan mempercayakan untuk menjaga para kambing dan ternyata 3 kambing ini nurut aja sama semua perintah anjing kecil?  Lah terus tugasnya si majikan ini apa? Sibuk nyari janda-janda cantik gitu?

2. Perpindahan latar waktu yang terlalu membosankan. Tolong ilangin kebiasaan nulis: suatu hari, di pagi yang cerah, di sore hari yang indah, di malam hari yang gelap, dan lain-lain. Apa kamu mau dijatuhin meteor sama Mbak Thiya? :v

Aku malah kayak membaca fabel yang suka ada di buku pelajaran Bahasa Indonesia anak SD loh.
To the point aja, mau buat adegan apa di cerpen, nggak usah berbasa-basi dulu dengan mendeskripsikan keadaan di pagi hari, malam hari, siang hari dll.

3. Dialog-nya amburadul. Aku sampai pusing bacanya. Ada juga awal dialog kamu pakai huruf kecil. Padahal awal dialog itu pakai kapital.

Contoh salah yang kamu tulis:

"Kira-kira kemana perginya tuan kita?" tanya kambing ketiga. Si kambing kedua menjawab, "entahlah, mungkin tuan kita sedang mencari janda-janda dipinggiran kali desa ini". 

Benernya gini:

"Kira-kira ke mana perginya tuan kita?" tanya kambing ketiga.

Si kambing kedua menjawab, "Entahlah. Mungkin tuan kita sedang mencari janda-janda di pinggiran sungai desa ini."
Nggak boleh nulis dialog lebih dari satu tokoh dalam satu paragraf, Kak. Sebenarnya ada banyak dialog sejenis di atas, Kak. Bahkan lebih parah. Ada 3 tokoh berdialog di satu paragraf yang sama, tanpa jeda, tanpa kalimat keterangan yang menyertai dialog.
Ditambah lagi dari contoh salah di atas, ada banyak kesalahan. Inget! Jangan naruh tanda baca titik, koma, tanda tanya, tanda seru atau tanda apa pun itu abis tanda kutip dialog sebagai penutup!

Ada lagi yang membuat aku semakin pusing bacanya. Ada dua dialog tanya jawab, tapi ini yang berdialog satu tokoh kambing.

Ini dialog-nya:

"Tiga?" tanya kambing ketiga, "ya tiga kalau saja dia tidak dijemput malaikat maut terlebih dahulu sebelum kalian berdua datang." terang kambing ketiga."

HAH?! PUSING KAN?!
Dan tolong hilangkan nulis dialog ala fanfiction yang sering nongol di beranda ya, Kak. Kita boleh jadi penulis Fanfiction, tapi jangan meniru gaya menulis yang sering menjadi trending di wattpad (yang kebanyakan kepenulisannya ngawur)
Nggak perlu mengakhiri dialog pakai tanda: ~ walau baca dialognya bernada.

4. Penulisan 'di' sama 'ke' yang aku temuin di cerpen ini ada yang salah.
-ke mana ✔
-di pinggiran ✔

5. Kata baku ada yang salah.
-Salat ✔
-respons ✔

5. Bahasa dalam dialog campur aduk. Baku-non baku-bahasa gaul dijadiin satu dalam cerpen. Kadang pakai aku-kamu, kadang aku-kau. Kalau maunya non baku, mending dikonsistenin, jangan gonta-ganti.

7. Jangan nyelipin amanat maupun kutipan Al Qur'an ya. Biarkan pembaca mengetahui amanat yang ada di cerpen secara tersirat.

By the way, aku nggak nyaman sama kata 'bimsalabim' sama 'halilintar ashiyaaap' di dalam narasi. Lebih baik kata-kata Youtubers beken itu dimasukin ke dialog aja (dengan catatan dialog yang kamu gunain non baku).

Kesimpulannya, maaf banget.
Aku sangat nggak nyaman banget baca cerpen ini. Terlalu banyak kesalahan yang harus dibenerin. Tolong banget, tanya sama member Montaks lain, gimana baca menulis dialog yang bener, gimana cara menghindari plot hole, gimana cara menulis preposisi 'di' sama 'ke' yang bener. Pasti mereka bakal ngasih tahu. Kalau kamu mau tulisanmu berkembang menjadi lebih baik, jangan malu bertanya. Rajin berlatih menulis. Dan keluarlah dari jalur bacaan yang biasa kamu baca.






Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top