Ingin Cepat Dewasa
Kesiur angin berembus lembut, membuat daun-daun pohon saling bergesekan menimbulkan bunyi menggelitik, juga membawa aroma bangkai yang menggugah selera seekor komodo muda yang sedang bertengger di salah satu dahan pohon.
Leher komodo muda menggeleng ke kanan dan ke kiri, lidah panjang bercabangnya menjulur sesekali. Cakar kuat itu mencengkram dahan pohon erat saat dia dengan jelas menonton pesta kecil di bawah sana.
Pesta memakan bangkai rusa besar.
Komodo muda selalu iri ketika melihat sekumpulan komodo dewasa memakan kambing atau rusa bersama-sama. Sekarang adalah rusa, terlihat begitu menggugah selera. Saraf-saraf di ujung lidah kuning kecokelatan memberitahu betapa pekatnya aroma bangkai rusa itu, membuat air liur komodo muda makin merembes keluar dari mulut.
Ah, seandainya komodo muda sudah berumur dua setengah tahun, tentulah ia bisa bergabung dengan pesta kecil itu.
Masalahnya, komodo muda baru berumur satu tahun.
Hari ini adalah hari yang sial bagi komodo muda berkulit kuning kehitaman ini.
Tadi pagi, komodo muda sedang berjalan-jalan di dekat hutan. Ia sedang mencari makan dengan pikiran bahwa mungkin Burung Gosong Kaki Merah bisa membuatnya kenyang untuk satu minggu ke depan. Komodo muda menjulurkan lidahnya sesekali, sembari menapak tanah dan mengkuti aroma dan gerakan burung itu.
Kira-kira dua kilometer ke dalam hutan.
Berkat lidah ini, komodo muda jadi bisa tahu posisi mangsa.
Karena masih pagi, daun-daun pun masih basah karena embun. Ekor komodo muda yang bergerak ke kanan dan ke kiri menjadi sedikit basah setiap bersinggungan dengan daun rumput dan tumbuhan.
Celaka! Saat sedang sibuk melihat-lihat mangsa, seekor babi hutan besar muncul di arah yang berlawanan. Parahnya, babi hutan itu kelihatan lapar. Jelas sekali dia mengincar komodo muda sebagai sarapan.
Komodo muda beruntung ada sebuah pohon tak jauh dari lokasinya berdiri. Demi mempertahankan hidup, komodo muda harus rela menunda sarapan.
Kehilangan sarapan atau menjadi sarapan. Jelas opsi pertama lebih bagus.
Akibat kejadian tadi pagi, komodo muda terpaksa memakan tokek terdekat yang sedang berada di pohon. Tapi, tokek terlalu kecil untuk perut komodo muda seberat lima puluh kilogram. Jadi, komodo muda masih harus mencari makan lebih gigih lagi.
Kalau sudah siang, akan banyak komodo dewasa berkeliaran. Dan karena sekarang adalah awal minggu, komodo-komodo sedang dalam kondisi lapar. Terkadang, beberapa manusia akan menggantung bangkai kambing berlumuran darah di pohon-pohon.
Komodo muda pernah melihatnya, tetapi tidak mau bermimpi untuk memakan daging bangkai yang menggugah lidah bercabangnya. Habis, komodo muda tahu bangkai kambing spesial dari manusia juga spesial untuk para komodo dewasa dengan panjang dua meter lebih.
Dewasa. Ya, komodo muda hanya ingin cepat dewasa, supaya bisa makan bangkai daging kambing spesial dari manusia, ataupun ikut pesta kecil memakan rusa. Kalau bisa, komodo muda ingin bisa menangkap seekor. Siapa tahu, bukan hanya komodo jantan yang datang untuk makan bersama, komodo betina juga. Bisa saja saat musim kawin nanti, dia bisa dapat pasangan cepat.
Omong-omong soal pasangan dan komodo betina, komodo muda jadi ingat kejadian sebelum ia naik ke pohon ini. Pohon yang terletak di daerah sabana yang membuat pemandangan dan aktivitas komodo lain jelas terlihat.
Satu jam yang lalu, komodo muda terpaksa tergopoh-gopoh menaiki pohon. Seekor komodo dewasa kelaparan mengincarnya diam-diam. Komodo betina pula. Untung saja komodo muda peka dan segera melarikan diri.
Sial, lagi-lagi komodo muda diincar predator saat sedang mengincar Burung Gosong Kaki Merah.
Akhirnya, selama satu jam sampai sekarang, komodo muda cuma bisa berlindung di atas pohon.
Mungkin komodo muda boleh berbangga bisa menaiki pohon. Komodo muda tahu bahwa komodo dewasa sudah terlalu besar dan lambat untuk bisa naik pohon. Jadi, pohon adalah tempat paling aman buat komodo muda.
Tapi, kalau ditanya lebih mau bisa naik pohon atau makan bangkai kambing yang digantung, komodo muda mau pilih opsi kedua. Atau paling tidak, komodo muda mau jadi lebih besar dari babi hutan, supaya tidak diganggu lagi saat sedang mengincar Burung Gosong Kaki Merah di hutan.
Karena cuma bisa menetap di atas pohon, komodo muda harus berpuas hati dengan makan burung atau tokek. Kadang-kadang kalau lagi sial dan tidak bisa ketemu satu pun burung, komodo muda terpaksa makan belalang sembah atau kumbang. Gara-gara cuma makan hewan kecil, komodo muda mau tak mau harus sering cari makan.
Sering cari makan berarti tidak bisa terus bergantung dengan burung dan tokek di pohon, sesekali harus turun dan coba mengintai hewan kecil lain. Ular misalnya. Berarti, komodo muda harus siap-siap kabur kalau jadi incaran komodo dewasa atau babi hutan besar.
Tidak ada hal yang komodo muda inginkan selain cepat-cepat jadi dewasa. Biar komodo muda bisa tahu rasa daging rusa, daging kambing, daging kerbau, atau bahkan rasa daging babi hutan dan rasa daging komodo.
Astaga, komodo muda mengerti kenapa komodo dewasa menjadi kanibal dan mengincar komodo lain yang masih kecil. Ternyata ini adalah dendam kesumat turun-temurun.
Pokoknya, komodo muda bertekad akan jadi dewasa dan mencoba semua daging itu. Kalau perlu jadi komodo dewasa dengan badan paling besar, supaya di tiap pesta kecil bisa makan terlebih dahulu.
Lidah komodo muda masih keluar masuk lewat celah mulut, sadar lama-lama aroma bangkai sedap tadi mulai hilang. Saat melihat ke bawah, pesta kecil tadi ternyata sudah selesai. Masing-masing komodo dewasa bubar dengan perut kenyang. Pasti pergi berjemur. Mereka bisa tidak makan satu atau dua minggu ke depan. Atau bahkan sebulan ke depan.
Komodo muda iri sekali.
Omong-omong soal makanan, komodo muda rasa dia pernah dengar kalau komodo bisa makan manusia. Oh, maksudnya anak manusia. Komodo muda jadi penasaran sebesar apa anak manusia. Apa sebesar rusa?
Jujur saja, komodo muda belum pernah bertemu dengan manusia secara langsung. Bahkan yang menggantung bangkai kambing juga, komodo muda belum pernah lihat. Habisnya, komodo muda sibuk mencari makan dan bersembunyi di pohon.
Katanya, kalau sudah dewasa dan bebas berkeliaran, mereka bisa bertemu langsung dengan manusia.
Pasti asyik. Manusia sepertinya baik karena mau repot-repot menggantung bangkai kambing. Makanya, komodo muda mau jadi dewasa juga supaya bisa bertemu dan menyapa manusia.
Kalau dipikir-dipikir, banyak sekali keuntungan yang bisa didapat jika jadi komodo dewasa. Bisa ikut pesta kecil memakan bangkai, bisa berburu mamalia dan makan berbagai jenis daging (termasuk daging babi hutan dan komodo), bisa kawin, dan bisa bertemu dengan lebih banyak manusia.
Kalau masih muda, sibuknya cuma cari makan dan naik pohon. Syukur-syukur bisa bertemu mangsa bagus di pohon yang tepat, kalau tidak, harus rela menahan lapar.
Terlalu lama berpikir, hampir saja komodo muda tidak sadar akan keberadaan seekor serangga besar di pohon. Seperti biasa, komodo muda menjulurkan lidahnya dan bergerak perlahan, memastikan serangga itu tidak merasa terancam.
Kemudian, saat dirasa sudah dekat, secepat kilat komodo muda menyambar serangga yang segera lumat di dalam mulutnya.
Komodo muda tidak butuh waktu lama untuk makan dan menelan. Ah, sepertinya ini jadi salah satu keuntungan jadi muda juga. Karena makanannya kecil, komodo muda tak perlu melakukan hal seperti mendorong makanan ke pohon hanya untuk membuat potongan bedar lolos masuk ke perut lewat kerongkongan. Itu cuma dilakukan oleh komodo dewasa tamak yang mau buru-buru menelan mangsa.
Ah, tapi kalau cuma itu, komodo muda masih lebih suka memilih jadi komodo dewasa saja.
Angin sejuk yang berembus, lama-lama membuat komodo muda mengantuk.
Sudah cukup berandai-andai dan perbandingan jadi komodo dewasa hari ini. Hal itu bisa dilanjutkan besok. Sekarang, komodo muda butuh tidur agar dapat energi untuk kabur saat dikejar babi hutan besar atau komodo dewasa.
Oh ya, mungkin besok komodo muda bisa mengincar Burung Gosong Kaki Merah di sekitar pantai. Mereka biasanya cukup banyak di sana.
Ya, maru lakukan itu besok.
Ah,coba saja komodo muda sudah jadi dewasa.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top