Anjing dan Tiga Ekor Kambing

Suatu hari, hiduplah seorang pengembala tua dengan tiga ekor kambing. Kambing pertama yang paling kurus, tapi kambing itulah yang paling cerdik dibanding kambing lainnya. Kambing yang kedua sangat gemuk. Kerjaannya sehari-hari cuman makan dan minum. Sedangkan kambing yang ketiga merupakan kambing terkecil di antara kambing lain, tubuhnya kecil mungil namun ia yang paling gesit sehingga sering membuat pengembala kesulitan memasukkannya ke dalam kandang.

Di pagi hari yang cerah, kala itu pengembala tidak seperti biasanya. Kalau biasanya ia setelah memberi makan kambing-kambing dengan tiga ember rumput langsung melanjutkan aktivitasnya dengan berkebun. Kali ini dia langsung pergi dengan sepeda motor bututnya entah kemana. Hal itu membuat ketiga ekor kambing itu heran."Kira-kira kemana perginya tuan kita?" tanya kambing ketiga. Si kambing kedua menjawab, "entahlah, mungkin tuan kita sedang mencari janda-janda dipinggiran kali desa ini".

"Hei! Kamu kalau ngomong jangan nyerocos yah! Memangnya tuan sehina itu sampai harus mengintip janda-janda desa yang sedang mandi, tuan juga punya harga diri!" sergah kambing pertama membela tuannya, "siapa tahu tuan pergi untuk membawakan kambing baru untuk kita". "Kau tahu, selama tujuh tahun aku hidup bersama pengembala tua ini, hanya ada tiga kambing baru yang dibawanya ke sini," tutur kambing kedua.

"Tiga?" tanya kambing ketiga, "ya tiga kalau saja dia tidak dijemput malaikat maut terlebih dahulu sebelum kalian berdua datang." terang kambing ketiga yang terus fokus menghabiskan makanan di depannya. Sedangkan si kambing pertama hanya diam menyimak seraya menatap langit biru.

"Kapan jodohku datang ya ...."

Sore harinya, pengembala tua pun datang dengan kandang portabel terikat di jok kendaraan bututnya. Wajahnya kali ini lebih cerah dibanding hari-hari sebelumnya. Ketiga ekor kambing itu menatap pengembala tua penuh rasa heran, "sepertinya dia dapat 'jackpot' hari ini," gumam kambing kedua yang langsung mendapat respon negatif dari kambing lainnya. "Apa?! Aku kan cuma bercanda, jangan dianggap serius gitu dong. Siapa tahu juga janda yang dia intip justru mau menikah dengannya, bukankah itu keuntungan bagi diri kita?", kambing pertama tertawa sinis, "keuntungan apanya wedhus sing wicaksana?" ejeknya. "Coba kamu pikirin, kalau tuan kita menikah dengan janda, dan ternyata jandanya tajir, itu bakal jadi efek kupu-kupu bagi diri kita. Makanan terjamin, kandang kita tidak lagi kumuh dan yang paling penting tuan bisa beli kambing betima untuk meneruskan keturunan kita. Sungguh nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan wahai wedhus gembel lan ora mikir!" jelas kambing kedua dengan lagak seperti orang pintar.

Pengembala tua pun menghampiri mereka bertiga seraya membawa kandang portabel itu. Sesampai di dekat mereka ia pun membuka kandang tersebut dan secepat halilintar ashiyaaap hewan yang berada di dalamnya keluar dan menampakkan diri. Hewan itu adalah seekor anjing kecil namun dengan tubuh agak berisi, matanya tajam menatap tiga ekor kambing di hadapannya seakan-akan mereka bertiga adalah mangsanya. Ketiga ekor kambing tadinya terheran-heran kini semakin heran dengan maksud dan tujuan si pengembala tua membawa anjing kecil dengan sikap tidak tahu adab sopan santun terhadap yang lebih tua dari dirinya. "Baiklah, perkenalkan namanya adalah Sira, anjing yang akan menggantikan aku dalam urusan mengeluarkan dan memasukkan kalian ke dalam kandang," ucap si pengembala lemah, "kuharap kalian bisa berteman baik dengan dia," sambungnya seraya menatap ketiga ekor kambingnya yang masih merasa asing dengan makhluk yang ada di depannya.

"Baiklah, Sira cepat masukkan ketiga ekor kambing ini ke dalam kandang," perintah pengembala tua kepada anjing tersebut, anjing itu seketika menyalak kepada tiga ekor kambing di depannya, sampai-sampai kambing ketiga tersentak kaget karenanya. Ia mengejar ketiga ekor kambing tersebut sekaligus mengarahkan mereka semua agar menuju ke arah kandang dan bimsalabim, dalam waktu singkat anjing tersebut berhasil menyelesaikan tugasnya. Melihat hasil dari pekerjaan anjing tersebut si pengembala tua pun memberikannya imbalan berupa snack atas keberhasilannya.

Sedangkan tiga ekor kambing terus bertukar ghibah dan dosa di dalam kandang, membicarakan hewan yang dibawa oleh si pengembala tua tersebut. "Hewan apa-apaan itu, berani sekali dia membentak kambingnya kambing, ahlinya ahli dan intinya inti dari seluruh kambing di alam semesta ini," cetus kambing kedua, "seingatku tuan sudah meberitahu kita nama hewan itu," sahut kambing pertama, "namanya kalau tidak salah adalah a—".

"Ayam!? bebek? kucing? gajah? cebong? kampret? lumba-lumba?" sela kambing pertama. Kambing ketiga tertawa, "Anjing, namanya adalah anjing," katanya, "panggilan sayangnya adalah Sira," tambahnya. "Benarkah itu?! dia punya panggilan sayang!!! Yang benar saja, kita yang menemani si pengembala tua itu bertahun-tahun saja belum pernah mendapat panggilan sayang!" serunya, "jangan-jangan dia datang untuk menggantikan kita, dia pasti saat ini tengah berdiskusi, ah tidak dia pasti sedang mempengaruhi otak pengembala tua agar dia menjual kita. Ini konspirasi global kalangan elit dunia, mereka para anjing tengah berupaya menghapuskan keberadaan kambing dari muka bumi ini. Terlihat dari lagu yang viral beberapa bulan lalu, bukannya makan daging kambing yang sehat lagi berasam urat tinggi, mereka manusia-manusia yang tidak berperikehewanan justru memakan daging anjing yang tidak berkhasiat bagi nusa dan bangsa. Oh ya tuhan, kita harus menghentikan ini segera!" tegas kambing kedua.

"Ya Tuhan, semoga kambing stress di sebelahku ini disembelih dalam waktu dekat, aku nggak tahan dengan sifat paranoidnya," teriaknya, "aku nggak tahan Ya Tuhan, kumohon—", kambing ketiga menyela, "lumpuhkan ingatan, hapuskan tentang dia. Hapuskan memoriku tentangnya~"

"Kambing kecil, jangan menyela seseorang yang tengah khusyuk berdoa yah," kata kambing pertama yang langsung disahut kambing kedua, "doa apaan, itu mah isinya cuma hinaan-hinaan kepada temanmu sendiri!" pungkasnya. Kambing pertama mengerut keningnya, "itu karena kau terlalu banyak menonton film-film di televisi lewat kaca jendela rumah pengembala tua, sampai akhirnya berkhayal yang tidak-tidak," serunya. "Aku masih batas wajar, kambing yang pernah kukenal dahulu pernah kecanduan nonton Mahabarata sampai-sampai ia rela membuat lubang hanya untuk menonton serial favoritnya tersebut," ejek kambing kedua diikuti tawa kecil, "kau mengejekku yah kambing gendut!" geram kambing pertama, "seharusnya aku dan kambing kecil tidak perlu menarik perhatian pengembala tua untuk membeliku kalau ternyata dia mempunyai kambing gendut paling cerewet sedunia," tambahnya. "Jangan panggil aku kambing kecil, panggil aku Shiva!" sergah kambing ketiga. Dan pada malam itu akhirnya mereka semua melupakan masalah anjing baru tersebut dan terus bertengkar sampai kelelahan.

Keesokan harinya, seperti biasa ketiga kambing itu sudah siapa berbaris di depan pintu kandang menunggu pengembala tua membukakan pintu dan memberi mereka masing-masing seember rumput segar yang biasa dicarinya selepas sholat subuh berjamaah. Namun, seperti dugaan mereka pada rapat malam tadi (yang berakhir dengan baku hantam). Di samping pengembala tua juga ada anjing kecil yang meneriaki mereka. Sedetik kemudian anjing segera menyalak kepada mereka bertiga. Memerintahkan mereka agara segera keliar dari kandang. Ketiga kambing itu dengan sigap langsung keluar dari kandangnya.

Melihat si anjing kembali berhasil dengan tugasnya, si pengembala tua pun memberi sepotong tulang yang langsung disambar oleh anjing tersebut. Melihat hal itu kambing kedua pun bergumam, "yang benar saja, bertahun-tahun aku menemaninya dalam kesendirian. Dia tidak pernah memberi tulang seperti itu. Harusnya aku yang mendapat tulang itu."

Kambing pertama tertawa pelan, "tapikan itu memang makanannya," sahutnya, namun hal itu tidak dihiraukan kambing kedua yang sudah dipenuhi rasa iri hati dan dengki. "Aku harus melakukan serangan balasan sebelum dia berhasil mengalahkan dan menyingkirkanku dari sini. Akan kubuat dia bertekuk lutut di hadapanku," katanya dingin, "kalian berdua bantu aku membuat jebakan untuk anjing sialan ini!" perintahnya kepada teman-temannya. Anjing pertama mencoba meluruskan niat jahat kambing kedua namun sia-sia, kambing kedua sudah terlanjur dengki terhadap anjing kecil tersebut.

Sore harinya, tanpa perlu komando dari pengembala tua anjing kecil itu pun langsung melaksanakan tugasnya yaitu memasukkan kambing-kambing ke dalam kandangnya. Ia pun menyalak kepada ketiga anjing tersebut namun tidak ada respon. Anjing tersebut pun mencoba menaikkan intonasinya namun hasilnya tetap sama. Yang ada malah kambing ketiga atau yang paling mungil yang berlari mencoba kabur dengam berlari ke arah semak-semak. Anjing itu mencoba menangkap kambing mungil tersebut namun gagal karena kambing mungil sangat gesit. Saat anjing kecil tengah fokus mengejar kambing mungil tersebut terdengar suara aneh yang mengalihkan konsentrasinya dan tidak lama BRAK! Anjing kecil itu terjatuh ke dalam lubang jebakan yang sudah disiapkan oleh kambing kedua.

Anjing kecil itu meraung kesakitan, terdengar samar dari dalam lubang tawa jahat kambing kedua, "hahahaha rasakan itu anjing kecil sialan, itulah ganjaran dari segala perbuatanmu!" teriaknya lantang. Anjing kecil itu heran dan bingung, padahal dia baru satu hari di sini dan ia merasa tidak melakukan kesalahan apapun, "apa salah saya wahai kambing gemuk?" tanya anjing kecil tersebut. Kambing kedua pun murka, "Kau tidak tahu kesalahanmu!? Oi oi, tak patut - tak patut. Kau telah mengambil kasih sayang tuan dariku, kau telah mengambil makanan yang seharusnya menjadi milikku!"

Anjing kecilpun semakin bingung dengan pernyataan kambing gemuk, "akukan hanya melaksanakan tugasku, lagipula aku rasa aku tidak pernah mengambil makananmu wahai kambing gemuk." jawab anjing kecil.

"Tulang itu! Tulang itu seharusnya menjadi milikku! Aku sudah menemani pengembala tua itu lebih lama darimu, jadi sudah seharusnya tulang itu menjadi milikku!" seru kambing kedua nyaring. "Kalau engkau mau, kau boleh mengambil tulang itu wahai kambing gemuk," kata anjing kecil itu, seketika mata kambing kedua pun bersinar, "benarkah itu anjing kecil?" tanyanya seakan tak percaya.

"Sungguh, kau boleh memakan tulang itu semaumu. Dengan syarat kau harus mengeluarkan aku dari sini."

Kambing kedua pun memanggil kambing pertama dan ketiga, ia memerintahkan untuk mengambil tangga dan tulang yang sepertinya disediakan oleh pengembala untuk anjing itu malam ini. Tidak perlu waktu lama bagi mereka berdua untuk mengambil kedua henda tersebut.

"Cepat berikan tulang kepadaku!" perintah kambing kedua. Kambing ketiga menyerahkan tulang itu dan lekas membantu kambing pertama mendirikan tangga untuk anjung kecil. Dilain pihak kambing kedua yang telah dikuasai nafsu tanpa pikir panjang langsung menggigit kuat tulang itu dan KRAKKKKK-KRAAAKKKK.

"ADDDDDUUUUHHH!!! GIGIKUUUUUUU!" jeritnya, "GIGIKU AHH GIGIKU PATAH!"

"Semua yang ada di sana tertawa terbahak-bahak melihat kambing kedua merintih kesakitan. "Itulah akibatnya kalau orang dengki. Orang dapat kebahagiaan sedikit saja sudah iri, " ujar kambing pertama kepada kambing kedua yang masih merintih kesakitan. "Kalian jahat, aku tengah kesakitan kalian tertawakan." lirih kambing kedua.

"Kami tidak jahat, itu karena kesalahmu sendiri. Nah kami harap dari sini kamu belajar bahwa segala rezeki sudah diatur oleh Tuhan. Kita tidak perlu lagi iri dan dengki terhadap orang yang mendapat rezeki lebih banyak dari diri kita. Mungkin saja kalau kita yang mendapat rezeki lebih tersebut malah membuat kita lupa bersyukur kepada Tuhan." tutur kambing pertama menasihati kambing kedua. "Betul-betul-betul, iyakan Shiva?" sahut anjing kecil sembari menengok ke arah kambing mungil, "betul!!!" jawab kambing mungil

Setelahnya merekapun saling bermaafan-maafan dan hidup tentram dan damai bersama pengembala tua hingga akhir hayatnya

Amanat :

1) Jangan mudah dengki terhadap orang lain hanya karena mereka mendapatkan kesenangan sedangkan kamu tidak. Ingat bahwa Tuhan menulis skenario kehidupan terbaik bagi diri kita. Jangan lupa untuk terus beribadah, beramal baik dan saleh dan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh-Nya

2) "...boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan bolehjadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui,sedang kamu tidak mengetahui." (Q.S Al-Baqarah : 216)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top