Part 8

Marah mungkin alasan mengapa Dave mengatakan semua itu. Tapi ia akan melakukannya, Dave akan melakukan apapun untuk membuat Clara berada disisinya. Dan ia hampir saja melakukannya, selain karena pertunangan sialan yang dilakukan beberapa hari yang lalu. Sialan...

Dave masuk kedalam rumah dengan perasaan kesal, ia mengabaikan kehadiran kedua orangtuanya yang masih berada diruang tamu. "Dave, kamu tidak mau menyapaku?"

"..Aku sedang tidak ingin bercakap-cakap sekarang, ma.."

"Sekarang apa lagi yang menjadi permasalahanmu? Claire?" Tanya Nicole sambil berdiri dari sofa panjang dan mendekati putranya yang kini menyentak dasi blue baby-nya dengan kasar. Raut wajah Dave tidak pernah seburuk ini, dan ini adalah kali pertamanya ia melihat wajah seburuk ini. "..Biar mama tebak. Clara?"

"..Kenapa mama selalu tahu apa yang aku pikirkan?"

"Karena mama adalah mama kamu, Dave. Jadi sekarang katakan padaku, apa yang begitu menganggu pikiran kamu?" Nicole menggenggam erat tangan Dave dan mengelusnya lembut. Ketika Dave tidak mengucapkan apapun, Nicole mengangkat sebelah alisnya dan bertanya, "Kamu tidak mau menjawab?"

"Aku tidak menjawab bukan karena tidak mau. Tapi karena aku tidak tahu apa yang harus aku jawab. Ini semua terlalu tiba-tiba dan aku sendiri tidak mengerti apa yang sedang terjadi, Ma.."jelas Dave dan dengan perlahan menarik tangannya dari genggaman Nicole, lalu mengacak rambutnya dengan kesal. "I love her! For God Sake, aku tidak mengerti apa yang sedang dimainkannya!"

Nicole mendelik kearah Bryan Longstone yang tengah mendekati mereka, "kamu seharusnya tahu bagaimana cara menenangkan putramu yang pemarah, Bry. Coba jelaskan padanya dan berikan masukanmu sebagai sesama pria" saat Bryan merangkul pundak anaknya, Nicole tersenyum kecut,"Aku akan menghabiskan waktu untuk sementara di pantry. Panggil aku kalau ada apa-apa"

"kami tidak akan membutuhkanmu untuk sementara, Honey. Nikmati saja kegiataanmu di pantry" Bryan tergelak saat mengatakan hal itu dan mendapat hadiah pukulan keras dari istrinya dipunggungnya yang bidang.

Bryan menatap Dave yang terlihat begitu lelah dan mengajaknya ke meja Bar, "Whiski?"

"Aku butuh yang lebih tajam, Dad.." jawab Dave sambil meletakkan kepalanya di meja Bar. Sedangkan Bryan beraksi sebagai bartender dengan mencampur beberapa cairan whiski dengan cairan lainnya. Dave tidak terlalu memperhatikan minuman yang sedang dibuat oleh ayahnya karena ia tidak perduli. Kepalanya sudah cukup sakit dengan perubahan mendadak dari kekasihnya yang keras kepala itu. Apa yang sedang kamu mainkan, Cla?

"Two shot Tequilla, ini lebih tajam dibandingkan whiski terbaik dari Switzerland yang aku dapatkan kemarin" ayahnya meletakkan dua buah jeruk nipis dan dua shot tequila dihadapan Dave.

Tanpa pikir panjang Dave langsung meneguk dua shot itu tanpa jeda, dan Bryan hanya mengangkat kedua alisnya dan ber-oh ria saat Dave melakukan hal itu. "Sebenarnya pria sejati tidak pernah mabuk, kecuali satu hal, anakku"

"Dan aku harus tahu tentang apa itu?"

Bryan mengabaikan ucapan sarkastik anaknya dan melanjutkan, "Pria sejati tidak pernah mabuk. Saraf pria menjadi tumpul dan bodoh jika menyangkut sesuatu" ia menatap anaknya yang kini menatapnya dengan sorot datar, "..Itu adalah wanita. Dan kalau kamu mabuk hanya karena dua shot tequila murahan ini, Dave. Kamu memang sedang mabuk karena seorang wanita.."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top