Tradisi Chuseok

Bagi penggemar drama Korea serta Kpopers pasti tidak akan asing lagi dengan istilah Chuseok. Merupakan hari libur nasional Korea Selatan. Selebriti serta Idol Korea sering mengunggah keseruan mereka dalam merayakan Chuseok di akun sosial medianya.

Lalu, apakah Chuseok itu?

Chuseok merupakan sebuah festival budaya terbesar di Korea Selatan. Tahun ini Chuseok jatuh pada tanggal 1 Oktober. Dan pemerintah Korea Selatan menetapkan hari libur nasional selama 3 hari untuk memperingatinya. Dimulai dari tanggal 30 September sampai dengan 2 Oktober.

Chuseok juga disebut sebagai festival panen besar. Biasanya dirayakan besar-besaran. Dan diperingati sebagai hari libur nasional selama 3 hari berturut-turut. Jatuh pada hari ke-15 bulan 8 kalender lunar. Karena pada waktu itu tamanan yang ditanam petani siap untuk dipanen. Seperti sayuran, biji-bijian, serta buah-buahan.

Tradisi pulang kampung bukan hanya ada di Indonesia. Di Korea pun ada yaitu saat hari Chuseok. Masyarakat Korea Selatan merayakan Chuseok dengan cara pulang kampung. Untuk bisa berkumpul dengan sanak saudara.

Bisa disebut hampir sama dengan thankgiving-nya orang barat. Orang Korea bisa pulang kampung atau liburan saat Chuseok datang.

Inti dari perayaan ini adalah untuk ungkapan syukur kepada leluhur dan Tuhan atas limpahan rezeki.

Biasanya masyarakat Korea akan memakai pakai tradisional, hanbok. Memasak makanan yang enak dan lezat, serta mengadakan penghormatan pada leluhur.

Perayaan makan besar yang berupa ungkapan rasa syukur atas keberhasilan panen. Inilah alasannya kenapa Chuseok disebut sebagai hari festival panen.

Ada tradisi yang biasa dilakukan saat Chuseok. Dimulai dengan tradisi membersihkan makam leluhur ini disebut dengan Bulco. Masyarakat Korea Selatan biasanya pergi ke makam leluhur lalu membersihkan makan tersebut dari ilalang, gulma, atau rerumputan liar yang tumbuh di sana.

Ada anggapan jika makam yang masih dipenuhi ilalang saat Chuseok itu menandakan jika keluarga atau anak mendiang itu tidak pantas, tidak berbakti, bisa pula dianggap sudah membuat malu keluarga.

Merupakan tugas keluarga untuk membersihkan makam ketika musim panas. Makam harus bersih dari ilalang dan semacamnya. Dan ini merupakan tugas penting. Korea sendiri menganut kepercayaan menjaga nama baik keluarga.

Setelah membersihkan makam, anggota keluarga pun harus melakukan penghormatan terhadap leluhur. Tradisi ini disebut dengan nama Sungmyo. Memberikan penghormatan kepada leluhur dengan cara membungkukkan badan secara langsung di depan makam leluhur.

Kemudian, memberikan persembahan berupa buah-buahan, minuman yang mengandung alkohol, daging, serta shikhey yang merupakan minuman tradisional.

Setelah itu anggota keluarga akan menyediakan semacam meja persembahan bagi leluhur. Dan ini merupakan suatu keharusan. Meja persembahan tersebut harus disiapkan dengan teliti serta ditata rapi sesuai dengan tradisi. Dan kegiatan ini disebut dengan Charye.

Charye sendiri hanya dilakukan dua kali setahun. Saat seollal (tahun baru imlek) dan chuseok.

Untuk persembahannya sendiri berupa beras yang baru dipanen, alkohol, serta songpyeon. Songpyeon yaitu kue beras yang dibentuk berupa bulan sabit diisi dengan kacang merah, buncis, dan makanan bergizi lainnya. Membuat Songpyeon memang sudah menjadi tradisi di Korea. Dan itu biasanya dilakukan bersama-sama. Bahkan ada kisah lucu kuno yang menceritakan tentang Songpyeong ini. Jika seseorang membuat Songpyeong dengan bentuk yang indah, maka kelak dia akan memliki anak yang cantik.

Adapun makanan lainnya yang biasanya ada itu jeon atau pancake Korea. Cara membuatnya yaitu mencampurkan irisan daging, ikan, sayuran yang dicampurkan ke dalam tepung dan telur. Sehingga menjadi adonan yang kemudian digoreng. Makanan ini dianggap cocok menjadi teman minuman beralkohol tradisional Korea.

Benda-benda tersebut memang sengaja disiapkan untuk leluhur.

Jika itu semua itu sudah dilaksanakan, maka giliran semua anggota keluarga untuk duduk bersama mengelilingi meja makan. Menikmati makanan enak dan lezat yang sudah disiapkan.

Ada banyak hiburan yang diadakan ketika Chuseok. Dibuat begitu meriah. Biasanya juga akan diadakan hiburan berupa permainan tradisional. Seperti Salmunoni yang berupa perkusi tradisional, Talchum atau tari topeng, Ganggangsullae atau tarian melingkar Korea, serta Ssireum yang berupa gulat tradisional Korea.

Ganggangsullae merupakan tarian yang dibawakan oleh para perempuan. Mereka menggunakan pakaian tradisional disebut hanbok. Menari sambil menyanyi saling berpegangan tangan.

Menurut cerita jika tarian ini berasal dari zaman Dinasti Joseon (1392-1910), saat itu para wanita didandani dengan pakaian laki-laki oleh tentara kerajaan. Mereka diharuskan mengelilingi pegunungan.

Ini merupakan sebuah taktik perang untuk mengelabui musuh. Dengan cara membuat musuh mengira jika tentara Joseon berjumlah lebih banyak daripada mereka. Dan taktik ini ternyata berhasil. Tentara Joseon menuai banyak kemenangan dalam peperangan.

Pada hari Chuseok aka nada banyak tempat hiburan serta tempat wisata yang ditutup. Namun, masih ada beberapa juga yang dibuka untuk wisatawan seperti: Namsan Tower yang terkenal ini. Lotte World serta Everland pun masih bisa dikunjungi.

Nah, tertarik untuk melihat sendiri kemeriahan festival Chuseok? Jika, berkunjung ke Korea saat hari raya ini berlangsung, jangan sampai ketinggalan untuk menyaksikan keseruan serta kemeriahannya. 


Sumber:

Gambar pinterest

https://travel.okezone.com/amp/2020/09/30/406/2286342/mengenal-chuseok-tradisi-mudik-rayakan-panen-besar-di-korea-selatan?page=2

https://uzone.id/-draft-5-fakta-unik-chuseok-salah-satu-hari-raya-besar-di-korea-selatan

https://travel.okezone.com/read/2020/09/30/406/2286342/mengenal-chuseok-tradisi-mudik-rayakan-panen-besar-di-korea-selatan

https://m.diadona.id/travel/mengenal-festival-chuseok-lebarannya-orang-orang-korea-selatan-200930o.

htmlhttp://m.dreamers.id/berita/article/91755/tradisi-menarik-chuseok-hari-lebarannya-orang-korea-di-tengah-pandemi

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top