Bab 9
Rissa menangis sampai tertidur. Tak di sangka hanya karena melihat berita kencan Abi dengan Kalina di internet membuat hatinya sedih dan ingin mati. Pria itu yang memujanya kini menggandeng tangan Kalina. Pria yang suka bercinta dengannya mungkin juga bercinta dengan saudarinya. Memikirkan hal itu Rissa jadi malas mandi padahal jam kerjanya dimulai pukul delapan pagi.
Dengan berat hati ia menyeret kaki. Hari ini ia akan melakukan ekvakasi pada candi di sekitar pinggir kali Brantas. Di Candi yang belum dinamai itu ditemukan archa Ganesha dan patung Nandi.
Mengekvakasi candi tentunya harus berhati-hati sebab batunya rentan mengalami kerusakan. Ukiran pada batu harus dijaga sebab relief menceritakannya hal yang terjadi pada masa candi dibuat. Relief adalah bagian penting untuk mengungkapkan sejarah peradaban karena berisi gambar yang dapat diterjemahkan.
Rissa membawa buku catatan kecil, cangkul mini, alat pencukil, meteran dan juga kuas cat. Bagi orang awam pekerjaan ini menghabiskan waktu dan juga tidak berguna padahal ketika para arkeolog menemukan pahatan walau sedikit dan bisa dibaca maka itu akan mengubah segalanya.
Sebuah ilmu pengetahuan untuk mengetahui peradaban pada masa kejayaan Majapahit. Sebuah kerajaan yang pernah makmur pada jamannya.
Memang masa lalu tidak banyak diubah ketika masa depan sudah menjelang seperti halnya ia yang tidak bisa memundurkan waktu. Kalau disuruh kembali ke masa lalu. Rissa akan lari juga ketika dipaksa menggantikan Kalina supaya tak bertemu dengan Abi. Ia tak akan mau menikah dengan Mac. Rissa lebih memilih kabur ke belahan dunia lain menjadi arkeolog amatiran dengan gaji pas-pasan.
"Ekvakasi bangunan ini akan sangat sulit. Separuh bangunan masuk ke tanah. Candi menghadap tenggara. Ada patung Dewi Durga mini yang terbuat dari Perak dengan sepuluh tangannya. Patung itu kini sudah di amankan di balai. Kemarin kami juga menemukan perhiasan seperti cincin, giwang, gelang yang terbuat dari emas," ujar Yudhistira menjelaskan.
"Sangat mengesankan. Candi ini bisa dibilang utuh berikut artefaknya."
"Masih banyak candi seperti ini tapi sebagian tidak di teliti atau dipugar."
"Kenapa? Apa terkendala masalah dana?"
"Tidak juga. Sebagian bangunannya sudah hancur tinggal puing-puing yang sulit disusun lagi. Sebagian berada di tempat yang tidak memungkinkan untuk digali misal di tengah pemukiman penduduk."
Rissa menganggukkan kepala menyetujui apa yang Yudhistira paparkan. Banyak peninggalan tapi semuanya sudah berbaur dengan masyarakat awam. Yang bisa diselamatkan ya diselamatkan kalau tidak dibiarkan.
"Bagaimana soal gerbang ibu kota Majapahit?"
"Gerbang itu hancur juga. Bahkan hampir rata dengan tanah. Kerajaan Majapahit di saat keruntuhannya banyak sekali terjadi perang saudara untuk memperebutkan tahta hingga bangunannya tinggal puing tapi ku dengar pintu gerbang utamanya pagarnya masih layak lihat tapi tempatnya tidak memungkinkan untuk digali."
"Tempatnya juga jadi rumah penduduk?"
"Bukan. Tempatnya ada di dekat perkebunan jati milik sebuah perusahaan besar. Kami tidak memiliki ijin menggali karena pohon jati itu terlalu muda untuk di panen padahal kami meminta ijin untuk sedikit lahan bukan seluruhnya."
Rissa paham. Banyak hal yang menjadi kendali baik karena hal internal maupun eksternal. Tidak mudah memulihkan cagar budaya dengan keadaan Ekonomi yang tidak menentu. Rissa tahu digaji di sini gajinya pun bisa dibilang sedikit dibanding uang bulanan yang papinya beri.
"Bagaimana keadaanmu. Betah kerja di sini?"
"Aku berusaha menyesuaikan diri.".
"Hari ini terik. Jangan lupa pakai topi dan sun screen. Sayang kalau kulitnya terbakar sinar matahari. Tak ku sangka kamu mau bekerja jauh dari rumah dan dengan fasilitas seadanya. Kamu bisa tidur nyenyak di kamar yang balai sediakan?"
Carissa mengangguk. Ia memang dilahirkan dari keluarga berada namun bukan berarti ia tidak bisa hidup susah. Yudhistira terlalu berlebihan mengkhawatirkannya.
"Bagaimana kabar saudara kembarmu? Apa dia tahu kamu memutuskan untuk bekerja sesuai dengan apa yang kamu inginkan?"
"Dia baik. Mungkin dia akan menikah," jawabnya sedih karena Rissa tahu yang menjadi suami Lina adalah Abimanyu. Pia yang sekarang telah menawan hatinya.
"Kalina menikah? Sulit dipercaya."
"Menceritakan tentang Kalina tentu tidak ada ujungnya. Aku mau melanjutkan pekejaanku."
Carissa menghindar penmbahasan tentang saudari kembarnya sebab ketika Abi dan Kalina tersorot berkencan romantic sudah pasti kenangan mereka di italia hanya dirasakan Rissa sepihak. Ketka mereka bertemu lagi mungkin Abi sudah jadi saudara iparnya dan pada saat itu tiba Rissa sebaiknya melapangkan dada.
☘️☘️☘️☘️
Abi adalah pribadi yang sangat serius jika menyangkut pekerjaan. Ia berdedikasi penuh pada perusahaan yang Kakeknya miliki. Ia berusaha melupakan masa lalu, menjadi terbaik agar sang kakek tidak menyesal telah menyerahkan tampuk kepemimpinan perusahaan padanya. KIni Abi yang biasanya fokus pada layar laptop kini malah mengigit bolpoin. Di sela pekerjaannya ia masih memikirkan sosok Kalina kemarin. Abi meraba dada, tidak ada debaran, tidak ada ledakan emosi yang merambat jadi kupu-kupu di perut. Apa bisa mencintai seorang perempuan hanya sesaat?
"Berapa singkat kamu menyukaii perempuan atau berpacaran dengannya?"
Samuel yang ditanya melongo sesaat. Makin lama bosnya semakin aneh suka menanyakan hal di luar logika dan sulit dijawab.
"Sebulan."
"Kenapa singkat sekali? Apa kamu mulai bosan?"
"Bukan. Saya yang diputuskan karena dulu saya belum semapan sekarang."
"Kamu mencintainya?"
"Tidak. Hubungan kami terlalu singkat untuk diingat. Bagaimana cinta bisa di sangkut pautkan di sana?"
"Merasakan cinta pada seorang wanita yang menggebu-gebu lalu tiba-tiba saja padam. Bisa dimasukkan logika?"
"Kenapa bisa berubah pasti memiliki alasan."
Abi berpikir apa yang membuat perasaannya jadi meragu. Penampilan Kalina yang berbeda tapi jika menyukai bukannya menerima apa adanya atau ada sikap Kalina yang kelewatan tapi bukannya sikap perempuan itu wajar jika menjadi selebritis papan atas. Yang diminta Kalina bukan hal yang asing. Abi diminta menyesuaikan diri tapi kenapa hatinya menjadi tak karuan. Ia nyaman dengn Kalina yang simpel dan selayaknya manusia tapi Kalina juga benar jika menyangkut popularitas banyak hal yang mesti dirubah dan dikorbankan.
"Aku tidak punya alasan yang tepat walau sebenarnya banyak alasan yang bisa diungkapkan."
"Anda menyukai Nona Kalina?" Tanya Samual dengan memicingkan mata.
"Iya tapi semakin ke sini perasaanku semakin pudar."
Sudah seharusnya karena Samuel pernah mendengar sulit menyukai Kalina dengan sifat serba tingginya tapi keadaan sang bos lain. Ia harus mau tak mau menyukai wanita itu. Ketika ia ingin mengemukakan nasehat ponsel Samuel berbunyi. Tuan Darsa menghubungi. Pria itu meminta dicarikan waktu untuk makan siang bersama cucunya. Samuel menduga jika sang bos akan merasakan tekanan lagi entah hubungannya dengan masalah pribadi atau masalah kantor.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top