Bab 7

Carissa pernah berbunga-bunga ketika jaman SMA saat mengalami cinta monyet atau rasa terkagum-kagum ketika melihat pria yang menarik di bangku kuliah Lalu semuanya terpatahkan oleh Kalina.

Para pria yang Rissa kira membalas cintanya ternyata hanya memandangnya sebagai Kalina. Cuma Mac yang tidak begitu sebab lelaki itu penyuka sesama batangan.

Sekarang ada Abi yang membuat perasaannya jadi tak karuan apalagi setelah mereka berlibur ke Italia dilanjutkan pendekatan seminggu di rumah. Hati Rissa yang ia kira membatu kini ditumbuhi bunga-bunga mini. Abi menyukainya, memujanya itulah yang pria itu ucap ketika bercinta tapi  itu untuknya atau untuk Kalina?

Rissa diserang bimbang. Abi kini sering mengiriminya bunga dan hadiah kecil yang indah. Ditambah lagi dengan bujukan si Petra yang mengatakan jika yang Abi inginkan adalah Kalina versi Carissa. Jika pria itu mengenal Kalina dalam wujud aslinya, Abi akan langsung lari. Soal tukar peran, Abi akan paham.

Orang yang jatuh cinta selalu melupakan kesalahan orang yang dicintainya, sebesar apa pun. Seperti Petra memaafkan Kesalahan Kalingga yang berulang kali menyakitinya.
Bel pintu rumah yang berbunyi, menyentak pikiran Carissa. Petra benar. Sampai kapan ia mengalah terus demi Kalina? Rissa berhak untuk memiliki Abi demi dirinya sendiri. Toh bukan salahnya jadi egois. Kalina yang kabur.

“Iya?” Rissa dengan ceria membuka pintu karena tahu yang datang adalah kurir pengantar bunga.

“Hai, saudariku?”

“Lina?”

Kalina langsung membuka kaca mata hitamnya dan tersenyum penuh arti. Dia memeluk saudari kembarnya dengan  erat.

“Aku sangat merindukanmu. Aku merasa bersalah karena kamu  menggantikanku. Aku minta maaf sekaligus berterima kasih karena sudah merepotkanmu.”

“Kenapa kamu kembali?”
Kalina menunjukkan ekspresi bingung. Dari raut mukanya, Kalina jelas terkejut. Rissa sepertinya marah padanya.

“Ini benarnya rumahnya Mbak Kalina?”

Seorang kurir datang membawa sebuket bunga mawar merah muda dan boneka beruang coklat sebesar balita menyela pertemuan mereka. Si kurir melihat wajah Kalina dan Carissa bergantian karena bingung. Kedua perempuan di hadapannya nampak sama.

“Benar. Ini barang untuk saya.”  Kalina yang mengambil bunga serta hadiah yang harusnya Rissa terima. “ Terima kasih.”

Karena masih syok, Rissa tidak bisa berbuat banyak. Ia biarkan Kalina masuk rumahnya tanpa dipersilahkan dan merampas barang yang Abi kirimkan.

“Abi sangat romantis.  Mengirim bunga dan boneka. Kamu melakukan pekerjaanmu dengan baik.”

“Ke mana kamu pergi selama ini?”

“Apa itu penting. Toh aku sudah kembali.”

“Kamu sudah menghubungi Papi, mami atau Kak Lingga?”

Kalina langsung merotasi bola matanya karena malas. “ Sudah. Aku  mengirimi mereka pesan tapi ku prioritaskan untuk menemuimu. Aku menjaga kesetiaan kita sebagai saudara kembar.”

“Yang ku tangkap. Kamu ingin mengambil milikmu kembali,” balas Rissa sengit. Kenapa di saat ia merasa dapat memiliki Abi. Kenapa Kalina harus Pulang.

“Yah kamu benar. Aku akan mengambil ponselku. Kata Sisil benda itu ada di sini.”

“Aku sudah menggantikanmu dalam waktu yang cukup lama. Aku bahkan  bepergian sampai ke luar negeri, bertunangan dengan pria yang tidak ku kenal lalu mengerjakan semua perkerjaanmu, lantas Kamu muncul seenaknya. Apa kali ini kamu menemukan Geka? Apa Geka hidup di suatu tempat. Dia bangkit dari kuburnya?”

Badan Kalina mulai mengigil jika nama Geka disebut dengan suara yang lantang. Ia memeluk tubuhnya sendiri. “Jangan sebut nama Geka sembarangan. Dia ada di hatiku. Hanya aku yang berhak menyebutnya.”

Rissa melangkah dengan cepat, memegang bahu Kalina lalu menatap matanya secara tegas. Ia kehilangan kendali karena   lagi-lagi Kalina merebut segalanya. “Kenapa? Aku mau menyebut nama Geka sampai ratusan bahkan ribuan kali. Apa Geka akan datang menemuimu?!”

“Dia hanya mencintaiku! Kamu merebutnya!”

“Geka pria brengsek. Dia mencintai semua perempuan cantik. Wajah kita persis sama. Dia tertarik padamu sekaligus padaku. Akuilah itu. Kamu menghidupkan kenangan tentang Geka seolah ia adalah cinta pertama sekaligus cinta sejatimu. Seolah dirimu adalah wanita paling setia dan paling menderita karena ditinggal kekasihnya yang meninggal padahal Geka kecelakaan saat mengendarai mobil bersama wanita lain. Kalina sang super model belum bisa move on tapi sebenarnya  menipu dirinya sendiri. Kamu hannyalah wanita yang menyedihkan. Mengarang kenangan romantis tentang Geka padahal pria itu tukang selingkuh. Kamu harus sadar Kalina. Bangun untuk melihat kenyataan!”

“Tutup mulutmu! Kamu pembohong! Kamu hanya iri karena tidak bisa menjadi aku. Aku yang selalu yang utama, yang harus selalu diutamakan! Kamu hanya iri karena harus menikah pria homo menyedihkan yang memilih mati gantung diri dari pada hidup bersamamu!”

“Kalina!”

Tangan Carissa  melayang hendak menampar tapi Kalina sudah jatuh  ambruk dan menangis di lantai. Ia meraung lalu menutup wajahnya dengan telapak tangan. Saat itu terjadi. Ibu Prastiwi, ibu mereka datang dan langsung menenangkan Kalina.

“Apa yang terjadi? Apa yang kamu lakukan Rissa?”

“Carissa menamparku Mi. Dia menyalahkanku yang pergi tanpa pamit. Dia lelah menggantikanku padahal aku Cuma butuh waktu untuk berlibur .”

Inilah sosok Kalina yang kerap bersandiwara. Manipulatif, si pengontrol keadaan dan serasa harus dilindungi. Korban dari keganasan serigala padahal Kalina adalah sosok penyihir jahat.

“Kamu keterlaluan Rissa. Seharusnya kamu tidak melampiaskan kemarahanmu pada Kalina. Dia memang bersalah tapi dia datang khusus untuk minta maaf secara pribadi. Dia memilih menemuimu terlebih dulu, daripada menemui kami. Lina menghilang karena butuh waktu untuk menghilangkan penat, untuk berlibur.”

“Mami yakin dia berlibur? Mami yakin ini terakhir kali dia menghilang dan meninggalkan pekerjaannya. Ajari Kalina bertanggung jawab Mi. Dia bisa ambil cuti, minta ijin dengan baik-baik. Toh Sisil akan mengosongkan jadwalnya. Wajar kan aku marah setelah apa yang dia perbuat?”

“Buat apa kamu marah toh dirimu tidak dirugikan. Pertunangan Kalina dengan Abi selamat asal kita tutup mulut.”

Semudah itu? Padahal hati Rissa dipertaruhkan dalam masalah ini. Rissa hampir menjambak rambut dan meneriakkan protes tapi tidak kuasa ketika seseorang mengelus lembut bahunya.

“Ayo kita bicara di luar.”

Si sulung Kalingga selalu datang sebagai penengah. Si pereda konflik keluarga sekaligus kakak bijak yang bisa adil memperlakukan Lina dan Rissa tapi kadang Lingga juga bersikap raja tega pada Petra.

“Aku tidak menyarankanmu untuk memaafkan Kalina dengan mudah. Dia butuh diberi pelajaran. Harusnya tanganmu tadi bergerak lebih cepat untuk menamparnya.”

Mereka memilih duduk di luar. Di atas kap mobil milik Kalingga. “Kakak tahu. Mami juga tahu?”

“Heem. Makanya mami juga tidak begitu marah. Cuma mami memang mementingkan kesehatan mental Kalina. Mami tahu apa yang terjadi pada semua anaknya jadi mengertilah jika dia lebih mengutamakan Kalina.”
Rissa menatap ke depan, ke jalan beraspal.

“ Kakak salah. Mami tidak pernah mengerti aku. Aku seolah anak tak kasat mata di depan kalian.”

“Bukan begitu Rissa. Kami tahu kamu bisa mengurus dirimu sendiri dengan baik. Kamu kuat mandiri dan paling rasional sekaligus pintar. Tidak ada yang harus kami khawatirkan dari dirimu.”

Begitulah ia di mata para orang tua dan kakaknya. Padahal Rissa juga punya trauma, pernah kecewa, sakit hati juga. Diam bukan berarti baik-baik saja. Orang yang paling diam dan tidak pernah protes sebenarnya orang yang paling perlu perhatian dan pelukan.

“Kakak tidak mau bertanya bagaimana perasaanku setelah menggantikan Kalina. Bagaimana hubunganku dengan Abi?”

Kalingga si paling tidak peka akan cinta hanya bisa memijit pelipis. Ia malas jika seorang wanita mengutarakan perasaannya dan sikap Rissa mengingatkannya dengan sikap muaknya pada Petra.

“Hubunganmu dengan Abi sebenarnya tidak ada. Dia menganggapmu sebagai Kalina.”

“Tapi waktu yang kami habiskan nyata. Dia menyukaiku dengan sifatku sebagai Carissa. Kita tahu tidak ada pria yang  betah dengan sikap Kalina yang asli,” ujar Rissa menggebu-gebu.

Kalingga melipat tangan di depan dada. Ia jelas meragu dengan pendapat adiknya karena Lingga punya alasan kuat sebagai bantahan.

“Mungkin kamu benar tapi ada hal yang lain yang akan ku sampaikan. Ini tentang Abi. Abimanyu tidak terlalu dikenal di kalangan atas walau dia cucu laki-laki satu-satunya Pak Darsa. Ada yang bilang jika selama ini Abi hidup di luar negeri tapi kenyataannya bukan begitu. Aku dengar dari orang kepercayaanku. Abi sempat tidak diakui bahkan dia hidup sebagai orang suruhan kakeknya sembari kuliah lalu  Darsa menyadari jika tidak punya keturunan lelaki makanya ia mengambil Abi. Abi yang  pintar dengan cepat menjadi favorit kakeknya. Tapi Abi belum puas. Ia ingin dikenal di semua kalangan makanya  mengajukan lamaran pada Kalina. Kalina populer, siapa yang menjadi kekasihnya akan disorot media. Jelasnya Abi butuh Kalina lebih tepatnya profesi Kalina. Abi ingin dikenang sebagai cucu Darsa, cucu kebanggaan yang memiliki pasangan seorang model terkenal. Abi butuh Kalina untuk menutupi semua kekurangannya. Desas-desus yang ku dengar Abi sebenarnya anak dari putra Darsa di luar nikah makanya dulu Abi  disembunyikan. Abi Ingin masuk ke dunia yang Darsa dan kita pijak makanya ia memilih Kalina walau jelas Abi tahu kekurangan saudara kita itu. Dia tidak masalah memiliki istri perempuan glamor serta liar. Singkatnya apa pun akan Abi lakukan demi bisa diterima.”

“Kesimpulannya dia tidak akan mempertahanku jika tahu aku bukan Kalina. Dia berambisi memiliki Kalina untuk tujuan tertentu.” Rissa kaget karena masa lalu Abi yang berusaha ditutup. Pria itu memilih jalan instan padahal Abi begitu manis dan sangat pengertian. Rissa paham bagaimana gilanya seseorang jika berambisi untuk naik ke atas. Ia pernah melihat beberapa orang di sekitarnya mengorbankan segalanya dan ia tak mau mempertaruhkan hatinya sebagai tumbal.

Untuk itu Kalingga mendesah. Ia benci melihat kesedihan di mata sang adik tapi hati Carissa lebih kuat dari yang terlihat. Adiknya bisa bertahan setelah bencana yang Mac buat maka dengan Abi rasanya hanya akan seperti digigit semut. Saat ini mata Rissa berkaca-kaca. Biarkan adiknya menangis sebentar lalu Lingga akan menghiburnya dengan kabar baik lainnya.

“Yah bisa saja kamu jadi pasangan Abi kalau mau selamanya  menjadi Kalina tapi Apa Kalina mau bertukar peran seumur hidup denganmu? Bahkan aku yakin kalau dia tahu perasaanmu pada Abi. Dia akan mencabik-cabiknya.”
Senyum Rissa muncul tapi tangisnya juga meluncur. Bahunya bergetar dan Lingga langsung memberinya pelukan.

“Tak apa menangis. Kamu berhak juga bersedih tapi jangan terlalu lama. Pupuskan perasaanmu pada Abi sebelum itu jadi terlalu dalam.”
Tangis Rissa semakin deras sampai membasahi kemeja biru yang lingga pakai. Ia kira bisa menitipkan hati tapi nyatanya hatinya terlubangi lagi.

“Kamu akan bertemu pria hebat suatu saat nanti. Kali ini kami berhak jatuh cinta, memilih sendiri lelakinya. Papi dan aku sepakat tidak akan menjodohkanmu lagi.”

Kalimat itu tidak menghibur. Kalingga mendorongnya menjauh. Ia dibuat menyingkir setelah tugasnya sebagai pengganti selesai.

“Kalau aku menemukan pria yang ku sukai lalu Kalina juga menyukainya. Apa aku disuruh menyerah dan mengalah?”

“Tidak. Aku akan menjadi garda terdepan untuk membela dan mendukungmu kalau itu sampai terjadi.”

Rissa tersenyum lega lalu merasakan elusan lembut pada suraunya. Mungkin selama ini hanya Lingga yang peduli padanya. Di saat ia merasa terpuruk kakaknya langsung memberikan pelukan dan dukungan penuh.

“Jangan terlalu lama bersedih. Aku ada kabar baik untukmu. Kali ini bakatmu tidak akan sia-sia.” Dahi Rissa berkerut. Bakat yang mana yang tidak akan terlantar. Apa kakaknya akan membukakan toko kue atau mengadakan pameran tunggal.

“Aku menerima tawaran untukmu untuk menjadi tim arkeolog untuk mencari sisa-sisa peninggalan kerajaan Majapahit dan yang paling menggembirakan. Kamu akan satu tim dengan Yudhistira. Senior dan ketua senat favoritmu di kampus dulu.”

Kilau binar mata Rissa langsung muncul. Menjadi tim arkeolog dengan partner Yudhistira. Ini impian semasa kuliah, impian sebelum menikahi si Mac. Yudhistira sangat ia kagumi karena keteguhannya akan ilmu pengetahuan dan keteguhannya akan godaan  Kalina. Pria itu cerdas, sangat berdedikasi dan juga pintar. Yudhistira hanya peduli pada kesuksesan penelitiannya tanpa melihat tubuh dan wajah Kalina yang molek. Pria itu tetap fokus ke tujuan hidup bukan memiliki ambisi di luar jalur. Pria yang Rissa kagumi diam-diam dan satu-satunya pria yang lebih suka berbicara padanya dibanding Kalina.

“Kamu bersedia menerima tawaran ini. Anggap saja sebagai sebuah langkah baru, kehidupan baru.”
Rissa mendesah. Ini seperti memilih di antara karier dan juga cintanya tapi bukannya Abi memilih Kalina? Maka Carissa hanya mengambil kesempatan yang disodorkan padanya.

******

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top