Bab 3

Abi pulang dengan mobil sewaan yang dikendarai oleh Samuel. Ia kelelahan setelah berdiskusi dengan penanam modal seharian penuh, belum lagi ia harus membandingkan kayu mebel desain Italia dengan kayu mebel yang perusahaannya distribusikan. Bisnis sangat ketat bersaing tapi perusahaannya sudah lelah mengirimkan bahan mentah. Abimanyu ingin maju beberapa langkah dan langkahnya akan sulit. Selain banyaknya perijinan di negeri sendiri, ia harus memastikan produknya layak beredar sampai ke Eropa. Jujur saja ia tidak berpikir Kalina mau memakai uangnya untuk apa toh keuntungan yang Abi dapat dari menjadikan Kalina sebagai pasangan lebih banyak dari pada barang yang Abi sodorkan sebagai sogokan.

Lampu pent house depan menyala tapi di dalam lampunya padam. Abi memiliki akses masuk ke Pent House tanpa perlu membangunkan penjaga rumah. Pent house di pesan menuruti gaya mewah hidup Kalina namun semakin ke sini Abi jadi ragu dengan asumsinya sendiri. Benarkah yang semua ia ketahui tentang Kalina adalah kebenaran? Kenyataannya ketika mereka sering mengobrol, Kalina jauh dari kata perempuan dangkal yang hanya cantik di luar.

Saat berjalan menuju kamar. Lampu dapur masih menyala dan Abi mendengar suara sendok berdenting dengan gelas. Ternyata Kalina sedang membuat minuman. Perempuan itu nampak mungil karena kaosnya yang kebesaran.

“Belum tidur?”

Wanita itu langsung terlonjak, sendok aduknya sampai terlepas. “kamu membuatku kaget. Baru pulang? Mau ku buatkan teh sekalian?”

“Kamu bisa membuatnya?”

“Tentu. Kan Cuma segelas teh.”
Abi memilih duduk di kursi meja makan. Ia mengambil sebutir apel lalu memakannya tanpa dikupas.

“ Apa kamu juga lapar?” tanyanya sambil meletakkan secangkir teh hangat di depan Abi.

“Tidak begitu. Aku makan malam terlalu sore hingga butuh pengganjal tambahan. Terima kasih tehnya. Bagaimana harimu? Sudah ke mana saja seharian ini?”

“Hariku menyenangkan. Aku pergi ke tempat yang menakjubkan.”

“Lalu apa saja yang sudah kamu beli?”

“Tidak Ada. Aku hanya jalan-jalan.”
Dahi Abi berkerut dalam. Kalina hanya melihat-lihat tanpa membeli. Sulit dipercaya tapi ia jadi kepikiran sebab belum membuka sama sekali pesan yang Maria kirimkan. Ponselnya yang ada di saku celana ia buka. Alangkah terkejutnya Abi setelah tahu di mana sang tunangan seharian berada.

“Kamu ke Pompeii?”

“Heem.”

“Kenapa ke sana?”

“Tempatnya indah dan sudah dari lama aku ingin ke sana.”

Abi mencoba mengetik cepat, mengirim pesan ke Maria. Mencoba mencari tahu apa yang Kalina lakukan tapi mungkin Maria sedang tidur hingga pesannya tidak dibalas. Abi mengetuk meja. Pergi ke Pompei bukan hal yang aneh tapi tidak untuk sosok Kalina yang Konon suka barang mewah dan fashion yang selalu up to date. Ada yang bilang jika kadang seorang model memang berbeda di panggung dan dunia nyata. Jika dunia nyata Kalina begini. Apa perempuan itu bisa menjadi seorang ibu dan istri yang baik namun terakhir obrolan mereka ketika menyinggung masalah rumah tangga. Kalina mengatakan dengan tegas ia tak mau memiliki anak dalam waktu dekat.

“Sudah berapa kali kamu ke Italia? Ada tempat di Italia yang kamu ingin kunjungi?” tanya Rissa penasaran, pasalnya baru pertama kali dirinya ke Italia.

“Berkali-kali. Aku hampir sudah pernah mengunjungi semua kota-kota besar di Italia, sayangnya Untuk   Pompeii aku melewatkannya tapi aku pernah ke Napoli. Ceritakan apa yang kamu temui di sana?”

Carissa tersenyum cerah, binar indah di matanya menyala. Baru kali ini Abi melihat wanita dengan ekspresi percaya diri dan penuh semangat. “Di sana banyak patung, banyak peninggalan, banyak puing-puing, lukisan dinding dan lantainya indah. Banyak bangunan besar seperti villa dan hotel. Bangunan itu masih bagus walau sebagian sudah rusak akibat letusan gunung.”

“Katanya di Pompeii banyak ditemui lukisan bahkan patung yang tidak senonoh.”Begitulah sudut pandang orang awam mengenai Pompeii.

“Dulu sebagian besar penduduknya menyembah dewa pesta desoinus. Pompeii berada di daratan tinggi. Kemungkinan tempat itu dulunya digunakan sebagai tempat peristirahatan untuk mencari ketenangan dan juga kesenangan. Lalu apa yang kamu lakukan seharian?”
Abi tersenyum lembut, matanya sangat fokus melihat Carissa yang berbicara. “Aku bernegosiasi. Orang-orang di sini mau mendapatkan kayu terbaik dengan harga yang pantas makanya aku mau bekerja sama.” ia kira Kalina akan jadi perempuan egosi yang suka didengarkan tapi tidak suka mendengarkan.

“Apa usahamu lebih konsern tentang masalah kayu atau mebel.”

“Tidak. Banyak bidang tapi aku lebih mengenal kayu dengan baik makanya aku ke sini sendiri untuk bernegosiasi.”

Abi tak bohong. Memang dalam hal perkayuan ia punya masa lalu yang patut dikenang.

“Kenapa kamu tidak tidur di kamarku?

“Apa?” jawabnya kaget. Rissa tetap bersikap rasional. Kalina sering merayu pria wajar Abi berpikir sampai ke sana.

“Tidur di kamarmu. Apa kita pernah membicarakan ini?”

“Tidak secara langsung tapi dari gelagatmu yang sering merayuku. Kamu mau kita berakhir di tempat tidur. Pada saat itu aku tergoda tapi aku termasuk pria konservatif yang tidak mau berhubungan ketika di antara kita belum memiliki ikatan yang jelas.” Ini memang sisi liar saudara kembarnya yang telah banyak diketahui orang. Kalina mendahuluinya dalam apa pun termasuk mendapatkan malam pertama duluan dan selaput dara yang ditembus duluan. Oh jangan lupakan saudara satu rahimnya itu punya pengalaman seks yang patut diberi penghargaan.
Rissa bisa bernafas lega karena di antara mereka harusnya tidak ada hubungan yang terlalu intim tapi ia terlonjak ketika Abi mendekat dan memegang pinggangnya, meletakkan dirinya di atas meja makan.

“Sekarang kita sudah bertunangan, peraturan itu tidak berlaku lagi.”
Rissa benci jika berdekatan dengan Abimanyu. Otaknya yang super logis, melompat ke luar dan melesat ke lantai. Abi bergerak menyamai kecepatan Cahaya. Bibir itu sangat mahir berbicara dan melakukan hal yang membuat Rissa mengerang kepanasan. Jangan salahkan dia yang punya minim sekali pengalaman atas pria. Waktu hidupnya ditentukan dengan sistem perjodohan. Rissa kira pernikahannya akan berakhir bahagia, seperti dongeng sebelum tidur .

Mereka bersilat lidah atau Rissa pikir begitu. Ia tidak pernah menerima French kiss, ciuman menggebu, posesif terlalu dalam dan penuh dengan gairah. Yang didapatkan dari menikahi Max adalah kecupan bibir sekali dan itu disaksikan banyak orang.

Ini ciuman intens yang membaut hati Rissa semakin berat akan rasa bersalah. Pria ini milik Kalina, terikat dengan saudaranya. Karena ingat batasan dan kesadarannya mulai naik, Rissa mendorong bahu Abimanyu yang keras demi menghentikan segalanya berjalan terlalu jauh.

“Kenapa berhenti?” yang ditanya nafasnya seperti sedang dikejar anjing pelacak.

“Kamu kan belum mandi? Sebaiknya kita tidak melakukan hal yang jauh. Kita sama-sama lelah. Aku Cuma takut, kamu akan bangun kesiangan. Besok  masih ada pertemuan bisnis kan?” sanggahan logis yang langsung membuat Abi menggeleng konyol. Ia lupa jika Kalina tipe perempuan super bersih yang tidak akan mau disentuh jika si prianya belum mandi.

“Kamu benar. Besok hariku masih padat.”

Carissa buru-buru turun dari meja. Ia mengantisipasi jika Abi berubah pikiran, lebih baik kan ia kabur duluan.

“Aku mau tidur dan selamat malam.”
Ini hanya basa-basi yang terjadi sesudahnya adalah Carissa tidak bisa tidur semalaman karena saat ia memejamkan mata bayangan tentang ciuman Abi membuat tubuhnya memanas semalaman.

🍁🍁🍁🍁🍁

Kalau mau baca lebih cepat di karya karsa ya. Masih dibuka untuk gratis kok.
Akunny dengan nama Rhea sadewa juga

Jangan lupa vote dan tinggalkan komentarnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top