3

Yamato menggeram dalam tidurnya, pagi-pagi begini, siapa yang menyetel musik dengan volume keras ? Mengganggu tidur indahnya saja.

Oh, kalau di didengarkan lebih jelas, suara musik itu berasal dari rumahnya sendiri, ditambah nyanyian dua orang yang suaranya familiar.

"Taste you Taste you"

"motto misete"

"Melty love Melty kiss"

"motomete mite"

"I don’t know I don’t know "

"unazuku made kaesanai yo"

"AH AH AH AH Leopard eyes !"

Berisik, sungguh, meski sudah menutupi kepalanya dengan bantal, Yamato masih mendengar suara mereka. Suara mereka tidak jelek, bagus malahan, tapi kenapa nyanyi-nya harus pagi-pagi begini ?

Terpaksa, Yamato beranjak dari kasur empuk itu, membawa dirinya keluar kamar dan berjalan menuju dapur tanpa sempat mampir ke kamar mandi untuk cuci muka. Rambutnya yang acak-acakan membuat Yamato makin terlihat seperti ayam. Oh, mungkin versi dewasa dari anak ayam warna-warni yang dijual di pasaran.

"Riku, ayo ganti lagu !"

"Lagu apa, nee-san ?"

"Oplosan !"

Lagi oplosan mengalun di ruang makan itu, Yamato melongo melihat istrinya menyanyi lagu oplosan dengan sendok sayur sebagai mic dan di depan (Name) ada Riku yang ikut berjoget.

Yamato harus menghentikan kehancuran dunia, ia harus menjaga kepolosan dan kesucian Riku ! Jangan sampai tertular ke-sablengan dua kakaknya  !! Segera ia mematikan speaker itu, membuat (Name) menghentikan kegiatannya dan menatap Yamato.

"Kenapa dimatikan ?"

"Jangan dengarkan lagu itu, dengarkan saja lagu cintaku padamu !!"

Adalah kata-kata terakhir Yamato sebelum sebuah panci aluminium bermerk Sophie Paris melayang dan mengenai kepalanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top