Part. 11 - Inevitable Golden Cage

Jangan berharap lebih.
Meskipun ini part klimaks, tapi bukan dalam artian nganu 🤣
Klimaks versiku adalah trigger dalam ceritanya 😛


🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷



“Tetap tidak terhubung. Mereka masih dalam pencarian,” ujar Shin sambil menggelengkan kepala setelah menerima informasi dari pusat komando.

Hyun menarik napas panjang dan mengalihkan tatapan pada Ashley dan Nayla secara bergantian. Mereka sudah berkumpul di rumah Hana, atau ketika mendapat kabar bahwa Hana tidak ada dan Tan yang keluar dari mansion.

Lewat kamera pengawas, tampak Hana dibekap dan ditarik mundur meski sosok Tan tidak terlalu jelas. Tapi suara Hana yang memanggil sudah menjelaskan semuanya. Bahwa Tan pergi dan membawa Hana.

“Aku masih tidak percaya jika kalian sampai lengah dan tidak menyadari kedatangan Tan di sana,” ucap Hyun dengan dingin.

“Aku tidak tahu jika Tan akan keluar dan menuju ke toko itu. Lagipula, aku baru saja selesai menaruh alat pelacak di kamar Hana, dan Nayla masih sibuk di bawah,” balas Ashley ketus.

“Apakah acara masak memasak itu diperlukan?” giliran Shin bertanya dalam nada tidak senang dan melirik Nayla.

Nayla memijat pelan keningnya. “Baiklah. Kami minta maaf karena kami lengah. Perlu diketahui jika adikmu juga adalah pihak Eagle Eye yang memiliki kemampuan untuk memanipulasi. Tidakkah kau lihat bagaimana dia mengecoh kalian dan membiarkannya pergi begitu saja? Jika ingin marah, tujukan pada kalian terlebih dulu karena sudah mengusir dan membuatnya marah!”

“Tapi tidak sampai harus menculik Hana!” balas Shin bersikeras.

“Atau bisa jadi, Tan terpaksa menculik karena tidak menyangka akan berpapasan dengan Hana? Dia membencinya dan tidak mungkin membawanya. Bukankah dia protes saat Hana harus tinggal di mansion?” sahut Ashley sambil menoleh pada si Kembar dan keduanya mengangguk.

Hyeong sangat tidak setuju saat Hana tinggal di sana,” ujar Zayn kemudian.

“See?” lanjut Ashley sambil mengangkat alisnya untuk membalas tatapan dingin Hyun yang semakin menyipit tajam padanya.

“Apakah kalian sudah bisa menghubungi Noel? Sebab, dialah yang melatih Tan dalam hal komputerisasi dan pengendaliam teknologi. Tidak heran jika dia mampu menghapus jejak dan melucuti semua pelacak di kendaraan, juga memutuskan signal yang kita butuhkan,” tanya Hyun sambil menoleh pada Nayla.

“Kakakku tidak bisa dihubungi, tapi aku sudah meninggalkan pesan untuknya,” jawab Nayla dan Hyun langsung mengumpat pelan.

“Bagaimana jika Hyeong menyakiti Hana? Apakah mungkin jika dia benar-benar ingin membunuhnya?” tanya Zac datar.

Zayn meringis pelan. “Kurasa tidak. Bagaimana mungkin dia tega kepada saudarinya sendiri?”

“Aku yakin Hyeongnim tidak akan melakukan hal itu. Entah kenapa aku merasa yakin jika Hyeongnim akan melindunginya,” komentar Jin-Wook kemudian.

“Darimana kau bisa yakin seperti itu?” tanya Zac heran.

Master Kim pernah mengatakan demikian. Jika tidak, mana mungkin dia diutus ke sini? Meski sampai harus menyuruh aku dan kalian untuk mengawasi, hanya supaya dia tidak salah arah. Itu saja,” jawab Jin-Wook.

“Aku juga yakin seperti itu. Bukankah sejak kecil, Tan adalah orang yang sering menemani Hana bermain? Dia sudah seperti kakak favorit Hana,” celetuk Shin sambil menoleh pada Hyun.

Hyun tidak langsung menjawab. Dia terdiam selama beberapa saat dengan ekspresi yang masih datar, tampak memikirkan sesuatu di sana. “Mudah-mudahan tidak ada sesuatu yang terjadi. Bagaimana menurutmu, Jung-Hwa? Apa kau memiliki informasi yang bisa kau beritahukan pada kami?”

Jung-Hwa sedaritadi hanya berdiri di sudut ruang tamu sambil bersandar di dinding dan menyilangkan tangan. Tatapannya menunduk dengan sorot mata tajam dan alis yang berkerut. Tampak tidak menggubris semua perhatian yang sedang tertuju padanya.

“Kuharap kalian benar-benar fokus untuk mencari posisi mereka dan mendapatkannya lebih dulu. Karena jika tidak, maka aku yang akan langsung membunuh Kim Tan tanpa perlu merasa sungkan pada kalian,” ucap Jung-Hwa tanpa ekspresi.

Hening. Semuanya menatap dengan beragam ekspresi. Sampai akhirnya, Jung-Hwa mengangkat wajah untuk memperhatikan semua orang yang ada di sana. Lalu, Ashley mengangkat tangan untuk meminta perhatian.

“Bisa kau jelaskan siapa kau sebenarnya, dan apa benar kau adalah tunangannya?” tanya Ashley dengan alis terangkat setengah.

“Apa itu harus kujawab?” balas Jung-Hwa datar.

“Tentu, karena aku sudah menaruh curiga yang begitu besar padamu dan ingin sekali menusukmu dengan pisau beracunku, meski kau tampan,” sahut Ashley sambil memainkan ujung rambutnya dengan santai.

Hyun langsung mendelik tajam pada Ashley yang sudah tentu diabaikannya. Semuanya masih menunggu jawaban dari Jung-Hwa yang masih terdiam.

“Tante kalian yaitu Kim Hyu-Ra, datang mengunjungiku sekitar 5 tahun yang lalu. Memintaku secara pribadi untuk mengunjungi putrinya di sini,” ujar Jung-Hwa kemudian.

“Kenapa dia bisa mencarimu?” tanya Nayla langsung.

“Karena aku adalah kepala militer yang mengepalai divisi kejahatan federal, dan timku terpilih untuk mengawasi isu terkait kasus perdagangan senjata ilegal dan obat-obat terlarang lewat transaksi underground di Busan. Kurang lebih 5 tahun yang lalu, dia datang padaku. Kupikir hanya sekedar kunjungan, tapi... dia meminta bantuanku dan berusaha memberitahu sebanyak yang dia punya,” jawabnya lugas.

“Memberitahu tentang?” tanya Ashley heran.

“Setelah perampokan yang dilakukan oleh pihak Severus di mansion keluarga kita, Ko-Mo berusaha menebus dosa yang sudah dilakukan mereka dengan memberitahukan kejahatan yang dilakukan oleh suaminya, Ju Ik-Joon, dengan mendatangi Jung-Hwa secara pribadi,” jawab Hyun masam.

Jung-Hwa menganggukkan kepala. “Dia datang dengan ekspresi yang tidak terbaca. Seperti orang yang frustrasi dan memohon agar aku bisa membantunya untuk menolong putrinya.”

“Maksudmu adalah Hana juga dalam bahaya setelah kematian Noona?” tanya Zac kaget. 

“Mrs. Kim mengatakan bahwa Hana diincar oleh suaminya untuk menyembunyikan bukti kejahatannya. Dia berusaha menghalangi suaminya agar tidak menjangkau Hana, tetapi semuanya terlambat. Hana sudah terlanjur ditindaklanjuti oleh ayahnya sendiri,” jawab Jung-Hwa.

Semuanya tertegun, kecuali Hyun dan Shin karena sepertinya mereka sudah mengetahui sesuatu.

“Oleh karena itulah, Hana dibawa ke distrik kecil ini, dengan niat untuk disembunyikan dari jangkauan pihak Severus saat kalian hendak mengeksekusi mereka karena sudah memiliki bukti kuat,” lanjut Jung-Hwa.

“Dan apa yang kau lakukan selama 5 tahun ini tanpa berbuat apa pun? Sibuk menarik perhatian Hana agar mau menikah denganmu?” tanya Nayla sinis. “Kau mengetahui ada yang menjanggal, tapi tidak memberitahu keluarga. Apa-apaan ini?”

“Akulah yang mengetahui posisi Severus dan Ju Ik-Joon satu tahun yang lalu, dan bekerja sama dengan Alfa untuk mengawasi proses eksekusi saat itu. Sebab, aku lebih suka bekerja di balik layar sambil menikmati kopi Starbucks bersamanya,” balas Jung-Hwa santai.

“Jadi, waktu itu kita bekerja keras tapi Alfa dan kau sedang asik menikmati kopi?” celetuk Jin-Wook dengan ekspresi tidak terima.

Shin beranjak berdiri dan menatap Jung-Hwa dengan tajam. “Tanpa mengulur banyak waktu, apa yang kau ketahui soal Hana? Dan dimana data dan akses utama untuk membuka sistim keamanan penyelundupan barang ilegal itu?”

Jung-Hwa hanya menghela napas dan menatap sekelilingnya dengan serius. “Apa yang kalian butuhkan, semuanya ada di sini. Di distrik ini. Hanya saja, kau tidak bisa mendapatkannya, meski kau memiliki kode pemancar itu.”

“Darimana kau tahu akan hal itu?” tanya Hyun heran.

“Dari hasil pengawasanku selama 5 tahun ini, atau saat Mrs. Kim memberitahuku untuk melindungi Hana. Beberapa kali serangan itu selalu terjadi, akan tetapi tidak pernah berhasil karena aku yang menaruh jebakan umtuk menghalangi mereka,” jawab Jung-Hwa.

“Tunggu dulu! Apa maksudmu tentang serangan? Apakah mereka saling sikut menyikut dalam internal mereka sendiri?” tanya Ashley bingung.

“Sejak kakak perempuan kalian terbunuh, pihak Severus berpikir bahwa kalian-lah yang memiliki akses untuk bukti kejahatan yang mereka miliki. Dan hal itu dimanipulasi oleh Ju Ik-Joon dengan menyembunyikan data itu lewat putrinya sendiri,” jawab Jung-Hwa lagi.

“You got to be kidding me,” gumam Ashley sambil menggelengkan kepala dan menatap tidak percaya.

“Jadi, setahun setelah Severus dan Ju Ik-Joon kami tindaklanjuti, maka sisa dari klan mereka masih berusaha untuk mencarinya? Apa mereka tahu posisinya?”

“Sementara belum, tapi akan. Oleh karena itu, kita tidak boleh sampai lengah, atau sampai Hana pergi dari tempat ini,” ujar Jung-Hwa sambil menegakkan tubuhnya.

“Bisakah kau memberitahu secara spesifik, dimana akses itu disembunyikan? Apakah Hana memegang kunci atau tahu mengenai kodenya?” tanya Shin dengan penuh penekanan.

“Bukan karena Hana memegang atau mengetahuinya, tapi karena dia adalah aksesnya,” jawab Jung-Hwa dengan ekspresi dingin.

Semuanya terhenyak dan langsung menoleh pada Hyun untuk menuntut penjelasan.

“Untuk itulah aku menghubunginya agar bertemu denganku malam ini,” ujar Hyun  sambil menatap Jung-Hwa dengan tajam. “Aku yakin kau mengetahui alasan tentang hal itu, bukan? Katakan pada kami, apa maksud dari Hana yang adalah akses untuk mendapatkan informasi itu? Kau tahu jelas jika Eagle Eye akan membantu untuk menyelesaikannya.”

Jung-Hwa menyeringai sinis mendengar ucapan Hyun. “Selama 5 tahun aku mengawasinya, selama itulah aku berusaha untuk mencari tahu dan memiliki pemahaman yang cukup konyol. Meski Mrs. Kim tidak memberitahu tentang Ju Ik-Joon yang memanfaatkan putrinya sendiri dengan jelas karena dia sendiri tidak tahu, tapi aku mendapatkan titik temu dari Hana sendiri.”

“Titik temu dari Hana?” tanya Hyun dengan alis berkerut.

“Setelah kematian kakakmu, dan ketika ayahmu mencari bantuan pada pihak kepolisian, juga Eagle Eye. Di situ, kami berusaha mengumpulkan bukti yang mengarah pada satu tujuan, yaitu Ju Ik-Joon, hanya saja terhalang oleh tidak adanya saksi yang melihat hal itu terjadi, atau saat Shin masih dalam keadaan trauma,” jawab Jung-Hwa sambil menoleh pada Shin dengan seksama. “Begitu Shin bersedia menjalani hypnotherapy, melalui rekaman sesi terapi itu, aku dan Alfa berdiskusi tentang kemungkinan yang akan terjadi, lalu bagaimana cara kerja Ju Ik-Joon untuk mengelabui Severus demi mencari keuntungan lebih.”

“Joel tahu hal ini dan tidak memberi tahu?” celetuk Ashley dengan alis berkerut tidak senang.

“Masih belum pasti,” giliran Jin-Wook mengambil alih jawaban dan semua menatapnya. “Saat kita menyerang tempat persembunyian mereka, aku ditugaskan untuk menyusuri lokasi itu dan ikut dalam proses penyisirannya. Bahwa ada beberapa tabung serum yang disimpan di dalam brankas milik Severus.”

“Serum?” tanya Nayla heran. “Bukankah itu adalah cairan buatan mereka untuk membuat narkoba jenis baru? Mereka sedang uji coba dan itulah yang harus kita dapatkan sebelum sisa klan mereka mendapatkan master serum-nya.”

“Itu memang benar, tapi... ini baru pemahaman dari Alfa saja. Bahwa Ju Ik-Joon sepertinya mengambil master serum dan mencuri master data yang berisi link perdagangan ilegal mereka tanpa disadari olehnya. Kembali lagi dengan keluarga Kim yang menjadi sasaran Severus, seolah kalian-lah yang mengibarkan bendera perang untuk melucuti kejahatan mereka di muka umum,” ucap Jung-Hwa.

“Pemahaman seperti apa yang Joel pikirkan denganmu? Dan bagaimana kau bisa begitu lamban dalam mendapatkan hal itu, sementara kau sudah mengawasinya selama lima tahun ini?” tanya Ashley langsung.

Master data itu adalah sebuah chip sebesar biji sesawi. Sementara master serum adalah senyawa yang dibentuk dari 10 unsur yang disusun lewat reaksi kimia, dan mudah bercampur dengan unsur yang lain seperti air atau darah, lalu menyatu dalam komponen dengan komposisi yang tepat,” jawab Jung-Hwa dengan tatapan menerawang, lalu menghela napas.

“Dengan kata lain, Hana adalah akses untuk mendapatkan semua hal itu...,”

Jung-Hwa mengangguk ketika Hyun bergumam tanpa mampu melanjutkan, sementara Shin sudah mengumpat kasar dengan ekspresi berang. Yang lainnya hanya terdiam dan tampak tidak percaya.

“Bisa tolong perjelas apa yang tidak kupahami di sini? Apa yang dilakukan mereka pada Hana?” tanya Zayn sambil mengangkat tangan.

“Chip master data itu ditanamkan dalam tubuh Hana, dan untuk menyamarkan signal dari chip itu, Ju Ik-Joon menyuntikkan master serum itu ke dalam tubuh Hana untuk berbaur dengan darahnya,” jawab Jung-Hwa dengan suara mengetat, tampak begitu marah saat mengucapkan hal itu. “Meski ini baru pemahaman secara ilmiah dari Alfa, akan tetapi aku menemukan satu teori baru tentang hal itu.”

“Teori baru? Apalagi itu? Apakah Hana akan mati karena dua hal itu tertanam dalam tubuhnya?” tanya Hyun sambil menggertakkan giginya.

“Bahwa apa yang tertanam dalam tubuhnya, memberi aktivasi khusus tentang batasan yang tidak boleh dilampaui olehnya,” jawab Jung-Hwa sambil mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi peta distrik, lalu menaruhnya di atas meja supaya semua bisa melihatnya.

“Aku pernah membawa Hana untuk berjalan-jalan, sekedar mencari hiburan dengan tujuan ke Seoul. Tapi ternyata, beberapa kali aku mencoba, kami tidak bisa mencapai Seoul. Bahkan, untuk bisa mencapai Busan pun, itu sudah membuatnya collapse dan harus mendapat perawatan selama satu minggu di rumah sakit,” lanjut Jung-Hwa sambil mengarahkan telunjuk dari titik distrik Saejang menuju Busan.

Semuanya tertegun dan tampak gusar. Masing-masing sudah gelisah dan cemas sekarang.

“Jika kau dan Joel sudah bisa mendapatkan pemahaman dan teori itu, kenapa tidak melakukan sesuatu? Keluarkan saja chip sialan itu dari tubuhnya!” desis Nayla geram.

Jung-Hwa menggelengkan kepala dengan cepat. “Tidak semudah itu. Kami harus mencari tahu dimana letak chip itu dimasukkan ke dalam tubuh, yang adalah jalur masuknya. Kau tidak bisa sembarang mencari atau mencoba untuk melakukan injeksi, karena sekali saja kau salah, maka Hana akan mati di detik itu juga.”

“Kau bisa bertanya padanya! Atau dengan Ko-Mo Hyu-Ra!” seru Shin kesal.

“Seperti yang tadi kubilang jika Mrs. Kim tidak tahu apa yang dilakukan suaminya pada Hana. Yang dia tahu adalah kondisinya tidak baik dan sengaja menaruh putrinya tinggal di distrik ini, apapun yang terjadi. Sedangkan Hana? Dia sama sekali tidak ingat, tapi sering mengeluh dengan mimpi buruk yang berulang. Kurasa itu adalah ingatannya yang sempat terlupakan,” sahut Jung-Hwa.

“Apakah dia mengalami trauma yang hebat?” tanya Nayla kemudian.

“Tidak. Menurut Alfa, sepertinya setelah dua hal itu ditanamkan dalam tubuh, Hana diberi serum penghilang ingatan tentang kejadian di hari itu,” jawab Jung-Hwa.

“Lalu bagaimana sekarang? Hyeong masih belum bisa dihubungi dan posisi mereka masih tidak diketahui. Apakah... mereka sudah bisa keluar dari perbatasan ini?” tanya Zac sambil menatap yang lainnya dengan seksama.

“Jika Hana-ssi tidak bisa mencapai kota lain, maksudku dia tidak bisa pergi sampai sejauh itu, dengan kata lain, apa yang tertanam dalam tubuh Hana, terkait dengan apa yang ada di distrik ini, bukan?” tanya Jin-Wook tiba-tiba. “Seperti gudang penyimpanan, atau tempat persembunyian yang bisa menjadi bukti kuat terkait kejahatan yang dilakukan mereka. Semua ada di sini, bukan begitu?”

Jung-Hwa mengangguk. “Sepertinya begitu. Pada intinya, Hana tidak bisa meninggalkan distrik ini lebih dari 100 km, atau dia akan mati.”

“Ya Lord, itu berarti distrik ini sudah seperti sangkar emas untuk Hana yang malang. Tidak bisa menghindar atau menjauh, bahkan untuk sekedar keluar dari kota pun tidak bisa,” ucap Zayn dengan nada sedih.

“Kita harus segera mencari Tan dan memberitahukannya! Nayla, hubungi Noel sampai dapat karena kita tidak bisa menunggu!” perintah Shin tegas dan Nayla segera melakukannya.

“Aku akan menelepon Joel untuk memakinya,” ucap Ashley geram.

Jung-Hwa meraih ponselnya yang ada di meja dan menatap Hyun dengan datar. Keduanya saling melempar hunusan tajam seolah sama-sama memberi peringatan.

“Itu adalah adikku, Jung-Hwa,” ucap Hyun tanpa ekspresi.

Jung-Hwa menganggukkan kepala. “Karena itu, segera dapatkan dia. Aku tidak akan tinggal diam, sebab dia sudah membawa lari tunanganku dan mengancam keselamatannya.”

“Dan kau tidak berhak untuk membunuhnya,” balas Hyun sengit.

“Sebagai pimpinan untuk kasus ini, aku diberi otoritas untuk menindaklanjuti siapa pun yang menghambat atau menuai masalah baru,” sahut Jung-Hwa tegas.

“Apa kau benar-benar adalah tunangan Hana-ssi? Sedaritadi, kau berbicara seolah kau hanya pihak berwajib yang dimintai bantuan oleh Mrs. Kim,” tanya Jin-Wook ingin tahu.

Semua menatap Jung-Hwa dan memperhatikan ekspresinya. Tidak memberi reaksi yang berarti, sebab dia tampak biasa saja. Pikirannya membayangkan Hana yang sedang tersenyum sedih dan berusaha keras untuk tetap tegar. Hal itu membuat hatinya terenyuh, sukses memberi sensasi tidak terima jika pria dingin seperti Tan akan menyakitinya.

“Tadinya memang begitu,” jawab Jung-Hwa akhirnya. “Tapi pikiranku berubah. Sebab, aku sudah berjanji pada diri sendiri untuk menjaga dan melindunginya. Kemudian, entah sejak kapan, aku mulai mencintainya dan tidak akan melepasnya.”



🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷


Mudah2an kalian nggak pusing 😂
Keruwetanku semakin menjadi dengan membuat cerita yang makin semrawut 🙈

Mau banget jadi Hana, yang direbutin sama dua cowok hotlist 😢
Ahjussi, sini sini... sama aku aja.
Hana udah dimacem2in sama Tan.
Kalo aku? Masih jadi anak yang baik untuk menunggumu 🤣🤣🤣

Good night, Semuanya.
Borahae 💜💜💜



11.03.2020 (22.10 PM)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top